9.

577 60 2
                                    

Akan ku nantikan hadiah itu...

Ngomong-ngomong mari urus masalah ini terlebih dahulu!

Aland menatap tamengnya, Robin, sudah memasang senyum palsu di wajahnya sedangkan matanya saat ini tersirat kalimat 'apa yang monyet-monyet ini lakukan?' seperti itulah tatapannya. Aku jadi merasa bersalah... Halah! Masa bodo dengan rasa bersalah! Keselamatan diri lebih penting!!

Ayo mundur alon-alon dari kumpulan manusia ini. Melarikan diri terlebih dahulu, baru pikirkan orang lain!

Bohong, kalau aku bilang tidak melihat kedutan di sudut bibir robin yang sedang tersenyum, jadi mari kita abaikan saja. yang tabah lah, bro...

Kalau aku jadi dirinya, sudah pasti aku akan angkat tangan, mengibarkan bendera putih lebih dahulu lalu putar balik dan kabur dengan gaya. hidup di dunia itu tidak ada yang mudah!

Diam-diam dia mundur kebelakang, ingin kabur, Tapi aksinya di gagalkan oleh seseorang yang tiba-tiba bertanya.

"btw, waketu. Itu sapa dah?" tunjuk remaja laki-laki ke arah Aland yang sedang ingin kabur. Aish... syialaaan sia boyy!

Dan benar saja setelah remaja itu menunjuk ke arahnya, semua mata langsung menengok ingin tahu, terasa seperti dikuliti hidup-hidup ges(╥_╥)

Mau kabur sumpah! Apalah dia ni apalah, tiba-tiba main nunjuk!

Dia ingin berkata kasar, tapi kembali lagi ke awal, dia terlalu malas untuk berkata kasar. Jadi dia hanya bisa diam di saat seluruh mata menatapnya dari atas ke bawah, penasaran dengan kedatangannya.

"Oh...ntah." jawab santai waketu, yang tak lain adalah Arthur. ANYIIIING KAU SAT!!!

Terus kalau anda tidak tahu kenapa bawa-bawa saya kesinii, badjingan!!!

Batin Aland bersimpuh mengangkat kedua tangannya, meraung sambil mengabsen nama-nama hewan.

Sudah cukup, dia sudah tidak kuat dengan remaja-remaja ini! Biarkan dia kembali ke apartmentnya, dia sudah tidak sanggup di sini!

Siapapun tolong makhluk ganteng ini, aku sudah tidak sanggup di aniaya oleh mereka( TДT).

"wah... waketu parah sih, padahal tadi dah kenalan masa pura-pura amnesia!" ucap Augustin dengan nada mengkompori Arthur.

Arthur memutar bola matanya, malas. sudah biasa dia tuh, dikompori dan di kambing hitamkan oleh si Agus.

"Dia Aland." ujar Robin, dengan muka tersenyum tapi tidak dengan matanya, yang menunjukkan kilatan dingin.

"eh? Oh, ah! Salken ya cil^_^"

"cal cil cal cil, pala bapak kau cil. Orng dah segede ini di bilang cil. memang dasarnya orang bermasalah, sampai mata dan otaknya pun ikut bermasalah ya." gerutunya pelan, dengan bibir yang sudah manyun.

"hah? Naon cil?"

Ealah...bener budek ternyata!

"kagak ada! Ada T-rex terbang pake balon."

"mana ada yang begituan, cil."

"suka hatiku lah!"

Aland kembali menutup mulutnya, limit katanya sudah habis jadi tidak ada alasan untuk dia berbicara lagi, kecuali hal yang penting. Ingat itu!

"Eh...Bin, kayaknya nih bocil rada es-mocian ya?" bisik Simon, berusaha sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh remaja pendek, yang sedang menatap malas dirinya.

Es-moci? Ucap aland dalam hati dengan alis yang sudah berkerut.

...jadi pengen...

"tak de lah~ itu olang hanya sedang malah saja oh~" bukan Robin tapi justru Augustine yang menjawabnya dengan nada main-main.

[BL]The Last Place (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang