Kemarahan 🖤

204 25 2
                                    

Happy Reading
.....

Hari Xiao Zhan tidak mau bergabung di meja makan bersama kedua orang tuanya. Ia lebih memilih menahan laparnya, daripada harus duduk di dekat ibu dan ayahnya. “Ayo, pergi,” kata Xiao Zhan kepada sopirnya yang telah menunggu kedatangannya di halaman rumah.

“Baik, tuan,” jawab sopir Xiao Zhan sambil berlari membukakan pintu untuknya. Setelah Xiao Zhan masuk ke dalam mobil. Ia langsung membuka laptopnya untuk mengerjakan beberapa hal.

Bahkan sebisa mungkin Xiao Zhan akan menyibukkan dirinya untuk melakukan apa pun. Ia tidak mau berdiam diri, seperti patung. Namun karena situasinya sedang tidak baik, beberapa hari ini. Xiao Zhan jadi lebih sering menghabiskan waktunya memikirkan tentang banyak hal yang tidak seharusnya, ia pikirkan.

Sejujurnya.

Semua ini terjadi karena Xiao Zhan selalu membatasi hubungannya dengan orang-orang. Ia juga tidak bisa dekat dengan siapapun, karena Xiao Zhan merasa kalau dirinya tak layak untuk dicintai.

Kisah kelam di masa kecilnya. Memaksa Xiao Zhan menciptakan sebuah pemikiran yang menjerumuskannya jatuh ke dalam ruangan kosong, dan gelap. Sehingga tanpa sadar, ia mulai kehilangan kendali akan dirinya, dan sering melakukan kesalahan. Seperti melampiaskan kemarahannya tanpa rem.

Saat Xiao Zhan sudah merasa ditekan oleh suatu kondisi. Ia akan mengamuk seperti orang gila. Karena itu kedua orang tuanya membatasi hubungan Xiao Zhan di luar rumah.
Tapi masalahnya, kedua orang tua Xiao Zhan tidak menanyakan tentang pendapatnya akan keputusan itu. Sampai akhirnya, hubungan mereka pun berakhir seperti saat ini. Tidak baik, dan sangat buruk.

Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit. Xiao Zhan akhirnya sampai di gedung tempatnya mengajar. Seperti biasa sopirnya akan Xiao Zhan suruh menunggu di luar gedung, karena ia mau berjalan ke restoran milik orang tua salah satu muridnya.

Pagi ini Xiao Zhan belum mengisi perutnya yang sudah mulai keroncongan. Sehingga saat ia sudah masuk ke dalam restoran, Xiao Zhan pun memutuskan untuk memesan makanan yang cukup berat untuk sarapan.

Sesudah mengatakan menu pilihannya, Xiao Zhan berbalik melihat meja mana yang paling nyaman untuknya, duduk. Saat sudah mendapatkan pilihan, Xiao Zhan segera berjalan menuju ke meja dekat jendela kaca. Restoran ini memang di desain seperti itu, jadi ia sangat menyukai suasananya.

Xiao Zhan segera melangkah ke sana dan menarik bangkunya untuk duduk. Lalu di saat bersamaan pintu restoran ini pun kembali terbuka, sehingga Xiao Zhan langsung mengalihkan pandangannya melihat sosok lelaki berbadan bagus, berwajah tampan bergerak menuju ke kasir untuk memesan sesuatu.

“Dia,” kata Xiao Zhan sambil menatap lelaki itu dari tempatnya. Tak selang beberapa menit orang yang tadi Xiao Zhan lirik mulai mendekat ke mejanya untuk menyapa Xiao Zhan.

“Kita bertemu lagi,” sapa Wang Yibo sambil menatap wajah lelaki itu dengan sesama. Sedangkan Xiao Zhan hanya tersenyum canggung menanggapi sapaan sok akrab dari lelaki di hadapannya.

Setelah itu ia tampak berusaha mengabaikan keberadaan Wang Yibo dengan cara melihat ke  ponselnya.  Namun Wang Yibo tak kehilangan akal, ia malah sengaja menarik bangku di depan Xiao Zhan dan bergabung bersama.

“Aku bolehkan duduk di sini?” tanya Wang Yibo sesudah duduk.

Xiao Zhan ingin sekali menjawab tidak. Tetapi, ia masih tahu caranya membalas budi kepada lelaki di depannya. Sehingga ia pun memutuskan untuk mengizinkannya. “Silahkan,” jawab Xiao Zhan sembari melirik Wang Yibo sekilas. Lalu kembali fokus sama kesibukannya.

Wang Yibo menyadari sikap acuh Xiao Zhan. Tetapi, ia sengaja pura-pura tidak tahu untuk bisa melancarkan rencananya mendekati lelaki manis itu. Bahkan demi bisa mendapatkan kesempatan bertemu dengan Xiao Zhan, ia rela bangun pagi. Lalu segera bergegas pergi ke tempat ini, agar bisa segera bertemu dengan Xiao Zhan.

“Apa kau bekerja di sini?” Wang Yibo mulai mencoba mengajak Xiao Zhan berbicara. Namun lelaki itu hanya mengangguk menjawab pertanyaannya.

“Aku pendatang baru di Tianjin.” Lagi-lagi Wang Yibo berusaha mencairkan suasana canggung di antara mereka berdua dengan cara terus memulai pembicaraan, walaupun usahanya tampak sia-sia di hadapan Xiao Zhan. Soalnya, lelaki yang sedang berada di depan mata Wang Yibo ini, lebih memilih mengeluarkan kertas dan pensil dari tasnya.

Setelah itu ia meminta Wang Yibo untuk diam karena Xiao Zhan ingin menggambar kucing liar berwarna hitam yang sedang duduk di luar restoran. Wang Yibo tentu saja menurut, ia benar-benar tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Bahkan saat makanan sudah tersaji di depan mereka berdua. Xiao Zhan masih sibuk bermain dengan pensil dan kertas putihnya. Lelaki itu terlihat begitu fokus melukis kucing liar berwarna hitam di luar restoran.
Sampai-sampai Wang Yibo merasa terhipnotis oleh kecantikan Xiao Zhan. Lelaki itu bahkan akan tersenyum saat melihat kucing yang ingin ia lukis bergerak, lalu ia akan mengomeli kucing itu ketika mengubah posisinya.

Mata Xiao Zhan tampak begitu berbinar saat melakukan hal yang ia sukai. Sehingga tanpa sadar Wang Yibo ikut mengagumi sosok di depannya dengan tatapan dipenuhi rasa takut oleh perasaan yang tak seharusnya ia miliki. “Aku harus ke toilet dulu.”

Wang Yibo mendorong kursinya ke belakang. Lalu ia mulai berjalan menuju ke kamar mandi, tanpa menunggu jawaban dari bibir Xiao Zhan. Wang Yibo pergi karena ia tidak bisa mengendalikan perasaan aneh di dalam hatinya.

Sungguh.

Wang Yibo tidak pernah menyangka kalau lelaki yang baru ia temui beberapa jam itu--- mampu membuatnya merasakan perasaan seperti ini. “Sadarlah, Wang Yibo,” ucapnya sambil menatap pantulan dirinya dari cermin di kamar mandi. Setelah itu Wang Yibo mulai membasuh wajahnya untuk mengurangi pemikiran aneh di dalam hatinya.

Saat sudah selesai Wang Yibo langsung kembali ke mejanya. Namun ada pemandangan aneh yang terjadi di dekat Xiao Zhan. Sehingga Wang Yibo segera bergegas menghampiri lelaki itu untuk menanyakan apa yang sedang terjadi. “Xiao Zhan ada apa?” tanya Wang Yibo sembari melihat seorang lelaki berbadan tegap yang sedang berdiri menatap Xiao Zhan penuh kemarahan.

Xiao Zhan melirik Wang Yibo, lalu ia mulai menjelaskan permasalahan yang sedang terjadi. “Lelaki ini merusak lukisanku,” ucap Xiao Zhan dengan wajah memerah menahan amarahnya.

“Aku tidak sengaja. Bukankah, sudah aku jelaskan, kalau aku tidak melihat kertas itu. Sehingga aku menginjaknya!” Lelaki itu berusaha membela dirinya.

Tetapi Xiao Zhan tidak mau menerima pembelaan itu. Saat ini ia sangat marah melihat kertas lukisannya kotor karena lelaki di depannya. “Kau bilang tidak sengaja! Jangan bicara omong kosong!” seru Xiao Zhan sambil mendorong tubuh lelaki itu dengan tatapan tajam, dan nafas memburu.

Wang Yibo yang melihat hal itu berusaha menarik tangan Xiao Zhan, agar bersembunyi di belakangnya. “Tenanglah,” kata Wang Yibo agak terkejut melihat reaksi Xiao Zhan akan permasalahan sederhana ini.

Namun Xiao Zhan enggan mendengarkan ucapan Wang Yibo. Ia malah berusaha menghempaskan tangan lelaki itu dari lengannya. Sesudah itu Xiao Zhan langsung kembali mengamuk kepada lelaki yang merusak lukisannya.

“Kau harus mengembalikan lukisan itu seperti semula!” Xiao Zhan menyerang tubuh lelaki berbadan besar darinya itu, tanpa rasa takut.

Brakkkkk.

Lelaki yang sedari tadi ia serang langsung memberikan perlawanan dengan cara mendorong tubuh Xiao Zhan ke lantai. Sampai-sampai membuat tangan Xiao Zhan sakit karena salah tumpuan.

Namun sepertinya lelaki yang sudah mendorongnya itu tidak peduli. Soalnya, ia malah berteriak kepada Xiao Zhan. “Kau sudah memancing kemarahanku,” bentak lelaki itu bersiap melangkah maju untuk melayangkan pukulannya. Namun Wang Yibo segera menghalangi lelaki itu mendekati Xiao Zhan.

“Tolong, tenanglah,” mohon Wang Yibo kepada lelaki di depannya.

Lelaki itu menghela nafasnya untuk mengurangi kekesalan di hatinya. Sedangkan pemilik restoran ini segera berlari menghampiri meja mereka berusaha untuk memisahkan perkelahian ini.

Beruntung lelaki itu mau mengalah, dan pergi. Cuman Xiao Zhan sepertinya tidak menyukai keputusan Wang Yibo untuk mengusir lelaki itu pergi.

“Kenapa kau ikut campur!” seru Xiao Zhan sambil menatap mata Wang Yibo penuh kebencian.

“Aku ikut campur karena khawatir akan keadaanmu,” jawab Wang Yibo sembari melihat kondisi Xiao Zhan yang terlihat sangat tidak baik. 

“Aku tidak membutuhkan bantuanmu! Aku bahkan tidak pernah memintanya, tetapi kenapa kau malah ikut campur. Sampai membuat lelaki itu pergi!” Xiao Zhan berteriak memarahi Wang Yibo. Sedangkan Wang Yibo yang sedang dimarahi oleh Xiao Zhan hanya bisa menatap mata lelaki imut itu dengan wajah khawatir dan heran.

“Arghhhhhhh.” Xiao Zhan mulai menjambak rambutnya sambil berteriak melampiaskan seluruh kekesalannya, ketika matanya melihat lukisannya yang kotor karena diinjak oleh lelaki sialan itu.

Wang Yibo yang masih berdiri di depan Xiao Zhan hanya bisa melihat kondisi lelaki itu, tanpa tahu harus mengatakan apa pun. Tetapi Xiao Zhan malah semakin terlihat gelisah, dan tangannya tampak bergetar hebat.

Sekarang Xiao Zhan sudah tidak bisa mengendalikan emosinya. Sehingga ia pun langsung bergerak meraih tasnya bersiap untuk pergi dari restoran. Akan tetapi, karena tangan Xiao Zhan bergetar tasnya pun terjatuh ke lantai.

Melihat hal itu membuat Xiao Zhan tambah emosi. Ia mulai memperlihatkan kemarahannya dengan cara memukul-mukul meja di depannya berulang kali. Xiao Zhan selalu mengeluarkan reaksi seperti ini, setiap kali berhadapan akan kondisi di mana ia tak mampu mengendalikan apa pun, sesuai keinginannya.

Wang Yibo yang melihat semua itu tidak tinggal diam. Ia berusaha menahan Xiao Zhan untuk tidak melakukan tindakan itu. Cuman usahanya gagal, karena Xiao Zhan malah semakin menjadi. Ia bergerak ke arah kursi lalu mengangkatnya, dan membantingnya ke lantai. Xiao Zhan terus merusak apa pun di sekitarnya.

“Hentikan.” Wang Yibo masih berusaha menahan Xiao Zhan. Meskipun ia harus mendapatkan dorongan, ataupun pukulan di tubuhnya. Wang Yibo tetap bertahan untuk menghentikan Xiao Zhan. “Aku bilang hentikan!” seru Wang Yibo sambil menarik tangan Xiao Zhan.

Lalu memeluk erat tubuh itu.
Xiao Zhan sempat memberontak terhadap pelukan Wang Yibo. Tetapi, lelaki itu tetap memeluknya. Walaupun Xiao Zhan terus memukul punggungnya begitu kuat.

“Tenanglah,” kata Wang Yibo kepada Xiao Zhan.

Lalu tak selang beberapa menit Wang Yibo mulai merasakan tubuh Xiao Zhan mulai melemah. Sehingga Wang Yibo segera meminta orang yang berdiri belakangnya memeriksa keadaannya.

TBC 🍁

Cerita ini sudah tersedia versi pdf, info pemesanan silahkan hubungi nomor admin.

0878-8527-7443 . K.akira
0812-8651-7240 . K.Zora
0878-4577-0830 . k.kurosanCL


My Love End With You  || Tamat di PDF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang