Ada keheningan yang terjadi di dalam lift karena diamnya Ara.
"Lukamu harus di bersihkan. Aku benar-benar dokter dan namaku Yessica"
Ara membuka sebelah matanya.
"Sudah kubilang aku juga dokter! Berhenti bicara dan cari saja cara agar pintu sialan itu terbuka"
Yessica mencicit kecil mendengar balasan Ara yang di sertai makian. Baginya Ara adalah seorang perempuan dengan emosi yang tidak stabil, harusnya dia menjauhi orang ini tapi syarat dari Flora membuatnya mengepalkan tangan.
"Aku tau kamu dokter, tapi bagaimana caramu merawat luka yang ada di kepala? Kamu tidak bisa melakukannya sendiri..."
Kali ini Ara membuka matanya, wajahnya datar sambil menatap langsung wajah Yessica.
Yessica yang juga duduk dengan bersila dan menyender di dinding lift membalas tatapannya sambil tersenyum lebar, terlihat seolah ingin memberi Ara rasa aman.
Mata cokelat Yessica menyipit sedikit dengan kerutan kecil yang muncul karena senyumannya. Bibirnya yang merah muda terlihat basah.
Ara mengalihkan pandangannya ke tempat lain dan kembali memejamkan matanya, dia masih sangat pusing.
Senyum Yessica menghilang bersamaan dengan mata jernih Ara yang tertutup. Dia mengigit bibir bawahnya gusar. Ara tampaknya bukanlah orang yang mudah di dekati, dia terlalu tertutup.
Ting.
Tiba-tiba pintu lift terbuka, dua orang petugas berdiri dengan wajah meminta maaf.
Yessica bergegas bangkit dan menunjuk ke arah Ara.
"Dia terluka tolong dipapah dan di bawah ke rumah sakit" Katanya cepat.
Ara tersenyum kecil mendengar itu, wanita muda dengan semangat tinggi yang tidak tahu tempat itu membuat gusinya gatal.
"Baik, kami akan membawanya ke rumah sakit"
Indera pendengar Ara dengan jelas mendengar suara petugas yang berdiri di depan pintu lift. Matanya kembali terbuka, ekspresinya yang datar berubah berat.
Ketika kedua petugas itu akan maju dan menolongnya untuk berdiri dia dengan susah payah bangkit lebih dulu.
Ara meringis kecil, kepalanya masih terasa pusing.
"Namamu Yessica kan?" Tanyanya.
Yessica mengangguk.
"Liftnya sudah bisa dipakai lagi?" Ara berbalik dan bertanya pada petugas di depannya.
"Masih belum, untuk sementara semua orang harus menggunakan tangga darurat dulu" Jawab petugas.
"Kamu..." Ara menunjuk ke arah Yessica,"Bawa aku ke kafetaria di depan, obati lukaku di sana"
Yessica dengan cepat mengangguk, dia meraih lengan Ara dan memapahnya meninggalkan kedua petugas yang ingin membantu Ara tersenyum kaku.
Kedua petugas itu saling berpandangan penuh tekanan.
"Kita paspampers yang gagal" Ucap salah-satu dari mereka.
Di kafetaria.
Yessica membawa Ara ke meja yang berada di sudut. Melihat Ara yang tidak suka berinteraksi, dia tahu jika perempuan ini adalah ansos (anti sosial) berat.
"Tunggu di sini, aku akan meminta kotak P3K dulu"
"Hemmm..."
Yessica berjalan pergi, meninggalkan Ara yang duduk di kursi sambil menyenderkan kepalanya yang terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DR.SHARK
Teen FictionBercerita tentang Yessica Tamara, dokter muda yang harus membujuk seniornya Zavarra Pearly agar kembali bekerja sebagai dokter lagi. Ada rahasia apa yang Zavarra sembunyikan hingga dia enggan kembali menjadi dokter? Dan kenapa dia berhenti menjadi...