Halu!

8 6 0
                                    


"Yahh anjir, mati!" Ucap Gion kesal menatap handphonenya.

Gion nampak bingung dan kesal karena dia belum selesai berbicara dengan Hani. Gion menoleh ke arah Noel dan Arfan.

"Bawa casan ga lu pada" Gion menatap Arfan dan Noel.

"Ada di motor" Jawab Arfan.

"Oh iya!, motor kita gimana?" Tanya Gion tersadar jika motor mereka tertinggal di Senayan City.

"Gini aja, gue sama Arfan sekarang balik kesana, biar urusan gue sama Arfan yang ngurusin motor lu sama Darren, lu disini jagain Darren, nanti gue sama Arfan balik lagi" Saran Noel.

"Nahhh sipp" Gion tersenyum lalu mengacungkan jari jempolnya.

"Ayo Fan" Noel menepuk pundak Arfan.
"Gue tinggal ya" Noel berjalan keluar ruangan bersama Arfan lalu menoleh sedikit ke arah Gion.

"Yaakk, ati-ati lu pada" Jawab Gion menatap punggung mereka yang menjauh.

Gion beralih menatap Darren yang masih pingsan.

"Renn bangun" Gion menggoyangkan tangan Darren.

"Renn"

Kemudian ia mengambil minyak kayu putih di meja samping ranjangnya, lalu dia mengusapkan minyak itu ke lubang hidung Darren.

"Woyy, Renn" Gion menepuk-nepuk pipi Darren.

Darren mengerutkan keningnya, mulutnya meringis sakit. Dia merasakan pusing yang sangat hebat. Darren membuka matanya perlahan.

"Akhirnya bangun juga lu, gue kira dah mati" Tutur Gion lega saat menatap Darren yang sudah sadar.

Darren memijat pelipisnya, pandangannya terasa buram dan berputar.

"Gue kenapa On" Lirihnya

"Pingsan"

"Pusing" Ucap Darren memegang kepalanya.

"Ini di minum" Gion mengambil tablet obat yang ada di samping nya bersama gelas berisi air putih.

Gion membantu Darren bersandar di ranjangnya lalu memberi gelas dan obat itu. Darren meminum obat itu, kemudian dia kembali memijit pelipisnya.

"Pusing banget gila" Darren meringis sakit.

"Tidur aja" Saran Gion.

Darren kembali merebahkan tubuhnya. Matanya berusaha menatap sekitar ruangan yang dia tempati.

"Ini gue dimana?" Tanya Darren.

"Rumah Sakit Purna Medika"

"Gue lama kah pingsannya?" Darren melirik ke arah Gion.

"Lo tadi itu sempet sadar di mobil, sampe sini pingsan lagi, terus sekarang baru sadar"

"Lama ya?"

"Hampir se jam"
"Lumayan lah buat uji nyawa, besok nyoba minum obat penenang anjing coba Ren" Tambah Gion.

"Sialan lu!" Kesal Darren.

"Lagian lu juga yang aneh, asal minum"

"Kesedak bego"

"Heran gue, lu ada aja malapetakanya"

"Stop, gue pusing banget ini!" Darren memejamkan matanya lalu memijat dahinya.
"Jam berapa ini On" Tambahnya.

Gion menatap jam tangannya.

"Jam tiga lebih sepuluh" Jawab Gion.

"Arfan sama Noel dimana"

"Tadi nganter kita terus balik ke Senayan, ngurusin motor kita"

"Pusing gue On, gue tidur bentar ya" Lirih Darren.

DarrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang