SANG MALAIKAT

18 3 0
                                    

     
         -Berbagi itu ngga membuat kita  
          miskin,kalau ga mampu berbagi dengan sesama manusia, maka berbagilah dengan hewan yang ada 
                     disekitar-




    laki-laki bernama lengkap:alvarez kalandra bimantara,terduduk di atas kayu yang basah dan hampir rapuh,maklum saja semalam hujan mengguyur kota bogor dengan deras dan sangat lebat

       ia menuangkan makanan kucing pada sebuah kotak makan yang dialasi oleh tissue.
           di hadapannya,ada seekor kucing liar berwarna putih tengah menunggu dengan sabarnya.

    

         jika bukan manusia,memang siapa yang akan membantu mereka?mereka tidak seperti manusia yang apa-apa serba bisa.

    kita tidak pernah tahu,dia sudah di elus penuh cinta atau belum?dia sudah menahan lapar berapa lama?apakah semalam dia kedinginan? dimana ia tidur?.

      hei?ayolah!mereka hanya meminta sedikit makanan kita,namun terkadang manusia mengusirnya dengan alasan "jijik" padahal jika diperhatikan,makhluk ini sangat menggemaskan.

     
         "makan yang banyak ya mpus?besok datang ke tempat ini lagi,sekaligus ajak teman teman yang lain biar bisa makan bareng-bareng"varez mengelus dan menatap lekat kucing tersebut,makhluk yang tidak semuanya dari mereka hidup dengan nyaman dan aman.

        "Parah banget lo!ngasih makan ga ngajak-ngajak, mau cari pahala sendiri nih ceritanya?!"suara Rakha terdengar melengking dan sangat menyakiti telinga, dan kini atensi seluruh murid yang ada di dekat belakang lapangan menoleh padanya.

        rakha dan kedua temannya datang membawa beberapa kaleng makanan kucing dengan masing-masing membawa dua kaleng.

              "Kangen?nyariin gue mulu,naksir lo ya sama gue?!"pede varez dengan mata yang sengaja ia kedip kedipkan dengan centil

       "bacot alay! pacaran sono lo berdua!dasar homo!"sarkas Dipta, laki-laki itu memang senang membuat varez kesal,dan tentu saja selalu tepat sasaran,buktinya saat ini varez tengah memutar bola matanya dengan malas.

     "Astagfirullah!mulutmu seperti tidak pernah melantunkan ayat suci alquran!"Rakha kemudian memegang dahi dipta,dielusnya perlahan dengan penuh drama dan cinta

          "Ya emang kaga,gue
            belom login Islam!"dipta kemudian menyingkirkan tangan lentik Rakha dari dahinya yang mulus nan tampan.

           "Minimal login lah,suka kok sama yang beda agama?"ledeknya

        "Tai tai tai!"

      "BERISIK!"jevan sejak tadi menundukkan kepalanya kini mengangkat kepalanya dan memandangi teman-teman dengan tatapan siap menelan mereka hidup-hidup.

              "Kenapa dia?"tanya varez dengan bahasa wajah,yang herannya mampu dipahami oleh teman-teman nya.

        "Putus cinta,cewenya udah punya cowo,lagian di bilang juga apa,jangan pernah berharap sama hubungan virtual,yang ada cuma bikin sakit hati"ucap dipta apa adanya,kemudian meminum minuman bermerk "hallo dek"dengan segarnya.

          "Bacot yang beda agama!"kesal jevan,lebih baik virtual dari pada beda keyakinan kan?

           "Yeh! dikasih tau malah ngatain kau sat!"dipta kemudian melirik ke arah Rakha yang tengah asyik meminum minuman yang sama dengannya

           "Mati muda lo,tiap hari minum begituan!"sinis dipta,pasalnya hampir setiap hari Rakha akan meminum minuman itu 3 kali,yang tentu saja diacuhkan oleh rakha,baginya minum minuman seperti ini dapat menenangkan dirinya

PHILOCALIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang