2. MY FAMILY

9 2 0
                                    


"Kring, kring, kring, kring, kring", alrm yang ada di atas meja kamarnya Maya berbunyi.

"Mayy bangun udah pagi." teriak Ibunya Maya.

Bawelan mama, nama gue serasa kayak udah ada nih di luar angkasa.

Maya yang sedang tidur langsung bergegas bangun dari tempat tidur. Ia langsung memukul alrm nya yang sedang berbunyi, lalu alrm itu diam.

Kenapa sih, berat banget badan gue pas bangun pagi.

Ia berjalan menuju toilet kamarnya. Kini Maya berhadapan dengan cermin sambil melihat wajahnya yang sangat berantakan.

Trus berantankan banget hidup gue. Tapi gue harus kesekolahhhhhhh.

Ia langsung menggosok gigi. Setelah menggosok gigi, Maya langsung mengambil handuk untuk mandi.

Ia mulai bersiap menuju ke sekolah.

Maya berdiri di depan cermin kamarnya dengan menggunakan pakaian seragam yang sangat cantik.

Sekarang udah cantik, udah Angel, pokoknya gue bakalan paling beautiful deh hari ini.

Maya keluar dari dalam kamarnya. Saat Ia keluar, Ia mencium aroma masakan Rina (Mamanya). Maya tersenyum dan bergegas menuruni tangga dan pergi ke arah dapur.

Aroma yang ngingatin gue kalau mama udah siapin sarapan dibawah.

"Mama!" panggil Maya. "Yehhh, nasi goreng kesukaannya aku." sambil melihat Mamanya yang sedang memasak.

"Emang kamu pikir buat kamu doang." Sambung Rina ngegas.

"Yah ngak gitu juga Ma, Maya kan bilang Mama masakin nasi goreng kesukaan nya Maya. . ., bukan Maya bilang buat Maya doang, enggak Ma." Jawab Maya ketakutan.

"Yaudah deh kalau gitu. Kamu tolong siapin piring nya di atas meja." Titah Rina kepada Maya.

Ini, ini adalah salah satu karakter mama kalau pas dirumah.

Tiba tiba Astrid dan Dinda muncul.

Dan mereka lagi, drama pagi hari yang selalu bikin telinga gue sakit, bukan hanya teriakan mama, tapi perkelahian mereka yang selalu buat nih rumah kayak mau meledak.

Dinda terus meminta uang jajan sama Astrid, tetapi Astrid terus menghindarinya.

"Kak Astrid ayo dong, masa kakak ngak mau ngasih aku uang jajan sih." Terus menarik narik tasnya Astrik yang menuju ke meja makan.

"Eh ngak ada ngak ada ngak ada, kamu tuh tiap hari ajah minta duit sama kakak, kamu pikir kakak selebgram apa, punya duit yang banyak."

"Ihh kakak mah pelit amet."

Keduanya terus berkelahi.

Maya dan Rina terus memperhatikan mereka. Rina yang sangat lelah memasak lalu mereka tiba tiba datang dan berisik, Ia dengan marah memukul kepala mereka dengan sutel kayu.

"Kalian masih pagi loh, udah brisik ajah. MAMA TUH STRESS BANGET HARI INI!!!." Teriak Rina dengan sangat lantang. "PAHAM!."

Maya hanya menutup telinganya seolah olah tidak mendengar apa apa.

"Iya Ma maaf." Mereka memohon maaf kepada Rina.

Setelah Rina memukul mereka dengan sutel kayu, mereka berdua langsung duduk di meja makan dengan diam.

Tiba tiba Asmadi (Papa mereka) datang. Asmadi yang mau sarapan untuk menuju ke toko mereka, tiba tiba terkejut melihat sekeluarganya diam pada pagi hari. "Kenapa nih?" Tanya Asmadi penasaran.

Pertanyaan papa yang selalu bikin sekeluarga jadi tenang dari keadaan yang sebelumnya kacau. Papa itu orang yang selalu bikin kita sekeluarga tenang. Dan dia sayang banget sama ketiga puterinya. Nama kita ajah diambil dari nama papa.
Asmadi. Astrid, Maya, Dinda.

Mereka semua langsung menatap Asmadi. "Enggak kok Pa, kita cuma mau sarapan ke sekolah." jawab Maya supaya menenangkan hati Rina yang sangat kesal.

"Iya Pa benar, ini kita cuma sarapan ajah kok. Em pa, uang jajan dong." Dinda berusaha mengganti topik pembicaraan.

"Uang Jajan? kok minta sama Papa sih, bukannya selama ini kamu selalu minta sama Kakak kamu." Merespon Dinda dan melupakan topik sebelumnya yang ingin Ia bicarakan.

"Enggak Pa, papa ajah yang ngasih, dari pada Dinda ngak Jajan." Astrid terus mendukung Dinda, supaya Asmadi yang memberikan Dinda uang jajan.

"Iya Pa, kak Astrid bener." Sambung Maya.

"Oke. Tapi kamu sarapan dulu." ucap Asmadi.

"Iya papa tersayang." Dinda tersenyum.

Mereka melanjutkan sarapan pagi.

"Pa, kok tumben papa ke toko pagi. Padahal biasa kesiangan?" Tanya Rina heran.

Itu lah papa. Selalu pergi ke toko kita dengan waktu yang siang. Tapi hari ini papa berangkatnya pagi!. Ini yang buat mama melontarkan pertanyaan kayak gitu.

"Itu Ma, hari ini Wisnu lagi cuti, soalnya lagi kedukaan di kampungnya. Makanya papa harus ke toko pagi, biar pantau kerjaan karyawan baru."

Wisnu adalah manejer terpercayanya Asmadi di toko. Kalau misalnya Asmadi tidak ada di toko, Wisnu satu satunya orang yang bisa pantau keadaan di toko.

"Karyawan baru? Siapa pa?" Tanya Astrid sambil mengunyah makanannya.

"Anaknya pak hartono." Jawab Asmadi dengan cepat.

Mereka semua langsung tertawa terbahak bahak.

"Yang benar pak. Hahahaha. . .anaknya pak Harto-- hahaha." Tanya Astrid memastikan.

Mereka semua tertawa kecuali Maya.

"Siapa lagi namanya? Em Mutul. . ." Tanya Dinda.

"Putun!" Ralat Astrid.

"Hmm putun, putun. Kak Maya gimana, ada putun loh di toko." Lanjut Dinda menggangu Maya.

Alasan mereka tertawa, karena dari kecil gue selalu di gangguin sama anaknya pak RT yang gagap banget kayak jaringan E. Putun itu cowok gagap yang kerja di toko papa.

"Kayaknya Maya bakal sering ke toko nih."

"Ih mamaaaa, kok malah gangguin Maya sih. Bukannya belain malah gangguin."

"Wihh, berarti gajinya Putun bakalan papa naikin, kan mantu papa." Lanjut Asmadi membuat Maya sebel.

"Ngak bakal, mana mau Maya sama cowok gagap kayak gitu, entar yang ada Maya jadi ikutan gagap kayak dia." Sinis Maya.

"Udah kak, kalau jodohkan ngak kemana." Lanjut Dinda.

"Ya ampun, Aku udah telat." Astrid mengamati jam tangannya. "Ma, Pa, Astrid berangkat dulu yah. Asalamwalaikum." Memberi salim kepada Asmadi dan Rina.

"Walaikumsalam."

"Aku ikut kak." Dinda langsung memberi salim kepada Asmadi dan Rina. Ia pun langsung bergegas mengikuti Astrid dengan mulutnya yang penuh makanan.

"Kamu belum berangkat May?" Tanya Asmadi kepada Maya.

"Lagian belom telat kok." Jawab nya dengan wajah cemberut.

"Papa ngak nyangka loh, kalau kamu cemberut banget cuma karena kita ngebahas soal Putun." Heran Asmadi.

"Kalau cemberut tandanya suka!" Lanjut Rina memanfaatkan keadaan.

Saat Maya mengangkat ponselnya di dalam tas, Ia terkejut. Waktu sudah semakin berjalan.

"HAAAAH!" Bangun dari kursinya yang membuat orangtua nya terkejut. "Udah telat!"

"Loh, tadi katanya belom telat."

"Ngak Pa. Aku pamit yah Pa, Ma. Asalamwalaikum!" Memberi salim dan langsung segera bergegas keluar dari dalam rumah.

"Walaikumsalam." Lanjut Asmadi dan Rina.

***

DUNIA MAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang