-ada beberapa cerita yang selalu dipeluk hangat oleh pemiliknya, karena tidak ada rumah yang Sudi untuk menerimanya-
Di minggu yang cerah ini,varez bersikeras menemani dan membantu bunda mengurus beberapa pekerjaan rumah,meski sang bunda telah menyuruhnya pergi bermain bersama tiga temannya yang kini ada di warkop mang ujang.
"ngga mauuu bunda,varez mau mau bantu bundaa,tenang aja,nanti varez bisa main kok,tadi varez kabarin temen temen buat Dateng ke rumah sekalian ngerjain tugas."ia memegang tangan bundanya dengan lembut, berharap bundanya akan mengizinkannya membantu
"Huft.....iya-iya,sana jemurin baju,kalau sudah cape sudah ya!."teriak Ratna sebab varez sudah berlari ke belakang,putranya ini memang sangat keras kepala,sama seperti ayahnya.
"manalah ku tau datang Hari ini? hari dimana ku melihat dia, yang tak aku bidik,yang tak aku cari, duga benih patah hati lagi."lirik-lirik lagu berjudul "interaksi" karya tulus ia nyanyikan untuk menemani aktifitasnya
"Anak bunda lagi jatuh cinta sama siapa nih?"ledek bundanya yang datang dengan 2 sprei
"Hahahaha ngga ada kok Bun,cuma seneng aja sama lagu nya."varez tersenyum hingga memperlihatkan deretan gigi rapih nan putih miliknya
"Masa iya anak bunda ngga pernah suka sama cewe?."penasaran bundanya yang duduk di tempat sebelah varez
"Ngapain?ngga penting juga,mending ngurusin bunda dan kejar prestasinya sampai dapet dan puas"
"Varez,......maaf ya sayang,bunda selalu ngerepotin kamu?."air mata Ratna mulai turun membasahi wajah ayu nan manis miliknya
Varez berjongkok dihadapan bundanya, menggenggam jari jemari hangat sang bunda,kemudian menghapus air mata sang bunda dengan lembut.
"Varez ngga pernah merasa terbebani atau merasa direpotkan sama bunda bun,karena varez tau,yang varez lakuin ini ngga ada setengahnya dari apa yang bunda perjuangkan untuk varez tetap bertahan di dunia sampai saat ini."varez masih setia mengusap jemari bundanya,tangan satunya ia gunakan untuk mengelus pundak rapuh milik bundanya dengan penuh lembut
"Varez,....janji ya sayang,selalu bertahan untuk bunda?janji ngga pernah pergi dari bunda apapun yang terjadi?."sang bunda kemudian mengajak varez duduk disampingnya
"Pasti bunda,memangnya kenapa?."varez tentu penasaran,pasalnya bukan sekali dua kali bundanya berucap demikian,seolah usia varez memang tinggal sedikit,namun ia tidak tau
"Gapapa,masuk yuk,katanya temenmu mau pada dateng?nanti bunda masakin dulu."bundanya kemudian tersenyum dan meninggalkan varez yang masih bingung
Lagi,lagi,dan lagi.
Bundanya seolah menutupi sesuatu, bundanya seolah menyembunyikan sesuatu yang tidak seharusnya ia ketahui••••••••••
"Ini tuh diitung dulu,terus dikali,baru dijumlah,gimana sih lo!."ucap Dipta dengan ngegas dan air mancur dari mulutnya
"Ya engga lah!ini di kali dulu, baru diitung,terus dibagi!."varez yang diajak berdebat pun masih kekeuh dengan jawabannya
"Untung saya ditengah,karena dua orang disebelah saya,sudah penuh amarah!."Rakha kemudian bernyanyi demikian setelah pusing mendengarkan dua manusia super pinter berdebat
Sungguh,jika dipta dan varez disatukan,maka terjadilah perdebatan tujuh hari tujuh malam yang sangat memusingkan dan menyebalkan,sangat menyiksa dirinya dan jevan yang jauh dari kata pintar
"Lo berdua liat dulu itu soalnya,yang ditanya cuma rumus pea,goblok banget jadi orang"jevan kemudian menunjukkan soal nomor 17,dan yups!benar sekali,disitu hanya disuruh untuk menulis rumus,bukan menjumlahkan,mereka berdua malah mengerjakan nomor 20

KAMU SEDANG MEMBACA
PHILOCALIST
Novela Juvenil"jangan jatuh cinta di kota Bogor, karena kamu akan dibuat menangis sederas hujan yang membasahi para hati rapuh yang tinggal di kota itu" Alvarez kalandra Bimantara, laki-laki yang menjunjung tinggi adab dan etika,seorang pemuda yang hidup ab...