Panggung Lapangan Basket

206 18 8
                                    

Selepas apel peringatan hari pahlawan di SMA Taruna Bangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selepas apel peringatan hari pahlawan di SMA Taruna Bangsa. Para murid diberi pertunjukan gratis yang menegangkan oleh ekstrakurikuler paling digemari seantero jagat.

Sanggar Emas. Dimana setiap anggotanya adalah orang-orang spesial yang mempunyai watak yang beraneka ragam. Mereka terhimpun dalam satu seragam kebanggaan, kemeja berwana hitam. Di bagian dada tepatnya, terdapat simbol bulan dan bintang berwarna emas yang dikelilingi lingkaran berwarna hitam. Logo ekstrakurikuler yang sudah terkenal sampai ke luar negeri. Sebab begitu seringnya ekstrakulikuler ini mengikutsertakan anggotanya dalam lomba-lomba serupa drama.

"Tumenggung Jalil, sang Panglima perang terlupakan dalam perang banjar. Beliau memimpin pasukan dalam penyerbuan melawan Belanda. Bergabung dengan kekuatan Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari mempertahankan wilayah Raha-Amuntai. Kematian yang sadis mengiris sejarah hidupnya, bagian tubuh yang dibantai dan dipisahkan sejauh eropa dan asia, hingga makam yang tidak jelas dimana faktanya. Membuatnya terlupakan. Tapi di Balangan masih terkenang beliau sebagai pahlawan Kalimantan."

Dayang membacakan teks drama kolosal dalam selembar kertas. Perempuan dengan tubuh tambun itu adalah Kakak tingkat mereka di kelas 12. Karena tidak memerankan siapa-siapa. Yuli memilih menjadi dayang yang membacakan keseluruhan cerita di samping panggung. Tidak terlihat oleh seluruh murid, namun suara merdunya yang berkarisma mampu membuat fokus seluruh mata di sini menjadi bertambah.

Adegan dimulai menampilkan kegiatan pasar tradisional dimana pemainnya saling berinteraksi. Rima sebagai salah satu penjual membawa tas dari anyaman rotan. Ada beberapa pemain yang berperan sebagai anak kecil yang bermain lompat tali. Semua terlihat damai dan Fari menatapnya dengan penuh kasih. Rakyatnya harus bebas dari jeratan penjajah.

Namun seketika semua orang berlarian. Berhamburan tak tentu arah. Pasar itu lekas bubar lantaran tamu tak diundang mulai mengacaukan seisi pasar dengan tembakan liar.

Lelaki dengan kaos biru dan celana hitam itu bertekuk lutut di tengah lapangan basket. Perannya adalah panglima perang dalam drama kolosal yang terinspirasi dari kisah kuno kerajaan Banjar- Kalimantan. Namun keseluruhan adegan naskah adalah kerja keras improvisasi dari tim sanggar emas. Sebuah ekstrakurikuler yang telah ia ikuti dari kelas sepuluh.

Suara tembakan dari senapan angin milik prajurit belanda terdengar mengudara dari soundsystem yang tersambung pada loudspeaker besar di sudut lapangan. Fari merunduk.

"Lindungi pangeran!"

Beberapa anak buahnya bergegas membentuk pagar orang melindunginya dari sergapan prajurit tangan besi.

Sandi melotot dengan senyum seringaian. Menatap murka pada segerombolan pribumi yang dengan bodohnya terus-menerus melindungi panglimanya dengan bertaruh nyawa. Satu persatu tembakan tertuju kepada dada, kepala, dan perut. Satu persatu orang-orang yang membentuk benteng itu jatuh terkulai membentur lantai lapangan basket yang berdebu.

Sanggar EmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang