Malam ini terjadi kericuhan di mansion kedua keluarga Raulstam tepat setelah acara makan malam dilaksanakan, penyebab dari kericuhan yang terjadi ialah karena putri tunggal dari pasutri Reno dan Raisa.
Anak tersebut mengamuk karena terus-terusan dipaksa untuk pulang, sedangkan dirinya masih ingin mengganggu ketenangan hidup para pemuda tampan di mansion tersebut.
"Berhenti merengek cila, ayo pulang." Reno mengangkat paksa tubuh putrinya ke dalam gendongannya untuk dibawa pulang.
"Gamau ayah! Cila gamau pulang, lepasin!" Cila, anak itu memberontak di gendongan Reno agar tubuhnya dapat bebas.
Krak!
Bruk!
Tubuh Cila terjatuh ke lantai sesaat setelah ia menggigit kuat lengan ayahnya dengan kuat hingga berdarah.
Tak peduli dengan rasa sakit, anak itu langsung bangkit dan segera menghampiri sofa panjang yang di duduki oleh Garvin dan teman-temannya yang lain.
"Cila! Apa begitu caramu bersikap pada ayahmu?!" tegur Liliyana marah melihat kelakuan Cila yang kurang ajar bahkan sampai melukai ayahnya sendiri.
"Sudahlah kak, Cila masih anak-anak kakak tidak perlu sampai membentaknya seperti itu. Lagi pula mas Reno juga tidak masalah diperlakukan seperti itu oleh Cila." bela Raisa untuk sang putri.
"Lucu sekali ucapanmu itu Raisa." Liliyana terkekeh sinis menatap adiknya yang begitu konyol dalam berucap maupun bertindak.
"Apa yang lu-"
"Papi..." semua orang menoleh kearah sumber suara tidak terkecuali Raisa yang juga ikut menoleh meskipun ucapannya telah dipotong oleh sang pemilik suara.
"Kenapa hm? Ada yang kau inginkan baby?" tanya Teo pada Kana yang hanya di balas gelengan oleh anak itu.
Tiba-tiba saja mata tersebut berkaca-kaca dan mulai mengeluarkan satu tetes bulir bening dari sudut mata tersebut.
Teo mengangkat tubuh Kana yang tengah berbaring pada kasur santai yang terletak di depan TV ke pangkuannya. Melihat kejadian itu Raisa ikut mendekat kearah Teo sedangkan yang lain menyimak dari atas sofa.
"Sayang, kenapa menangis? Beritahu mami apa yang kau inginkan sayang," titah Lilyana dengan suara lembut nya yang mendayu ke dalam telinga.
"Kana mau pulang, mau daddy dan mommy," lirihnya dengan raut wajah sendu di atas pangkuan Teo.
"Besok saja ya? Ini sudah malam sayang, angin malam tidak baik untuk tubuh baby mami ini," bujuk Lilyana sembari mengusap surai lembut Kana yang sedikit berkeringat dengan jari lentiknya.
"Tidak mau, mau sekarang." Kana menggeleng kecil dengan sudut mata yang semakin berair.
"APASIHH?! UDAH GEDE JUGA MANJA BANGET! HERAN!" teriak Cila menggelegar di seluruh penjuru mansion.
Tubuh Kana berjengit kaget di pangkuan Teo, jantungnya berdetak berkali-kali lipat lebih cepat dari biasanya. Teo yang sadar akan hal tersebut segera mencari cara dan mencoba menenangkan Kana.
Sret!
Brukh!
Tubuh Cila terhempas kuat menghantam lantai sesaat setelah Dean yang berada disamping Garvin menarik kuat rambut panjangnya hingga ia terjatuh.
"Berani sekali kau meninggikan suara mu dan berbicara buruk tentang kakakku, kau ingin mati hm?" Dean mencengkeram kuat kedua pipi Cila dengan tangan kanannya.
Sedangkan disisi Cila ia merasa seperti akan dikuliti hidup-hidup melihat tatapan tajam setajam silet yang dilayangkan oleh Dean untuknya.
"Tapi itu memang benar!" marah Cila tetap di hadapan Dean setelah ia berusaha menepis rasa takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY KANA?
RandomSebelum baca book ini baca dulu book "Sulung." karena ini sequel dari cerita sulung (S2) Anak yang tadinya bebas tanpa kekangan tapi sekarang ia harus terjebak dalam sangkar emas yang di ciptakan oleh keluarga nya. bagaimanakah keseharian Kana setel...