Is love hurting? Or you did hurt me?

34 1 0
                                    

Ringkih, mungkin itu gambaranku saat ini. Rapuh, mencair, ringan dan tak berbentuk. Perasaan yang paling tak enak untuk diutarakan.
Perasaan paling aneh untuk dirasakan, untuk diulangi, untuk diresapi apa itu.

Apa sudah tak ada lagi hargaku?
Apa sudah kutanggalkan sejak pertama kali kuterima kamu?
Kenapa begitu gampangnya kuterima setiap sakit hati dan tindakan semena-menamu dihidupku?
Kenapa aku selalu mentolerir setiap sedih yang kau buat?
Setiap kata-kata yang menyakitiku?
Yang membuatku seakan-akan lebih rendah dari kakimu?
Harga diriku tertampar berkali-kali setiap kukatakan maaf pada salah yang mungkin bukan punyaku. Kataku malam itu, saat pilu sudah memenuhi benakku.

Apa aku sadar? Ya sangat sadar. Tapi apa aku bisa menghindar? Tidak. Kau terlalu berarti untukku tidak kuperjuangkan. Aku terlalu menyukaimu sampai aku lupa kalau kaupun harus sama menyukaiku. Aku terlalu menginginkanmu sampai aku lupa hubungan harus berjalan beriringan bukan sepihak saja. Semua padaku sudah kau tau, apalagi yang bisa kututupi? Perkaramu menjadi perkaraku, sedihmu kuupayakan sirna, kuharap setiap rasa sakit diangkat agar senyummu bisa tergambar disudut bibirmu setiap hari. Aku terlalu peduli dengan hidupmu sampai kuabaikan punyaku. Terlalu kusanjung-sanjung dirimu sampai tak sadar sudah dibawah posisiku. Tapi aku senang karena kau bahagia. Aku membutuhkanmu, tapi kalau kau tidak begitu tak apa, aku tetap ada dibelakangmu. Mau apapun akan kuupayakan, meski ujung tombak jawabannya. Bodoh memang, tapi dengan begitu aku puas karena bisa memenuhi maumu dari aku yang tidak punya apa-apa ini.

Semua kebodohan yang kulakukan, yang membuatku malu untuk kuceritakan pada orang lain. Dimana memperjuangkan cinta yang tidak pernah dihargai keberadaannya.

Berlebihan, mencintai tidak perlu sampai sedemikian berkorbanannya, ucapmu, orang yang kuperjuangkan mati-matian. 

Nobody's Pain worth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang