"Kak, gue suka deh liat lo ketakutan gini, makin bikin gue panas." ucap Jio sembari melepas kancing kerah kemeja putih abu-abunya
"Ji, stop! lo mulai keterlaluan..."
"Ssstt, diem kak. Tugas lo tuh cuma harus nurut sama ucapan gue aja kok, gampang ka...
"Hai!" Sapa gadis berambut panjang yang tengah melongokkan kepalanya di sela pintu sang pemilik kamar.
Laki-laki yang tampak lebih muda dari gadis tersebut hanya menengok sekilas lalu kembali fokus memainkan game di pc miliknya.
Ahh, pasti gadis ini adalah guru privat yang dimaksud mamanya, batin laki-laki itu sembari fokus meng-kill lawan di game tersebut.
Melihat sikap si pemilik kamar, gadis dengan gingsul manis dipipinya itu menghembuskan nafas pelan, sepertinya kerjaan sampingannya kali ini akan sedikit menyebalkan.
Gadis itu pun membuka pintu sedikit lebar dan mulai masuk ke kamar dengan warna dominan abu-abu tersebut.
Harum maskulin mulai menguar saat gadis itu masuk, membuatnya betah untuk menghirup dalam-dalam aroma yang memenuhi kamar itu.
Tak berapa lama, wanita dewasa dengan umur pertengahan 40-an itu muncul di belakang si gadis dan berdiri di tengah pintu seraya berkata,
"Jio, sopanlah sedikit. Tinggalkan game itu dan sambut guru privatmu. Mama capek tolong jangan buat mama makin capek karena kelakuan kamu."
Ya, itu Mama Jio.
Tante Irma namanya. Mama dari calon murid les privatnya, si pemilik kamar yang masih duduk di kursi gaming pojok kamarnya.
Gadis yang masih berdiri itu tersenyum tipis, bingung bagaimana menempatkan posisinya. Ia merasa awkward karena sepertinya suasana sedang tidak cukup baik.
Laki-laki yang tadi berkutat dengan game itu berdecak malas. Ia bangkit dari kursi gamingnya dan duduk di salah satu kursi yang ada di dekat jendela kamarnya. Kursi itu memang sengaja dipersiapkan sebelumnya untuk ia bisa belajar bersama dengan guru privatnya.
Mukanya cukup masam,
tapi raut itu tak bisa menyembunyikan paras tampan serta manis di wajahnya yang nyaris sempurna. Tak heran, laki-laki itu sepertinya mewarisi gen ibunya yang manis dan berhidung mancung.
Tante Irma alias mama Jio yang berada di tengah pintu menepuk bahu gadis itu pelan.
"Saling kenalan dulu aja ya Jelita, lesnya bisa dimulai di pertemuan kedua aja. Biar bisa akrab dulu. Maaf ya, Jio anaknya emang sedikit kaku, tante harap kamu bisa maklum."
"Ah iya, baik tante."
Handphone gadis bernama Jelita itu berbunyi, pertanda ada pesan whatsapp yang masuk,
"Oh iya, itu nomor tante, kalau ada hal-hal yang ingin disampaikan, kamu bisa chat ke nomor tante aja."
Gadis itu tersenyum mengangguk,
"Iya, tan."
"Tante pergi dulu, mau ngurus toko kue dan cek kostan. Kamu Jio, jaga sikap kamu."
Sementara si pemilik nama hanya acuh mendengar ucapan mamanya.
Tante Irma berbalik badan dan berlalu seiring dengan suara derap langkah kaki berbunyi nyaring karena high heels yang dipakainya.
Gadis dengan celana blue jeans panjang & kemeja putih itu duduk perlahan di kursi seberang laki-laki itu.
Lelaki itu menatap gerak si gadis, sementara yang ditatap merasa sangat kikuk saat ada sepasang mata yang mengamati geraknya.
Karena suasana yang kurang nyaman, secara reflek, gadis itu mengulurkan tangan dan mulai memperkenalkan diri,
"ehm, halo Jio? Kenalin aku yang bakal jadi guru privat kamu, namaku Jelita Anya Sasmita. Oh iya gap umur kita ga jauh kok cuma 2 tahunan aja, aku juga masih kuliah semester 3 jadi santai aja, gausah terlalu kaku" ucapnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Oh sebenarnya bukan Jio yang kaku & kikuk, tapi dirinya sendiri.
"Gue Jio Prabu Baskara kak, panggil aja Jio" ucap laki-laki itu seraya menjabat tangan Jelita.
Jelita tidak tau, bahwa pertemuannya dengan lelaki 2 tahun dibawahnya itu akan membawa petaka dalam hidupnya yang terbiasa tenang dan lurus.
🌷🌷🌷
Cast:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.