Matahari pagi yang cerah dan disambut dengan suara-suara burung pipit. Terlihat seseorang sedang membuka gorden kamarku, ya, itu mamaku.
"Aduh! Silau banget sih?" Nadhiva menutupi matanya dengan tangannya.
"Mau bangun jam berapa kamu?"
"Kan masih libur, mah. Aku mau bangun siang."
"Masih libur? Kamu lupa hari ini hari pertama masuk sekolah, Dhiv?"
"OH IYA?! JAM BERAPA SEKARANG, MAH?"
"Jam 6, udah sono buruan kamu mandi."
Nadhiva pun bergegas dengan cepat untuk mengambil handuk.
Setelah selesai mandi, Nadhiva langsung memakai seragam sekolah dan langsung berangkat ke sekolah, beruntung rumahnya dekat dari sekolah, jadi ya gak perlu makan waktu banyak.
Hari ini hari pertamaku sekolah setelah 2 tahun sekolah di rumah, ya daring, karena pandemi. Jujur, aku males sebenernya, karena udah terbiasa belajar di rumah.
"Sampe juga lo akhirnya."
"Gue lupa set alarm."
"Bisa-bisanya, kita udah gak PJJ lagi, Dhiv."
"Namanya juga ketiduran."
"Buset udah lama banget ya kita gak ketemu."
"Gue berharapnya gak ketemu lo lagi sih."
"Boong banget, nanti lo kangen sama gue lagi."
"Gue? Kangen sama lo? Yang bener aja."
"Yeh gak mau ngaku."
Anasya, temen dekatku. Sebelum pandemi kami akrab banget. Gak nyangka sekarang kelas 12, sekelas lagi sama dia, tapi pas kelas 11 aku gak sekelas sama dia.
"Shenina 12 apa dia?"
"Shenina pindah sekolah ke SMA Citra Unggul kan?"
"Oh iya gue lupa."
"Fariz mondok ya?"
"Iya dia mondok tuh."
"Cowok lo 12 apa dia?"
"Cowok gue?"
"Iya cowok lo, si Dean."
"Cowok gue pala lo. Bukan cowok gue."
"Oh, putus kah?"
"Pernah pacaran aja nggak."
"Loh, gak pacaran?"
"Gak, Anasya."
"Boong banget Dhiv, semu orang juga tau kalo lo pacar Dean."
"Lo semua aja sinting."
"Eh tapi seriusan dia gak ngabarin lo?"
"Nggak."
"Masa gak ngabarin ke pacarnya??" Dengan nada yang cukup tinggi.
Nadhiva sedikit terkejut dengan suara Anasya.
"Gila lo ya? Berisik banget, Sya. Stop bilang gue pacar dia."
"Yaelah, Dhiv. Gak boleh gitu gak nganggep bagian terindah dari hidup lo dia tuh."
"Dih, bahasa lo. Bagian terindah dari hidup gue apanya?"
"Soalnya dia selalu bikin lo seneng kan? Gak pernah tuh lo galau gitu pas masih sama dia."
"Suttt! Udah deh, gue males bahasnya."
"Dih elah kenapa sih, bang? Sensi banget kayaknya kalo denger nama 'Dean'." Anasya menekankan kata 'Dean'
"Lo mau diem atau pergi dari sini? Tuh pintu kebuka buat lo, Sya." Nadhiva tersenyum dan menunjuk pintu kelas yang terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Lost By Pandemic
RomanceMasa pandemi adalah hal paling tidak terduga, bagaimana tidak? Banyak orang yang merasa kehilangan orang yang disayang. Masa itu, adalah masa terburuk dalam hidupku. Aku tau setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tetapi berpisah denganmu kenapa tera...