Brak
Prang
Suara hempasan dan pecahan barang memenuhi kamar.
Suara itu berasal dari kamar Lan Xinchen dan sang istri, entah kenapa dua bulan terkahir suami Wei Wuxian itu selalu saja emosi dan murah marah pada sang istri. Bahkan hal kecilpun di besar-besarkan olehnya, seperti saat ini, sang dominan marah hanya karna istri kecilnya itu menumpahkan kopi pada kemeja putihnya " apa kau tak tau aku sedang terburu-buru, kenapa kau ceroboh sekali Wei Wuxian!!" Makinya berserta bentakan.
Wuxian hanya bisa menunduk dengan perasaan sedih "ma- maaf ge aku tak sengaja hiks" lirihnya diiringi isakan.
"Menagis!!! Hanya menangis yang kau tau, sebenarnya apa yang kau bisa hah, jangan hanya bisa menangis, dasar tak berguna cih" ucap Xinchen dengan teganya, kemudian ia segera mengabil kemeja baru untuk segera ke kantor, setelah selesai bersiap ia pergi begitu saja tanpa mengacuhkan sang istri.
Wei Wuxian yang ditinggalkan hanya menangis meratapi nasibnya, kenapa suaminya berubah, apa ia sudah tak menarik lagi, apa semua Lan memang brengsek dan biadab.
"Apa salahku ge hiks hiks, kenapa kau berubah sekarang, dimana letak kesalahannya ge hiks hiks"Tangisannya berhenti saat sepasang kaki berhenti di hadapannya, ia tau itu milik siapa, orang itulah salah satu penyebab kehancuran yang ia rasakan, iparnya yang biadab, apa semua ini ulah pria bajingan ini, ia memilih abai hingga sebuah pelukan ia rasakan "kau tak perlu bersedih Weiying, masih ada aku yang selalu disisimu" ucapnya dengan enteng.
"Jangan bersedih? Hiks bukankah kau salah satu penyebab kesedihanku Wangji, kau juga bagian dari mengalirnya air mataku, lalu kenapa sekarang kau bersikap hiks seolah kau menyayangiku biadab, KENAPA!!!!! MENJAUH DARIKU BAJINGAN!!!" Uajrnya marah, mencoba mendorong adik iparnya itu agar menjauh, namun tenaganya kalah jauh dari pria dominan yang memeluknya itu.
Wangji berdiri dan melangkahkan kakinya menuju pintu, namun bukan untuk keluar melainkan menutup dan mengunci pintu kamar itu, setelahnya ia kembali mendekat pada sang ipar, menariknya kuat dan melemparkannya ke atas kasur besar di kamar tersebut.
Ia mulai merangkak naik ke tubuh sang kakak ipar, mendekatkan wajahnya pada telinga Wuxian dan berbisik " aku memang brengsek dan sayangnya manusia brengsek ini adalah iparmu Weiying, kau harus bersyukur aku masih mau menghibur mu setelah dibuat sedih dan menangis oleh kakakmu, paham" bisik kemudian ia mulai menciumi sang ipar dan kembali melakukan bersetubuhan meski mendapat pemberontakan namun tenaganya lebih kuat untuk menahan orang di bawah kukungannya tersebut, ia tak peduli akan teriakan dan tangisan memilukan milik Wei Wuxian, yang ia inginkan hanyalah kepuasan dan kesenangan meniduri ipar cantik dan manis milik kakaknya ini.
Malangnya Wuxian yang tak mengetahui penyebab dari semua penderitaan yang ia alami selama ini adalah suaminya sendiri Lan Xinchen, kakak Lan Wangji itu sendiri yang menawarkan sang istri pada adiknya di awal pernikahan, karna sang adik mengetahui sebuah rahasia besar yang ia miliki, dan tak ingin sang adik mengadukan pada kakeknya atau ia akan kehilangan segala yang ia miliki.
Nyatanya selama ini, Lan Xinchen mengetahui perbuatan bejat sang adik, ia lebih memilih membagi sang istri dari pada kehilangam seluruh kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya, kejam memang tapi itulah kenyataan yang sampai detik ini tak di ketahui oleh seorang Wei Wuxian.
To
Be
Continue