DOR!
Sebuah peluru melesat melintas dari sisi kiri telinga Kana, dengan jarak kurang lebih satu centimeter peluru tersebut sudah di pastikan akan melukai putra sulung Petra dan Lia itu.
Langkah Kana terhenti, tubuhnya sempat menegang karena kaget sebelum akhirnya nya kembali biasa saja.
Ia berbalik menatap Vio, Kana mendengus tak suka.
"Cih, kalian berbohong ternyata." celetuk Kana kesal karena ia ingat dengan apa yang Arkan katakan tentang keluarga saat itu.
Vio terdiam di tempat, lebih tepatnya ia sedang bingung dan tengah berusaha mencerna apa yang kata ucapkan tadi.
Tak ingin rasa kesalnya semakin memuncak Kana lebih memilih untuk melanjutkan langkahnya.
Menyadari Kana telah hilang dari pandangan nya Vio menyudahi acara berpikir nya dan segera berjalan menuju lift untuk menyusul Kana.
...
Saat melewati ruang keluarga Kana dapat melihat Teo dengan istrinya datang bersama pasutri lain tak lupa seorang anak perempuan dari pasutri tersebut.
Tak lama kemudian setelah kedatangan Teo disusul oleh kedatangan Dean bersama tiga temannya yang baru saja pulang sekolah.
Kana menatap jam dinding yang baru menunjukkan pukul 12 siang, tapi mengapa mereka sudah pulang?
"Kalian membolos?" tanya Teo akhirnya mewakili isi hati Kana.
"Rapat." jawab Dean singkat, padat dan jelas.
Setelah mendapatkan jawaban dari Dean kini tatapan Teo beralih ke arah Kana.
"Apa yang kau lakukan disini Kana?" Teo menatap tajam keberadaan Kana di ruang keluarga.
Kana tak mengindahkan pertanyaan Teo anak itu justru melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti menuju dapur.
"Kembali ke kamarmu." titah Teo mutlak.
"Aku lapar." balas Kana singkat tanpa menoleh ke belakang. Namun tiba-tiba saja sebuah tangan menahan lengannya.
Kana menoleh untuk melihat siapa pemilik tangan tersebut, sampai akhirnya tatapan nya bertemu dengan tatapan Garvin.
Anak itu menggenggam telapak tangan Garvin berniat untuk melepaskan genggaman tersebut dari lengannya sebelum akhirnya suara seseorang menghentikan niatnya.
"Kak Kana kok kurang ajar sih? Tadi paman Teo nanya malah di jawab pake cara ga sopan." Cila berucap ketus sembari menatap tak suka ke arah Kana. Anak itu adalah putri tunggal dari Raisa adik Lilyana yang memiliki suami bernama Reno
"Cila." tegur Reno pada putri satu-satunya itu yang begitu berani mengatai Kana seperti tadi.
"Udah mas, namanya juga anak-anak. Lagian juga yang di bilang Cila itu bener." sanggah Raisa berusaha membela sang putri.
Kana yang tengah di bicarakan pun menatap geram ke arah babi yang berwujud sebagai anak perempuan berusia 12 tahun itu.
Ini bukanlah pertemuan pertama mereka sebab Kana cukup sering bertemu dengan Cila dan menurut Kana, Cila itu adalah anak yang mempunyai sifat kurang ajar, caper dan tak tahu malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY KANA?
RandomSebelum baca book ini baca dulu book "Sulung." karena ini sequel dari cerita sulung (S2) Anak yang tadinya bebas tanpa kekangan tapi sekarang ia harus terjebak dalam sangkar emas yang di ciptakan oleh keluarga nya. bagaimanakah keseharian Kana setel...