Kami sudah ada di taman belakng sekolah, entah berapa banyak taman yang dimiliki sekolah ini, tapi kami paling suka di sini.
"Kau tahu wanita itu, ah mereka benar-benar."
"Hae Ra kau tahu aku sangat membenci mereka, apalagi siapa itu pemimpin mereka yang sangat menggilai Oh Sehun, oh ayolah dia tidak sebaik itu."
"Ji Hyen kau benar, dasar wanita jalang."
"Hsst kalian berdua, tidak enak kalau ada yang mendengar."
"Tapi aku benarkan."
"Tapi ini sekolah."
"Memang kenapa? Kei kau harus tahu ya karena ini sekolah dan bukan club malam, dan juga mereka berdua itu murid di sini kan."
"Ya jadi?"
"Jadi mereka tidak boleh melakukannya di sekolah."
"Jadi menurutmu mereka boleh melakukannya di luar sekolah?"
"Kalau di luar sekolah setidaknya tidak ada siswa yang tidak sengaja melihat."
"Ok aku kalah dalam perdebatan ini."
"Tapi aku bingung kenapa mereka mau saja diperlakukan seperti itu."
"Ji Hyen namanya juga jalang."
"Sudah kalian ini, jangan membahas itu lagi aku jijik mendengarnya."
"Baiklah nona Shin Kei."
"Kalian."
Aku mengacak rambur dua teman yang berada di sampingku, ya aku duduk di tengah daritadi, itu sebabnya aku menjadi korban dari percakapan menjijikkan dua temanku ini.
~~~
Semua lorong sekolah sudah terlihat sepi, entah kemana orang-orang, "Kei" sebuah suara memasuki telingaku, ya Tuhan ku harap itu bukan suara hantu, "Kei" lagi-lagi ok aku harus memberanikan diri melihat ke sumber suara.
Dari kejauhan aku melihat seorang pria berlari ke arahku, tunggu itu Sehun kan. Aku tidak mau berurusan lagi dengan pria itu, oh Tuhan cukup dengan obrolan Ji Hyen dan Hae Ra, kenapa sial sekali aku hari ini. Belum sempat aku berjalan tiba-tiba sebuah tangan sudah menahanku, oh no ini pasti tangan Sehun.
"Kei dengarkan aku dulu."
"Apalagi huh, aku tidak mau berurusan lagi dengan pacarmu itu, sudah jangan ganggu aku."
"Kenapa kau seperti ini huh, karena Yoongi hyung huh?"
Aku terdiam, pria ini benar-benar. "Kenapa huh tidak bisa menjawab?" Sehun sekarang sudah berbisik di telingaku dengan suara yang, ehmm mungkin kalau dia berbisik di telinga para wanita jalang itu maka para wanita itu akan kerasukan, tapi ayolah aku bukan wanita seperti itu.
"Sehun..."
"Kenapa kau minta dilepaskan huh, tidak akan."
"Sehun aku bukan wanita seperti yang kau pikirkan."
"Ya karena aku tahu kau sulit ditaklukkan makannya aku ingin menaklukkanmu."
"Oh Sehun dengarkan aku aku bukan wanita jalang, aku tidak akan memberikan diriku padamu."
Entah setan apa yang merasukinya dia langsung membanting badanku ke tembok, kau tahu rasanya, sebaiknya kalian tidak perlu tahu.
"Kenapa kau begitu keras kepala huh?"
"Aku bujan keras kepala tapi aku ngga mau seorang pria memperlakukanku seperti aeorang jalang."
"Oh jadi begitu, ya aku memperlakukan semua wanita seperti seorang jalang, dan aku tidak pernah kesulitan untuk itu, tapi kamu, huh kau sangat sulit."
"Oh Sehun, sekali lagi aku peringatkan kepadamu, aku bukan seorang jalang seperti mereka."
"Shin Kei kau tahu semakin kau keras kepala kau semakin cantik."
"Sehun."
"Kenapa huh?"
Sehun mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku menghindari dengan tidak melihat ke arahnya, tetapi dia malah tertawa, gila, "kenapa kau takut huh?" Sehun benar-benar butuh dokter jiwa.