***
"MWOO ANDWAEEE."
"Hey jangan berteriak."Jaeyun dengan sekuat tenaga kemudian mendorong Sunghoon menjauh dari dirinya.
"Hey park Sunghoon asal kau tau ya aku tidak mau menjadi pelayanmu, enak saja Aku di sini untuk mencari ilmu bukan menjadi pelayanmu." sungut Jaeyun kesal.
"Yasudah kalau kau tidak mau jadi pelayanku, maka serahkan bibirmu untuk ku cium."
"Dasar pria mesum sialan." Jaeyun kemudian berbalik berniat keluar dari toilet itu namun, Sunghoon kembali menarik tangannya dan menghimpitnya di dinding."Sunghoon." suara Jaeyun mengecil dipandangnya Sunghoon yang kini menatapnya dengan tatapan yang begitu menyeramkan.
"Aku ingin bibirmu."
"Huh? tidak boleh."
"Jaeyun, Aku ingin bibirmu."
"Sunghoon Aku bilang tidak boleh."
"Hey Ak.."Sebelum Sunghoon melanjutkan ucapannya, pintu toilet dibuka dengan tiba-tiba, pandangan keduanya sontak memandang ke arah sosok yang berdiri di depan pintu itu.
"Heeseung.." ucap Jaeyun.
"Jangan berbuat mesum di sini." ujar Heeseung sembari memandang mereka dengan tatapan datar, kemudian berlalu masuk kedalam salah satu bilik toilet.
Keadaan menjadi canggung, entah kenapa Jaeyun merasa atmosfer di sekitarnya menjadi dingin, karena tak ingin berlama-lama Jaeyun kemudian mendorong Sunghoon dan berlari keluar dari toilet, meninggalkan Sunghoon sendiri di sana.
🧸
Setelah berhasil terlepas dari Sunghoon, Jaeyun kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam kelasnya namun baru saja dirinya berdiri di ambang pintu, tatapan mengintimidasi dari teman sekelasnya menghujam seakan mereka tak ingin akan kehadirannya.
Mencoba abai, Jaeyun kemudian melangkah masuk dan duduk di bangkunya mengambil buku dan mencoba untuk sibuk. Tak lama kemudian seseorang duduk disampingnya Jaeyun menoleh ternyata itu teman sebangkunya, Lee Heeseung.
"Heeseung." Cicit Jaeyun.
"Menjijikkan."
"Huh?"Jaeyun kini pandang Heeseung dengan tatapan tak percaya, barusan Heeseung memakinya bukan?. Selama ini teman sekelas Jaeyun Memang tidak menyukainya alasannya sederhana karena Jaeyun sebatang kara, tak ada yang mau berteman dengan anak yatim piatu bukan? Namun Heeseung berbeda ketika dirinya dipandang rendah oleh teman sekelasnya yang lain, hanya Heeseung saja yang tidak menatapnya seperti itu. Tapi sekarang kata yang sering Jaeyun dengar dari orang lain kini keluar dari mulut Heeseung, pria yang diam-diam Jaeyun sukai itu.
Hati Jaeyun sakit.
Seharusnya sedari awal Jaeyun sadar, bukan karena Heeseung berbeda, dirinya dengan lancang malah menyukai pria itu. Saat ini Jaeyun ingin sekali pulang kerumahnya dan menangis.
****
Kring...
Bel pulang sudah berbunyi, dengan cepat Jaeyun bereskan mejanya dan berlalu pergi, dirinya ingin segera sampai ke rumah. Setelah melewati gerbang sekolah dirinya kembali menghela nafas, karena kehadiran seorang yang tak pernah Jaeyun harapkan.
"Ayo, aku akan mengantarmu pulang."
"Sunghoon sejujurnya aku ingin bertanya? Kita bukan teman ataupun kenalan karena kita baru bertemu hari ini, tapi kenapa kau selalu menggangguku?" tanya Jaeyun frustasi.
"Hmm, alasannya simpel kenapa aku terus mengganggumu, karena aku menyukaimu."
"Cih kita saja baru bertemu."
"Aku jatuh hatimu padamu dalam pandangan pertama, kau lucu, imut, pendek dan cantik, tipeku sekali." Jaeyun dibuat melongo, lihatlah wajah tanpa dosa itu, tersenyum lebar setelah mengatakan hal tersebut tidak taukah pipinya sekarang sedang panas."Kan, lihatlah pipi si cantik memerah, lucunya."
"SUNGHOON." Kesal Jaeyun, lihatlah Sunghoon malah tertawa sekarang, Jaeyun akui Sunghoon sangat tampan saat tertawa. "Aku mau pulang saja."
"Aku antar."Tanpa menunggu Sunghoon segera menarik tangan Jaeyun menuju halte bus.
"Apa ini baru saja aku melihat Sunghoon tertawa."
"Aku juga tidak percaya Sunghoon tertawa dengan begitu lebarnya, mana raut dingin dan datarnya?"
"Jay menurutmu siapa pria itu." tanya Niki sembari menunjuk pria pendek di samping Sunghoon.
"Jus alpukat." jawab Jay
"Hah?"🧸
Sunghoon dan Jaeyun kini sudah berada di dalam bus, karena banyaknya penumpang membuat keduanya harus berdiri menopang pada pegangan di bus, posisi keduanya saling berhadapan, Jaeyun kemudian mendongak berniat melihat Sunghoon namun ternyata Sunghoon juga menunduk menatapnya. Kedua mata mereka bertemu tanpa sadar tangan Jaeyun terangkat menyentuh mata Sunghoon, satu kata terlintas dalam benak Jaeyun "indah" mata Sunghoon sungguh indah.
Tidak tau saja berkat perlakuan itu Sunghoon terdiam dengan tatapan semakin lekat pada Jaeyun, tanpa sadar telinganya juga memerah, berdehem kemudian memalingkan wajahnya kemana pun agar Jaeyun tak melihat dirinya yang tengah salah tingkah, hal itu mendapat tatapan aneh dari Jaeyun.
"Hey, tunggu kenapa telinga mu memerah?." ujar Jaeyun sembari memegang telinga Sunghoon, karena tak tahan Sunghoon kemudian menarik pinggang Jaeyun, yang sontak membuat Jaeyun membelalakkan matanya, mata bulat itu terlihat begitu menggemaskan.
"Kau menggodaku ya?"
"Huh apa maksudmu?" tanya Jaeyun bingung sembari mendongak menatap Sunghoon dengan mata bulatnya. "Uhhh lucunya.." batin Sunghoon berteriak. Tak mau menunggu lama Sunghoon kemudian menunduk dan mengigit pipi chubby Jaeyun, bertepatan dengan itu bus kemudian berhenti, Sunghoon lalu tersenyum dan menarik tangan Jaeyun yang masih terdiam memegang pipinya.Keduanya kemudian berjalan ke arah rumah Jaeyun, setelah sampai di depan rumah kecil yang asri Jaeyun kemudian membalikan tubuhnya menghadap Sunghoon, "Terimakasih sudah mengantarku, walaupun aku tidak mau."
"Sama-sama cantik"
"Yasudah, pulanglah."
"Hmm, kau masuklah lebih dulu"
Ucap Sunghoon, Jaeyun kemudian membuka pagar kecil dan berlalu menuju pintu rumahnya, sebelum tangannya memegang handle pintu suara Sunghoon terdengar di sana."Jaeyun aku jatuh cinta padamu.
Sampai jumpa besok." Sunghoon tersenyum kemudian berlalu dari sana, meninggalkan Jaeyun yang terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry And Cigarettes || Sungjake
Short StoryPahit manisnya kisah kita seperti Stroberi dan Rokok