Bab III

405 21 21
                                    

Chapter sebelumnya ....

"Kau kan tidak punya anak," ucap y/n.

"Ya, aku memang belum punya anak, tapi aku ikut merasakan takut dan khawatir dengan anakmu," ucap Rizwan.

"Aku belum punya anak," ucap y/n ketus, ia tidak terima kalau ia disebut sudah punya anak.

"Apapun itu, aku pasti akan melindungi anakmu!" ucap Rizwan dengan menatap y/n penuh keyakinan.

"Sialan ..."

«The Good Husband»


Y/n meminum kopi dinginnya lagi lalu menaruhnya. "Apa ada yang harus kau kerjakan setelah ini?"

Rizwan tampak tenang sambil memikirkan beberapa hal, ia Lalau menjawab dengan tenang tetap pada wajah dinginnya.

"Belum ada, saat ini aku masih menunggu surat penugasan untuk di tempat-tempat yang di curigai oleh MATA yang didasari dari analisis dari keahlian dan penilikan kamu, pasti nanti ada surat penugasan lagi dari MATA yang lebih spesifik."

Y/n mengangguk-angguk mengerti. "Kau mau ikut denganku?" tawarannya.

"Hmm," Rizwan berpikir sejenak.

"Baiklah, aku juga perlu keluar sebentar agar dapat mengumpulkan pikiran-pikiran dan informasi yang perluku kumpulkan, kehadiran kamu juga dapat menyegarkan pikiranku, jadi silahkan, ayo kita pergi, kemana kamu ingin membawaku?" Tanyanya dengan santai.

Y/n sedikit memutar bola matanya lalu kembali menatap Rizwan.

"Aku hanya ingin mengajakmu untuk bertemu anak kecil yang ada di rumahku, sekalian agar kalian kenal dan jika anak kecil itu ada masalah di luar jangkauan pengawasanku, kau bisa membantunya. Kau mau?"

Rizwan mengangguk, kali ini ia terlihat bersemangat karena ia akan pergi ke rumah Y/n. "Ya, aku juga berkeinginan untuk berkenalan dengan anak kecil yang ada di rumah kamu, karena kamu seperti yang saya tau, kamu sendiri adalah seorang ibu yang cukup mementingkan perlindungan dalam anak kecil yang kamu tanggung jawab, dan membiarkan anak kecil di luar pengawasan kamu akan jauh lebih berbahaya."

Y/n lagi-lagi menatapnya dengan wajah datar. "Ya terima kasih kau menyebutku sebagai orang yang bertanggung jawab, tapi biar aku ingat kan padamu, aku masih 25 tahun, aku belum menikah, dan aku bukan seorang ibu, anak kecil itu bukan anakku."

Y/n menghabiskan kopi dinginnya yang tersisa di gelas.

Rizwan tersenyum canggung. "Iya ya, maaf, tapi kamu sendiri di usiamu tetap dianggap sebagai sosok yang harus di contoh oleh anak kecil yang ada di luar sana, jadi kamu tetap punya andil dalam melindunginya."

"Nah, kamu sudah selesai dengan kopimu? Silahkan, ayo kita pergi, kita tidak ingin membuang waktu lagi," ucapnya melanjutkan saat ia melihat gelas kopi Y/n yang sudah kosong.

"Terserah kau saja". Y/n lalu berdiri dan berjalan keluar dari kafetaria bersama Rizwan.

Rizwan berjalan di belakang Y/n dengan sikap yang tenang, tidak seperti Rizwan yang biasanya berjalan dengan tegas, ia terlihat lebih santai dan enjoy dengan suana hari ini.

Y/n dan rizwan pergi ke rumah Y/n dengan motor mereka masing-masing, setelah perjalan yang cukup lama, mereka akhirnya sampai di depan sebuah rumah bertingkat dua dan terlihat sedikit mewah.

Y/n memarkirkan motornya di depan rumah diikuti Rizwan, saat Y/n baru melepas helmnya, mereka sudah mendengar seperti suara kunci pintu di buka dengan cepat, sedetik kemudian pintu besar itu sudah dibuka oleh anak kecil laki-laki yang tersenyum lebar melompat lompat memanggil Y/n.

Ejen Rizwan X y/n : the good husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang