Kau yang Terlupakan

10 2 0
                                    

3 Maret 2024
Minggu

INI! APA INI?! Aku menemukan, ughh, sesuatu yang kulupakan. Akan kuceritakan bagaimana awal mulanya aku menemukan benda-benda ini, siap? Mulai!

Tadi pagi, aku disuruh untuk berkemas. Bukan karena aku mau pulang kampung, tapi mama tercinta ingin menyumbang sebagian hartanya kepada yang membutuhkan, termasuk pakaian-pakaian lamaku ini. Kemudian aku membongkar seluruh lemariku, dan treng teng teng teng! Kau tau aku menemukan apa? Kotak kenangan? Oh bukan, bukan itu. Aku menemukan sebuah kalung. Kalung itu memiliki liontin. Aku tau bentuk liontin ini, di dalam liontin ini pasti ada sebuah foto yang terpasang, foto orang yang tersayang.

Tapi itulah masalahnya, aku tidak bisa membuka liontin ini, kurasa karena sudah berkarat. Jadi aku pun langsung mencari papa supaya dia bisa membuka liontin ini.

"Pa, lihat! Kyra menemukan kalung kuno!" seruku.

"Kalung kuno?" Papa mengerenyitkan dahi.

"Ini," aku memberikan kalung itu pada papa. "Bisa dibuka gak, Pa? Tadi sudah Kyra coba buka, tapi gak bisa, apa karena berkarat ya?"

Papa terdiam sejenak. "Oh ya, Papa baru ingat sekarang! Ini kalung pemberian teman kecil kamu dulu, masih ingat gak?"

Aku mencoba mengingat-ingat, tapi sayangnya aku tidak ingat. "Enggak ingat."

Dan kemudian, inilah yang kudapat dari cerita ayahku. Nama anak itu adalah Chia, dia lemah lembut, manis, sopan. Begitulah anak sekecil itu menjadi tetanggaku. Saat itu aku berusia yang sama dengannya, sekitar 3 tahunan. Dengan begitu aku dan Chia mudah untuk akrab.

Kalau dipikir-pikir, sepertinya aku sedikit mengingat tentang dirinya. Tapi, masih samar. Jadi, kulanjutkan dulu ceritanya. Saat itu Chia yang manis selalu berada di rumah, dia tidak dperbolehkan bermain keluar. Hingga akulah setiap hari yang bermain ke rumahnya sampai lupa waktu.

Suatu hari, saat aku bermain ke rumahnya, justru aku yang lupa waktu malah pulang lebih cepat dari batas main yang diberikan orang tuaku, walau sering kulanggar. Melihat aku pulang lebih cepat, papa terheran-heran. Kemudian bertanya, "Tumben pulang cepat. Kenapa? Berantam?"

Aku menggeleng. "Chia sakit, jadi Kyra gak boleh main lama-lama sama dia. Kata mamanya, nanti takut tertular. Chia juga butuh istirahat, begitu."

Papa pun hanya mengangguk-angguk dan membesarkan hatiku agar tidak terlalu sedih, dan menyuruhku untuk mendoakan Chia supaya lekas sembuh. Namun, anehnya, semenjak hari itu, Chia jadi lebih sering keluar rumah, entah ke mana dia pergi.

Pernah sekali aku kembali bermain ke rumahnya, lalu aku melihat mama dan papa Chia buru-buru membawa masuk Chia ke dalam mobil. Saat itu, aku hanya bersembunyi di balik ujung dinding yang menghalangi rumahku dengan rumah Chia. Ketika mobil itu keluar dari rumah, aku berdiam diri di sudut rumah Chia.

Setelah mendengarkan cerita dari ayah itu, barulah aku ingat kapan terakhir kali aku berjumpa dengan Chia. Ini adalah salah satu kenangan yang bikin aku menyesal sudah melupakannya.

Di saat aku sudah mulai jarang main ke rumah Chia, tiba-tiba saja Chia lah yang menghampiriku ke rumah. Aku saat itu tentu saja senang, kupikir dia sudah diperbolehkan keluar rumah sekarang. Tapi, ternyata itu salah. Aku mendapati dirinya yang pucat, tapi masih bisa tersenyum manis.

Kemudian dia memberikan kalung liontinnya padaku dengan berkata, "Chia senang hidup di sini. Berjumpa dengan Kyra, membuat Chia bisa bertahan hidup lama. Chia beruntung bertemu Kyra, Kyra menyelamatkan hidup Chia sesaat. Ini hadiah dari Chia, kalau nanti Kyra main ke rumah Chia, Chia nya gak ada, jangan sedih ya! Janji?"

Aku yang masih kecil itu tak mampu mengerti apa yang dia katakan. Pergi ke mana? Kenapa aku tidak boleh sedih kalau dia tidak ada di rumah? Aku hanya menganggap ucapannya angin lalu, dan menerima kalung tersebut dengan bahagia. Liontin itu bisa dibuka, berisikan sebuah foto Chia bersamaku saat sedang bermain. Aku sangat menyukainya.

Keesokan harinya Chia dinyatakan meninggal dunia karena penyakit kanker kantong empedu. Itulah hal yang kulupakan tentangnya. Kenangan singkat dan berharga untuk Chia, tapi sepele untukku. Aku merasa sedih dan bersalah karena telah melupakannya. Maafkan aku Chia. Sebagai gantinya, aku menuliskan tentangmu di sini. Supaya orang-orang tau, kalau kamu adalah teman masa kecilku yang berperan penting di sini.

Salam hangat dan cinta

Kyra

Dari Tantangan jadi TentangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang