Malam ini cukup sunyi di Kota Adeladie, mungkin karna turun hujan. Mark tengah menepi di sebuah toko bunga yang sudah tutup. Ia baru saja pulang bekerja dan sepertinya yeosang telah memiliki kekasih. Sehingga ia harus pulang sendirian sekarang. Mark menatap awan gelap lalu tersenyum "Aku juga kan pengen punya pacar" Mungkin itu harapan yang bakal ia ucapkan pas ulang tahun yang ke 23 nya nanti.
Mark mulai suntuk sekarang, apalagi hujan seperti tak mengizinkannya pulang cepat.
"Apa hujan tau? Kalo dirumah nanti aku bakal dipukul lagi" Lirih mark dengan hembusan nafas yang kasar. Pikirannya kembali, andai saja dia punya pacar mungkin mereka bisa tinggal bersama. Lelaki leo itu menggelengkan kepalanya cepat "Ah tidak mungkin. Lagian siapa yang mau, aku kan punya penyakit yang menjijikkan" Mark menyendukan kata menjijikkannya dan mulai mengelus perut rata miliknya itu dengan lembut. Senyum pun terpatri disudut bibir mark "Tapi ini akan usai kan?".Beberapa menit telah berlalu dan sepertinya hujan sudah mulai agak reda. Tapi sekarang mark yang enggan untuk pulang. Ia mendesah frustasi karna dirinya sendiri "Ahhh kenapa aku jadi denial seperti ini sih?" Monolognya yang sudah seperti makanan sehari-hari seorang mark lee.
Pria manis itu mulai membuka ponselnya dan ternyata ada banyak pesan dari dokter jo?. Iya, mark selalu memode silent kan ponselnya. Ia mulai membaca satu persatu bubble pesan itu dengan serius "Dokter jo mau bertemu denganku dan apa ini maksudnya? Kenapa beliau meminta maaf?" Banyak pertanyaan yang membuat otaknya ingin meledak sekarang. Tapi mark langsung mengirimkan lokasinya saat ini untuk dijemput dokter jo.
"Ini sudah larut dan aku tak ingin di pukuli ayah".Ayahnya memang suka memukuli mark dari ia kecil karna penyakit ini. Bahkan sekarang makin parah pukulannya sejak lelaki tua itu selalu melihat mark pulang bareng yeosang dan terlihat sangat akrab. Karna itulah dokter jo harapan terakhirnya agar ia tak merasakan lagi pukulan sang ayah, juga bisa merasakan kasih sayang dari ibu tentunya. Mark tak sabar menantikan itu semua.
Dengan senyum termanis nya mark menyambut kedatangan mobil dokter jo. Tapi sepertinya itu bukan dokter jo. Pria itu sangat tampan nan gagah, bahkan sekarang dia membawa payung dan langsung memayungi mark.
"Masuk!" Titahnya tiba-tiba yang membuat mata bulat mark semakin membulat.Jeno mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan ia memperlihatkan lencana polisi miliknya.
"Aku polisi dan dokter jo menyuruhku untuk menjemputmu" Dingin sekali nada bicara pria ini, pikir mark dalam hati. Mereka terdiam setelahnya dan saling pandang. Jeno biasa saja bahkan terkesan malas-malasan saat melihat mark. Berbeda terbalik dengan mark yang entah mengapa dia malah berharap banyak pada polisi ini, sangat aneh apalagi mereka baru saja bertemu.
"Kau membuang waktuku" Kesalnya dan langsung meninggalkan mark begitu saja, jeno masuk duluan bersama payungnya dan mark menyusul kehujanan.Mark duduk di kursi belakang dan jeno sudah menatapnya tajam.
"Apa aku terlihat seperti supir pribadimu?" Pria ini sangat menyeramkan, mark sampai menelan ludahnya.
"Turun!" Benar saja, lelaki manis itu langsung turun tapi tak masuk lagi. Jeno menurunkan kaca mobil depannya.
"Kenapa kau tidak masuk?!" Mark cuman mengedipkan matanya polos "Karna pak polisi menyuruh saya keluar tadi" Benar-benar jeno bisa gila sekarang.
Pria taurus ini pun sangat emosi dan membunyikan klakson mobil begitu keras hingga membuat mark kaget setengah mati "MASUK!". Dengan terburu-buru mark membuka pintu mobil jeno lalu duduk disebelahnya tanpa berkata apapun lagi.Selama diperjalanan tak ada percakapan sedikitpun. Mark benar-benar takut meskipun pria ini seorang polisi. Tak sadar air matanya menetes dan ia langsung menunduk kearah kaca mobil dengan tubuh yang meringkuk. Jeno meliriknya lalu memasang ekspresi jijik dan kembali fokus menyetir. Dia tak peduli meskipun mark tengah mengandung anaknya. Toh dia juga belum tentu hamil kan. Jeno berharap penelitian dokter gila itu gagal.
.
Jeno berjalan lebih dulu didepan mark dan lelaki manis itu berusaha untuk menghapus air matanya yang tak mau berhenti. Aneh sekali, padahal ia selalu dipukuli ayahnya dan tidak menangis tapi sekarang malah begini. Jeno sedikit melirik mark hingga langkahnya pun terhenti dan mark menubruk punggungnya.
"Ck menyusahkan saja, berhentilah menangis!" Dengan spontan mark langsung menurunkan kedua tangannya. Jeno membalikan tubuhnya lalu mengangkat dagu mark. Wajah mark yang memerah dengan air mata mengalir indah membuat little nono nya terbangun?. Jeno menjepit kedua pipi tembem mark dan mulai mengelus bibir semerah ceri itu. Pikirannya mulai tak beres, jeno membayangkan miliknya sedang dijilat dan diemut bagaikan permen oleh lelaki manis ini.
"Apa kalian tak akan masuk?" Interupsi dokter jo yang langsung membuat jeno tersadar lalu menjauhkan lengannya dari wajah mark. Mark yang melihat pria itu jalan duluan langsung memanyunkan bibirnya "Maksudnya apa? Emang aku laki-laki apaan".Sekarang keduanya duduk lagi bersebelahan dan dokter jo tersenyum kearah mereka.
"Bagaimana keadaan terakhirmu mark, apa kau merasa mual-mual?" Mark melirik jeno lalu dokter jo, oh ayolah kesannya dia sekarang telah menghamili lelaki leo ini padahal menyentuhnya saja belum. Jeno mengusap wajahnya kasar dan menatap mark yang tengah berbicara.
"Mual ada mungkin itu karna asam lambung dok, tapi sekarang lebih ngerasa gampang cape dan mood yang suka berubah-ubah kayak sekarang" Dokter jo mulai menulis penjelasan dari mark sambil menganggukkan kepalanya.
"Makan juga jadi sedikit dan aku jadi membenci kimchi padahal bulan lalu aku masih cinta kimchi" Lirih mark yang membuat jeno melebarkan matanya.
"Apa kau bilang? Kimchi?" Mark mengangguk dan itu semakin membuat jeno panik."Kau ini bagaimana jeno, giliran mark menyebut tak suka kimchi malah kagetnya setengah mampus" Jeno menatap tajam dokter jo, andai saja orang ini bukan kaka iparnya. Mungkin dia sudah menjadi bangkai sekarang. Mark menatap jeno lalu menggeser kursinya sedikit menjauh. Alhasil, jeno yang beralih menatapnya tajam. Sungguh mark bersumpah dia lebih memilih dipukul ayahnya saja malam ini daripada ditatap seperti ingin dibunuh oleh jeno.
"Mark berdirilah aku akan memeriksa mu sekarang" Titah dokter jo yang langsung dituruti mark. Selama mark di periksa mata elang milik jeno terus saja menatapnya.Bahkan mark yang sudah kembali duduk pun masih saja ditatap, ia benar-benar tak nyaman sekarang. Dokter jo pun tersenyum dan mark ikut tersenyum "Apa rahimnya sudah menghilang dokter?". Jeno menatap bingung kedua orang tersebut, maksudnya apa-apaan ini. Sebagai seorang agen rahasia dia merasa gagal karna tak bisa membaca bahasa tubuh mark. Bahkan jeno mengira dia melakukan semua ini demi uang.
"Iya dan sekarang diganti dua janin" Ucap dokter jo dengan santai."JANIN?"
"DUA??"Kedua insan itu benar-benar shock berat sekarang. Mark yang sibuk dengan pikiran tentang janin dan jeno yang akan memiliki anak kembar.
"Sepertinya kalian harus tinggal bersama mulai saat ini" Jeno dan mark saling bertatapan.Tbc...
Pemandangan sedikit dari Kota Adeladie, tempat makeu dijemput nono😚.
Jangan lupa vote+komen ya makasi juga udah mampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accept Me [NoMark]
Fanfiction[M-preg] Intinya disini mark nya geer banget. Semi M 🔞 BxB Jeno! Top Mark! Sub yuejithic Maret 06, 2024.