" apa koki di sekolah ini tidak bisa memasak? Di rebus sih di rebus, tapi bukan tanpa rasa begini juga " keluh Jonathan. Sebab benar adanya jika daging dan sayur yang di hidangkan benar-benar hanya di rebus tanpa campuran bumbu penyedap apapun.
" selera makan ku hilang " ucap Charlie dengan menjauhkan piring nya.
" daging ini juga sangat sulit di potong " gerutu Reno yang berusaha untuk memakan hidangannya dari pada harus menahan lapar.
" tau gini aku akan membawa banyak makanan dari rumah sebelum datang kesini " Haedar menghela nafas.
" apa kita akan makan seperti ini terus selama sekolah disini?" pertanyaan Justin membuat teman satu meja makannnya tiba-tiba berfikir.
" makan saja yang ada, ini sangat enak kok " ucap Jason.
" kamu ini beneran aneh ya " ujar Charlie.
" bukan aneh tapi lebih tepatnya tidak waras " ucap Jonathan.
" huss ucapan mu itu tidak sopan tau " tegur Haedar.
" aku terbiasa makan seperti ini, jadi ini bukan masalah " ucap Jason lagi .
" di kamarku ada beberapa roti, sebelum kalian ke kamar masing-masing mampirlah dulu ke kamarku , setidaknya bisa menganjal perut sampai sarapan besok " ucap Justin.
Akhirnya selama jam makan malam , mereka semua hanya menghabiskan air minum nya saja.
Seperti yang di ucapkan Justin bahwa di kamar nya ada roti, akhirnya keempat temannya mampir terlebih dulu ke kamar Justin dan Reno untuk mengambil beberapa roti untuk penganjal perut .
" ini , masing-masing ku beri dua " Justin pun memberikan roti para teman-teman barunya itu.
" terimakasih Justin " ucap Charlie.
" sama- sama. Kalian cepat lah ke kamar kalian, jam malam akan di mulai beberapa menit lagi " peringat Justin.
Setelah menerima roti, mereka pergi ke kamar masing-masing dengan berlalu, karna jarak kamar mereka yang lumayan berjauhan.
" kamu bawa roti banyak sekali " ucap Reno.
" tadi nya hanya iseng saja, tapi ternyata berguna juga " jelas Justin.
" tapi untung sajalah ada roti ini, kalau tidak sudah pasti kita kelaparan sampai besok pagi " ucap Reno sambil memakan rotinya.
" masih ada banyak, bisa untuk jaga-jaga kan " ucap Justin sambil ikut memakan rotinya.
Sementara itu di kamar Jonathan-Haedar.
" untung Justin punya roti ini, setidaknya malam ini aku tidur dengan tenang tanpa harus menahan lapar " tutur Haedar.
Sementara Jonathan hanya diam seperti memikirkan sesuatu.
" oh iya Jo, ternyata kita sekelas sama 4 orang tadi, kaya takdir banget kan kita bla bla bla bla ....
Panjang lebar Haedar berbicara tapi Jonathan hanya diam ." HEI , kau ini dengerin aku tidak sih " kesal Haedar sambil menepuk pundak Jonathan saat sadar roommate nya itu hanya melamun.
" aish, bisa santai ga sih kamu ini , aku tuh lagi mikir " ketus Jonathan.
" mikir apaan sih, masih muda banyak pikiran banget " ujar Haedar.
" tadi sebelum ke ruang makan, kita sempet ke toilet dekat ruang guru kan " ucap Jonathan dan di balas anggukan kepala oleh Haedar.
" aku melihat senior kita, itu loh yang anak pemilik sekolah ini. Tatapan dia kaya orang ketakutan " jelas Jonathan.
" abis liat tikus atau setan kali " jawab asal Haedar.
" mungkin, tapi ahh sudah lah " Jonathan tidak melanjutkan ucapannya.
" sudah tidak usah di fikirkan, lebih baik kita tidur sebelum petugas asrama datang dan melihat kita belum tidur " ucap Haedar. Dan langsung di setujui oleh Jonathan.
Di kamar Charlie dan Jason.
" kau tak makan roti mu?" tanya Charlie.
" nanti saja, lagi pula aku kan tadi makan " jawab Jason.
" kau yakin baik-baik saja dengan makanan seperti itu, bahkan kulihat itu tidak di masak dengan baik " ucap Charlie lagi.
" begitu lah " jawab singkat Jason .
" kau tak ingin tidur? Sedari siang kau terus saja menatap keluar jendela , ini sudah malam, hanya kegelapan yang bisa kau lihat disana " ucap Charlie , sebab yang di lakukan Jason saat mereka masuk kamar setelah makan malam hanya menatap keluar jendela seperti yang dia lakukan tadi siang.
" ada banyak hal terjadi di kegelapan " ujar nya.
" aku tau kau aneh, tapi bahkan di kegelapan kita tidak bisa melihat apapun, selain warna hitam " tutur Charlie.
" kau tidak mengerti , tapi suatu saat nanti , kau akan mengerti " ucap Jason.
" terserah lah kalau begitu, aku tidur duluan ya. Kamu jangan lupa tidur juga, penjaga asrama akan datang memeriksa kamar " ucap Charlie sambil merebahkan tubuh lelahnya.
Sementara Jason kembali dengan dunia nya sendiri.
****
Senin pun tiba .
Semua siswa di berikan nomor kelas secara pribadi oleh penanggungjawab siswa alias Marcelo. Semua di undi oleh kepala sekolah, jadi sebelum mereka masuk ke kelas yang sudah di tetapkan mereka tidak di izinkan memberitahu siapapun kelas mana yang menjadi kelas mereka.
Charlie jadi orang pertama yang masuk ke kelas 1A disusul oleh Haedar.
" kita sekelas ternyata " ujar Haedar yang duduk di bangku belakang Charlie.
" iya, setidaknya ada yang aku kenal " ucap Charlie dengan wajar datarnya.
Tak lama terlilhat Jason,Jonathan dan Justin di susul Reno masuk ke kelas yang sama.
Jonathan langsung duduk di sebelah Haedar, Jason dengan Charlie dan tentunya Justin dengan Reno." wah kita seperti takdirkan " seru Justin.
" tidak buruk, setidaknya jika ada tugas tak repot harus keluar kamar dan mendatangi teman lainnya " tutur Jonathan.
" bilang saja agar mudah menyontek " sindir Reno ." lebih tepatnya kerja sama " ucap Jonathan.
" terserah mu saja lah " ucap Reno.
" Jason, kau baik-baik saja kan ?" tanya Haedar yang memperhatikan Jason, seperti tersenyum dengan obrolan mereka namun pandangannya entah kemana.
" memang nya aku kenapa?" tanya nya.
" tatapanmu kosong kau tau " ucap Haedar lagi.
" perasaan mu saja " jawabnya.
" sudahlah, lihat mister sudah di depan kelas " tegur Charlie.
Mereka pun kembali fokus ke depan, sementara Haedar merasa ada yang aneh dengan Jason. Entahlah lah tapi seperti tidak biasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/364476802-288-k765869.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM PUZZLE (on going)
HorrorSekolah menengah atas bernama "Dream High school" sekolah khusus putra yang di bangun sejak tahun 1870 , sekolah kelas atas yang menjadi incaran para anak laki-laki calon penerus kekayaan orangtua. " sekolah ini aneh " " kita harus susun teka...