Di tengah hutan belantara yang lebat dan seolah tak berujung, terletak sebuah sekolah yang tidak akan pernah terlihat oleh mata biasa. World Crime School, sebuah institusi rahasia yang telah ada selama berabad-abad, dioperasikan oleh geng-geng kriminal terkuat di dunia. Di sini, para pewaris dari berbagai organisasi kriminal belajar untuk menjadi pemimpin masa depan dari dunia gelap.
Hari ini, sekolah tersebut mengalami kedatangan seorang siswa baru—Faisal, anak dari MGS (Mamat Gun Shop) yang terkenal di Indonesia. Faisal bukan hanya sekadar anak seorang mafia besar; ia juga dikenal dengan bakat luar biasa dalam strategi dan kepemimpinan, bakat yang diwarisi dari ayahnya. Namun, kehadirannya di sekolah ini adalah sebuah tantangan tersendiri, di mana persaingan dan intrik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Faisal melangkah keluar dari mobil hitam yang membawanya menuju gerbang sekolah. Udara di sekitar sangat segar dan dingin, sebuah kontras mencolok dengan kehidupan kota yang penuh kebisingan dan polusi yang biasa ia alami. Dia menghirup udara dalam-dalam, merasa siap untuk menghadapi tantangan yang ada di hadapannya. Saat dia melangkah lebih dalam, ia melihat bangunan-bangunan megah yang tersembunyi di balik pepohonan rimbun. Setiap bangunan memiliki desain yang terinspirasi oleh arsitektur kuno dan modern, menambahkan aura misteri dan kekuatan yang menyelimuti tempat ini.
"Selamat datang di World Crime School," ucap seorang pria paruh baya dengan suara yang dalam dan serius. Dia adalah Master Ronan, salah satu guru utama di sekolah ini. "Nama saya Master Ronan, dan saya akan menjadi salah satu pengawas awal kamu di sini. Mari, aku akan menunjukkanmu ke asramamu."
Faisal mengangguk hormat, merasakan tatapan tajam dari Master Ronan yang seolah mengukur setiap gerak-geriknya. Mereka melangkah melewati lorong-lorong panjang yang dipenuhi dengan poster-poster berbagai geng dari seluruh dunia—Sinaloa Cartel, Yakuza, Cosa Nostra, dan Bratva. Poster-poster tersebut tidak hanya menghiasi dinding, tetapi juga mengisahkan kisah-kisah bersejarah yang menginspirasi para siswa untuk mengikuti jejak para pendahulu mereka.
Setelah melalui beberapa belokan, mereka tiba di asrama Faisal. Ruangan tersebut sederhana namun elegan, dengan tempat tidur yang kokoh, meja belajar, dan jendela besar yang memberikan pemandangan hutan yang menenangkan. Master Ronan menunjuk ke lemari yang sudah terisi pakaian seragam sekolah dan perlengkapan lainnya.
"Kamu akan berbagi kamar ini dengan dua siswa lainnya," kata Master Ronan. "Mereka akan datang segera. Sementara itu, aku akan memperkenalkanmu kepada beberapa aturan dasar dan jadwal harian di sekolah ini."
Faisal mengangguk lagi, mencoba menenangkan dirinya dengan memandang ke sekeliling. Meskipun dia sudah siap menghadapi tantangan apa pun, dia tahu bahwa beradaptasi dengan lingkungan baru dan memahami dinamika sosial di sekolah ini adalah langkah awal yang penting.
Tak lama kemudian, dua siswa lain memasuki kamar. Yang pertama adalah Miguel, seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun dengan wajah tegas dan tatapan tajam. Miguel adalah anak dari pemimpin Sinaloa Cartel, dan sudah dikenal di kalangan siswa sebagai salah satu pesaing utama.
Yang kedua adalah Hiroshi, seorang pemuda dengan aura ketenangan dan kepercayaan diri yang luar biasa. Dengan latar belakang Yakuza, Hiroshi membawa nilai-nilai tradisional dan disiplin yang ketat.
"Salam, aku Faisal," kata Faisal dengan percaya diri, mengulurkan tangan. "Senang bertemu dengan kalian."
Miguel memandang Faisal dengan skeptis namun ramah. "Miguel," katanya singkat. "Kita akan melihat seberapa baik kamu bisa beradaptasi di sini."
Hiroshi memberikan senyuman tipis yang menunjukkan rasa hormat. "Hiroshi. Selamat datang. Aku berharap kita bisa bekerja sama dengan baik."
Ketika Master Ronan meninggalkan mereka, Faisal, Miguel, dan Hiroshi memulai percakapan untuk mengenal satu sama lain. Miguel, yang ternyata adalah siswa yang sangat ambisius dan cerdas, segera menunjukkan minatnya terhadap strategi bisnis ilegal, khususnya dalam hal perdagangan narkoba yang melibatkan jaringan internasional.
Hiroshi, di sisi lain, lebih banyak berbicara tentang teknik bela diri dan filosofi di balik seni bela diri Jepang. Dia menekankan pentingnya kehormatan dan disiplin, yang menjadi bagian dari latar belakang Yakuza.
Percakapan mereka terputus ketika Master Ronan kembali dengan sebuah instruksi penting. "Kalian akan memulai latihan pertama kalian sore ini. Ini adalah ujian untuk menilai keterampilan awal dan kesiapan kalian untuk pelatihan lebih lanjut. Persiapkan diri kalian."
Faisal merasa gugup namun siap. Latihan pertama ini sangat krusial untuk menilai kemampuannya dan menunjukkan bahwa dia layak berada di antara para siswa lainnya yang juga berasal dari latar belakang kuat. Di area latihan, Faisal melihat berbagai stasiun pelatihan—dari teknik bela diri hingga penggunaan senjata dan strategi perang. Semua siswa tampak terampil dan berpengalaman, dan Faisal tahu bahwa dia harus memberikan yang terbaik.
Latihan dimulai dengan sesi strategi. Setiap siswa dibagi menjadi kelompok dan diberikan skenario misi yang rumit, termasuk perencanaan penyelundupan dan pengendalian wilayah. Faisal bekerja sama dengan Miguel dan Hiroshi dalam tim, menunjukkan kemampuannya dalam merancang strategi yang efektif dan efisien. Meskipun dia belum sepenuhnya familiar dengan metode-metode tertentu, Faisal cepat belajar dan beradaptasi, membuat keputusan yang cerdas dan akurat.
Dalam sesi bela diri, Faisal terkesan dengan keterampilan Hiroshi dan Miguel, tetapi juga menunjukkan kemampuan bela dirinya sendiri. Meskipun belum sepenuhnya terlatih dalam teknik-teknik yang lebih canggih, Faisal memiliki bakat alami dalam bertarung dan strategi.
Namun, latihan ini juga mengungkapkan beberapa ketegangan awal. Alexei, anak dari pemimpin Bratva, terlihat sangat dominan dan seringkali menjadi pusat perhatian. Tatapannya yang dingin dan sikapnya yang penuh percaya diri menarik perhatian banyak siswa. Faisal merasakan ketegangan di udara dan menyadari bahwa Alexei mungkin menjadi rival utama yang harus dihadapinya.
Setelah latihan, Master Ronan mengumpulkan semua siswa untuk sesi evaluasi. Dia memberikan umpan balik tentang kinerja masing-masing siswa dan menekankan pentingnya kekuatan mental dan fisik dalam menjalani pelatihan di World Crime School.
"Kalian semua telah menunjukkan kemampuan yang baik," kata Master Ronan dengan nada serius. "Namun, ingatlah bahwa di sini, hanya yang terbaik yang akan bertahan. Kalian harus terus berlatih, beradaptasi, dan bekerja sama jika ingin sukses di dunia ini."
Faisal merasa terinspirasi dan semakin yakin bahwa dia berada di tempat yang tepat. Meskipun ada ketegangan dan persaingan yang jelas, Faisal juga merasakan potensi untuk membangun hubungan yang kuat dan aliansi yang bermanfaat. Dia tahu bahwa meskipun banyak rintangan yang harus dihadapi, perjalanan ini akan membentuknya menjadi pemimpin yang lebih baik dan lebih kuat.
Ketika malam tiba dan Faisal berbaring di tempat tidurnya, dia merenungkan hari pertamanya di World Crime School. Meskipun tantangan baru dan persaingan yang ketat, Faisal merasa bersemangat untuk menghadapi apa yang akan datang. Dia bertekad untuk menunjukkan kemampuannya dan membuktikan bahwa dia adalah siswa yang layak di antara yang terbaik.
Hari pertama ini hanyalah awal dari perjalanan panjang dan menantang yang akan membentuk masa depannya. Faisal tahu bahwa dia harus siap menghadapi berbagai rintangan, baik dari dalam maupun luar sekolah, untuk mencapai tujuannya dan memenuhi harapan yang ada di pundaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
World Crime School
ActionWorld Crime School adalah sebuah cerita yang berlatarkan sebuah sekolah rahasia dan eksklusif yang terletak di tengah hutan belantara, jauh dari jangkauan dunia luar. Sekolah ini bukanlah lembaga pendidikan biasa; di sini, para siswa dari latar bela...