Prolog

117 18 3
                                    

────────────⊹⊱✫⊰⊹───────────

Kitsuna pov:

Aku bersandar di tempat tidurku sambil melihat kearah langit langit kamar.

'Sudah berapa ribu tahun berlalu? 7000? Entah lah... aku merindukan kalian nii-san.. minna... apa kalian sedang mengawasiku? Kuharap iya..' batin ku.

Aku bangun dari tempat tidur ku dan berjalan ke ruangan rahasia yang aku bangun, ketika aku masuk, aku langsung menatap kearah lukisan yang aku gantung di dinding.

Aku bangun dari tempat tidur ku dan berjalan ke ruangan rahasia yang aku bangun, ketika aku masuk, aku langsung menatap kearah lukisan yang aku gantung di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Anggap aja itu lukisannya dia, dan di lukisan itu ada dia     btw shout out to :Alayna isla on pinterest)

Aku menatap lukisan itu dengan senyuman meskipun airmata tetap berlinang.

Aku berjalan kearah rak buku dan mengambil salah satu buku yang ada di rak itu.

Aku berjalan kearah sofa lalu duduk dan membaca buku tersebut.

Buku itu adalah buku jurnal milik Robin yang masih aku simpan dengan baik, walaupun aku sudah membacanya berulang kali, namun aku tidak pernah bosan dan akan selalu membacanya sampai kapan pun.

Author pov:

Saat Kitsuna sedang membaca jurnal tersebut, tiba tiba saja terdengar suara ketukan dari luar.

"Nona... makan malam sudah siap, anda ingin makan di ruang makan atau perlu saya membawakan makanannya ke kamar anda?" Itu adalah suara dari pelayan Kitsuna.

"Tenang saja, aku akan kebawah Julian" ucap Kitsuna yang langsung menutup jurnal itu dan menaruh nya kembali ke tempat asalnya.

Lalu ia keluar dari ruanagn itu, dan bergegas membuka pintu kamarnya.

Disana ia melihat pelayan nya yang berdiri tegak dengan tangan kanan di dada nya lalu membungkuk sedikit.

"Selamat malam Nona.." ucap Pelayan tersebut.

"Selamat malam juga Julian" balas Kitsuna yang langsung berjalan mendahului Julian untuk pergi ke ruang makan.

"Nona sangat dingin seperti biasa" gumam Julian yang tersenyum kecut.

Mereka pun berjalan ke ruang makan bersama.

Setelah sampai di ruang makan, Kitsuna langsung duduk dan memakan makanannya.

Ia melihat kearah Julian dan berkata..

"Julian... daftar kan aku ke sekolah, aku sangat bosan setelah 82 tahun menganggur" ucap Kitsuna dengan muka datarnya.

Melihat hal itu Julian terkekeh lalu mengangguk.

"Tentu nona, sekolah mana yang ingin nona masuki? Perlu kah aku mencarikan nama palsu untuk mu?" Tanya Julian yang mengeluarkan ponsel nya untuk mencari daftar nama palsu di internet.

The Lost HistoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang