🎵 Harry Styles - Adore You |
🎵 Emily Vaughn - madly |
🎵 NIKI - Lowkey |——♡——
Arabella terbangun dengan pegal dan nyeri yang terasa di sekujur tubuh.
Tirai yang menutupi jendela masih belum disibak, pun begitu, Arabella bisa merasakan kalau matahari sudah tinggi.
Usai mengerjapkan mata beberapa kali untuk mengusir kantuk dari pelupuk mata, Arabella menoleh ke samping, mendapati sisi kasur di sebelahnya kosong.
Arabella kontan mengernyit, menatap ke seluruh penjuru kamar.
"Kak Galen?"
Senyap.
"Kak?"
Masih tidak ada sahutan sama sekali.
Dengan mata yang masih diberati kantuk, Arabella turun dari tempat tidur. Gadis itu sontak mendesis tatkala merasakan sakit dan tidak nyaman pada bagian tubuh di bawah sana. Ketika sakit yang dia rasakan mulai tertahankan, Arabella berdiri dan melangkah ke kamar mandi.
Arabella mengerjap. Menatap pantulan tubuhnya di cermin dan menyadari kalau sekarang dia memakai kemeja yang dia pakai kemarin malam. Cuma tiga kancing di bagian tengah yang dikancingkan.
Dan tanpa bawahan apa pun.
Perlahan, masih dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, Arabella melepas kancing kemeja. Mata gadis itu langsung membelalak ketika menemukan beberapa jejak berwarna biru keunguan di perut bagian bawah dan pahanya.
"Jadi yang semalem itu... beneran ya...?" Arabella bergumam. Seolah pegal dan nyeri di tubuhnya yang terasa sejak tadi tidak cukup untuk membuatnya percaya kalau yang terjadi kemarin malam benar-benar nyata.
Gadis itu menyentuh hickey kecil yang warnanya paling pekat di dekat pusarnya.
"Gue sama Kak Galen beneran—" Arabella tidak meneruskan kalimatnya. Wajahnya mendadak memanas dan sisa kantuk yang menggelayuti pelupuk matanya lenyap seketika.
Panas yang menyerbu wajahnya bikin gadis itu cepat-cepat menyalakan keran wastafel dan membasuh muka. Berharap dengan begitu bisa mengurangi panas yang terasa membakar setiap jengkal kulit wajahnya. Namun bukannya berkurang, wajahnya justru semakin panas dan merah saga tatkala bayangan tentang semalam menyerbu kepalanya tanpa ampun.
"Ya ampun... Arabella...." Arabella menggigit bibir seraya mengetuk-ngetuk keningnya—melakukan apa pun untuk mengusir ingatan-ingatan tentang kejadian kemarin malam yang membuatnya malu setengah mati tapi di saat yang sama juga senang sepenuh hati. "Abbie... what the hell...."
Teringat kalau dia belum melihat Galen sama sekali pagi ini, Arabella segera mengenyahkan adegan-adegan mesum yang diputar ulang oleh otaknya; mengancingkan kemeja, mengambil dan memakai celana dalam, serta menyempatkan untuk menggosok gigi sebelum kembali mencari keberadaan Galen di apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclusively Yours (HIATUS)
RomanceSetelah sekian lama memendam perasaan pada manajernya, akhirnya rasa suka Arabella menjumpai akhir yang bahagia. Berpacaran dengan Galen terasa seperti mimpi yang menjadi nyata. Meskipun begitu, statusnya sebagai seorang aktris membuat Arabella dan...