3.

71 11 2
                                    

Mereka pergi ke salah satu kafe ternama dijakarta. Sampai disana ternyata disana ada Winnie dan juga 2 sahabatnya. Willa hanya menatap datar Winnie yang sedang menatap nya.

Tidak hanya Winnie, kedua teman nya juga sedang melihat Willa dan ketiga temannya yang lain menempati meja tak jauh dari mereka.

"Itu Willa kan?." Ucap Shazira, salah satu teman nya Winnie.

"Jika wajahnya mirip dengan Winnie jelas itu Willa." Ucap Reiga.

Shazira mendengus "Wajahnya bener-bener babak belur Win, apa tidak diobati?."

"Sudah tadi pagi Zir." Sahut Winnie

"Dia masih cuek sama kamu?." Tanya Shazira lagi.

Dengan melihat Willa, Winnie menjawab pertanyaan Shazira "ya seperti itulah. Tapi tidak secuek dulu."

"Kamu tahan sekali Win, kalo aku jadi kamu. Aku sudah pergi dari hidup dia." Sahut Reiga menimpali.

"Dia adik aku Rei, bagaimana mungkin aku pergi dari dia."

"Kamu terlalu baik buat punya adik yang berandalan kayak dia."

"Dia emang nakal tapi dia ngelakuin itu buat dapat perhatian dari Daddy dan Mommy."

"Gue kasian sama kalian berdua. Yang satu kurang perhatian dan yang satu selalu dapat tekanan dari kedua orang tua kalian."

"Kalian pulang aja ke rumah kakek sama nenek kalian, biar gak dapat tekanan dan dicuekin lagi." Ucap Shazira.

"Setuju, mereka kan udah bilang juga sama kalian."

"Nanti deh gue omongin lagi sama Shaka." Shazira dan Reiga mengangguk pelan.

Kembali ke Willa dan teman-temannya, mereka juga mengobrol, tak lama pandangan Willa beralih pada sosok perempuan yang tadi sempet membuatnya tercengang karena pengikut nya di twitter. Ternyata perempuan itu menghampiri meja sang kakak dengan teman-teman nya.

"Winnie kenal sama dia?." Ucapnya dalam hati.

Willa tidak memperdulikannya, ia kembali fokus pada teman-temannya. Setelah kurang lebih 3 jam nongkrong mereka memutuskan pulang dengan Nadine yang mengantar Willa pulang. Kali ini dia pulang ke apartemen pribadinya. Apartemen yang dihadiahkan oleh sang kakek di hari ulang tahunnya 2 tahun yang lalu.

Sebelum sampai di apartemen miliknya Willa  mengirim pesan pada Winnie jika malam ini dia tidak pulang. Tapi niatnya berubah saat tau saudara kembarnya itu sedang sendirian di rumahnya.

"Nad, putar balik ke rumah gue." Ucap Willa

"Lah kenapa? Ada yang ketinggalan?." Tanya Nadine.

"Gue gak jadi nginep di apart. Shakila sendirian di rumah." Ucap Willa lagi.

"Om dan Tante ke luar negeri?."

"Iya, kayaknya bakalan lama. Jadi gue gak bisa tinggalin Winnie sendiri."

"Yaudah kalo gitu."

"Tapi kita mampir beli nasgor dulu di depan komplek deket supermarket itu."

"Lah Lo lapar lagi?."

"Buat Winnie."

Nadine terkekeh "sok-sokan cuek ke saudara, tapi aslinya mah bucin Lo ke dia."

"Salah perhatian sama saudara sendiri?." Tanya Willa sambil mendelik pelan.

"Gak salah sih, tapi Lo kan benci ke dia, wil."

"Gue bukan benci ke dia, tapi gue kecewa sama keadaan, kedua orang tua gue, sama semesta."

Cinta Amerta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang