02

10 2 0
                                    

Aku senang rebah pada dekap mama tiap pukul dua, beringsut di antara ayah dan ia, mencari damai di sela pelipur lara. Aku menjadikan mama tempat pulang di mana aku bisa leluasa, memamerkan sedikit senyum ceria yang dua menit setelahnya merambat pada tangis hingga pukul tiga.

Mama adalah tempat paling menenangkan di semesta. Dengan cinta yang sedalam samudera, tanpa syarat, berbahagia aku tenggelam di sana.

Mama itu cita dari banyak anak di jagat raya. Tak hanya sebab perangainya yang penuh cinta, pun piguranya yang tak henti menenun banyak doa yang begitu didamba.

Mama adalah pejuang yang tak pernah mendapat piala juara, padahal ia tak pernah kalah terlebih dalam memahami aku anaknya. Seorang mama tak diberi penghargaan di hadapan dunia, namun rata pada seluruh jiwa, memahami, sosok mama itu mulia.

Rimbun cinta mama tak henti masanya, paling berani acuh pada luka sebab aku sekalipun sedalam palung mariana, karena bagi mama, aku adalah detak jantungnya. Lantas mamamu, serupa ini atau beda?

-malang, maret 2024.

Tentang MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang