"Perlakuan kamu penuh teka-teki, dan payahnya jantungku gak bisa berhenti berdetak kencang."🦋🦋🦋
"Oh jadi Abhiraka tuh dipanggilnya Raka waktu SMP?" Sabil mengangguk-anggukkan kepalanya paham bersamaan dengan Alin dan juga Chantika. Tanpa diduga, adegan pertengkaranku dengan Raka kemarin disaksikan oleh mereka bertiga yang diam-diam membuntuti kami berdua.
"Kita kaget banget pas lihat kamu semarah itu sama Raka, kayak udah ada ikatan batin duluan gitu lho," celoteh Alin sambil tersenyum usil ke arahku.
"Boro-boro ikatan batin, dia aja..." Tiba-tiba aku terdiam dan memilih untuk tidak membicarakan soal Raka lebih jauh. Entah kenapa perasaanku seperti tidak enak saja mengungkit-ungkit soal kisah masa lalu.
"Tapi dari yang gue lihat jujur aja Abi bajingan sih, bisa-bisanya ngelupain cewek yang dia suka sampai kasih surat cinta dan ketika cewek itu suka balik malah disuruh lupain semuanya," kata Chantika dengan nadanya semakin dalam dan serius.
Meskipun aku sendiri juga marah dengan perlakuan Raka terhadap diriku, jauh di lubuk hati yang terdalam ada rasa iba ketika aku menatap kedua mata Raka yang kosong. Kedua matanya menyiratkan rasa kesepian, itu yang aku tangkap selama berbicara dengan Raka.
"Raka selama di kelas gimana?" Akhirnya aku memilih untuk sedikit menggali informasi tentang Raka.
"Dia anak ambis pada umumnya sih, selalu jawab pertanyaan guru dan sering pulang cepet buat ngejar jam les, denger-denger dia juga ngejar kelas IPA unggulan soalnya," jelas Sabil.
"Kalau pertemanannya gimana?" Aku malah semakin penasaran.
"Temen dia gak banyak tapi dia gak tertutup juga, berbaur aja sama temen sekelas cuman setiap jam istirahat dia bakalan ngehabisin waktu buat belajar di kelas atau perpustakaan sendirian," tambah Alin sambil berusaha mengingat-ingat.
"Temen deketnya ada di kelas lain, kalau gak salah X-D deh satu lantai sama kamu, Ayu," Chantika menimpal lagi.
Semakin aku menanyakan soal Raka, semakin terasa bahwa kami benar-benar hanya dua orang asing yang pernah saling jatuh cinta. Meskipun dulu duduk berdampingan pun, aku tidak tahu banyak soal Raka.
Ya wajar sih, dulu aku gak berani ajak ngobrol Raka sama sekali.
"Udahlah, Yu, kamu move on aja dari cowok rese kayak Abi! Jangankan kamu, kita bertiga aja kesel kalau ngomong sama dia soalnya dia judes banget gak pernah santai," cicir Sabil berapi-api.
"Aku sih gak ngajak kamu untuk putus tali silahturahmi sama Abhiraka, tapi daripada kamu semakin sakit hati mending move on aja," nasihat Alin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Those Stupid Butterflies
Ficção Adolescente[Genre : Drama, Teenager, Romance, Friendship] "Falling in love with someone makes you feel pretty and stupid at the same time." Awalnya kutulis nama Abhiraka Belva sebagai pangeran impian yang selalu kudoakan namanya agar menjadi takdirku. Setelah...