bab 1

215 24 3
                                    

Pagi yang sangat cerah terdapat seorang remaja yang bernama Allangga Andreaz, anak tersebut kini masih betah dialam mimpinya bahkan suara alarm pun tidak mempan untuk membangunkannya.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya namun masih kelihatan cantik, dia adalah Alesha Andreaz mommy dari Allangga.

Alesha menghampiri anak nya yang masih tertidur lalu duduk disamping kasur anaknya dan mulai membangunkan sang empu.

"Sayang bangun udah pagi" ucap Alesha lembut.

Allangga yang merasa tidur nya terusik pun mulai membuka matanya dan terlihat lah wajah cantik sang mommy.

"Bangun baby, waktu nya sarapan."

"Al masih ngantuk mom" gumam Allangga namun Alesha masih bisa mendengarnya.

"Bangun sayang apa kamu tidak ingin sekolah?" Tanya Alesha.

"Mau sekolah"

"Maka dari itu kamu bangun ya, mandi habis itu sarapan."

"Gendong." Rengek Allangga sambil merentangkan tangannya.

"Kamu berat sayang mommy gakuat, kita panggil daddy saja ya" ujar Alesha dan diangguki oleh Allangga.

Alesha pergi keluar untuk memanggil suaminya sedangkan Allangga kembali tidur.

Ceklek

"Yaampun, lihat mas anak kamu"

"Anak kita sayang."

Anton Andreaz, daddy dari Allangga sekaligus suami dari Alesha. Dia menghampiri anaknya yang kembali tertidur lalu membawa anaknya kedalam gendongan koala nya dan masuk kedalam kamar mandi untuk memandikan anak bungsunya.

Alesha segera menyiapkan keperluan sekolah Allangga mulai dari menyiapkan buku pelajaran dan juga baju saragam, Alesha dan Anton sangatlah memanjakan Allangga bahkan mereka tidak membiarkan anak bungsu kesayangan mereka terluka.

Disisi lain Allangga kini tengah dipaksa oleh Anton untuk dimandikan namun Allangga menolak dengan keras.

"Gamau dad, Al bisa sendiri." Ujar Allangga kekeh.

"Menurutlah atau tidak ada susu untuk hari ini dan seterusnya." Ancam Anton berhasil membuat Allangga menjadi diam. Kalo soal susu Allangga bakal mengalah karena susu adalah nomor 1.

Anton menggulungkan tangan kemeja nya sampai sikut dan langsung saja Anton membasuh badan anaknya menggunakan air hangat lalu menggosokkan sabun bayi kebadan anaknya.

Beberapa menit kemudian Allangga telah selesai dengan acara mandinya dan kini Alesha mulai membaluri Allangga dengan minyak telon serta bedak bayi.

"Mom, kenapa harus pake itu sih? Al kan bukan bayi."

"Dimata mommy sama daddy kamu itu masih bayi." Ujar Alesha.

"Tapi mom, gaperlu pake minyak telon juga kan? Al itu udah gede tau." Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Menurut lah baby, atau mommy tidak akan memberikan mu susu lagi"

Allangga memutarkan bola matanya malas selalu saja mengancam susu.

Setelah selesai dibaluri minyak telon dan juga bedak bayi kini Allangga tengah duduk diatas kasur dengan Anton yang sedang mengkeringkan rambutnya menggunakan Hair dryer.

Dan tak lama rambut Allangga pun sudah kering dan langsung saja Anton menggendong Allangga ala koala dan membawa nya keluar diikuti oleh Alesha yang berada dibelakang sambil membawa tas milik anaknya.

Dimeja makan sudah terdapat seorang pemuda yang tengah menunggu sang adik, mereka adalah anak Anton dan juga Alesha.

"Morning abang."

"Morning baby"

"Morning."

"Morning sayang"

Anton dan juga Alesha duduk bersebelahan sedangkan Allangga masih duduk dipangkuan sang daddy.

"Dad turunin." Pinta Allangga namun ditolak oleh Anton.

"Tidak." Ucapnya dengan tegas membuat Allangga pasrah.

Alesha menyiapkan sarapan untuk Allangga dan menaruh nya dipiring lalu setelah nya Anton menyuapi Allangga walaupun sang empu sudah menolak namun Anton tetaplah Anton yang pemaksa.

Sarapan pun sudah selesai kedua abang Allangga berpamitan untuk pergi ke kantor sedangkan abang ketiga nya masih menunggu sang adik yang tengah memakai sepatu.

"Sayang ini bekal nya" ucap Alesha yang berjalan dari arah dapur menuju kepada Allangga yang tengah memakai sepatu.

"Mom, Al gamau bawa bekal. Dikira Al anak paud apa?"

"Gapapa sayang, mommy hanya tidak ingin kamu sakit gara gara jajan sembarangan" ucap Alesha dengan lembut.

"Gamau mom"

"Allangga." Ujar Anton sambil menatap Allangga dengan tajam.

"Ck! Daddy gausah gitu natap nya!"

"Bawa bekalnya atau kau tidak usah sekolah" Ancam Anton.

"Ancam aja terus bosen gue dengernya." Ucap Allangan tanpa sadar membuat abang ketiga nya dan juga daddy nya menatap nya dengan tajam.

"Ulangi." Ucap Gerlan Andreaz anak ketiga dari Anton dan juga Alesha.

Allangga menatap Gerlan takut namun sebisa mungkin ia menormalkan ekspresinya.

"Keceplosan bang" ujar Allangga nyengir sambil memperlihatkan gigi nya.

"Lain kali jangan diulangi lagi."

"Iya bang"

•••

Sesampainya disekolah mobil yang ditumpangi oleh Gerlan dan juga Allangga menjadi sorot mata terlihat banyak yang menatap kearah mereka dengan tatapan terpesona lebih tepatnya kepada Gerlan.

"Iya tau aku ganteng tapi gausah segitunya kali." Ucap Allangga membuat Gerlan terkekeh.

"Siapa yang bilang kamu ganteng? Bukankah abang yang ganteng?" Tanya Gerlan sambil menaik turunkan alis nya.

"Dih pd banget"

"Fakta."

"Apalah dia apalah"

Gerlan hanya terkekeh melihat adik bungsunya dia benar benar sangat gemas dengan adiknya.

"Abang ke kelas dulu ingat tidak boleh bolos"

"Kalo bolos abang aduin kamu sama daddy"

"Iya iya abang berisik banget sih" gerutu Allangga.

"Ini uang jajan mu." Ucap Gerlan sambil menyodorkan uang sebesar 500rb.

"Kebanyakan bang"

"Gapapa."

"Abang pergi dulu"

Setelah Gerlan pergi barulah Allangga masuk kedalam kelas dan langsung bertemu dengan teman sekelasnya.

"Banyak amat tuh duit" ujar Bayu.

"Iya nih bagi bagi dong" lanjut Ivan.

"Apasih kalian, ini tuh buat gue ya bukan buat kalian!"

"Tapi gaada salahnya kan kita minta, lo kan anak orang kaya" ujar Ivan.

"Kaya monyet maksudnya." Lanjut Ivan membuat Allangga langsung memukul bahu Ivan.

"Sakit bego!"

"Siapa suruh lu ngomong gitu sama gue"

















TBC

Hai hai semua
Balik lagi sama aku dan tentunya dengan cerita baru😊
Semoga kalian suka ya
Vote and komennya
Selamat membaca

Allangga AndreazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang