Dreamscape

131 17 3
                                    

Plot Tema Januari 2024

Project Theme 23 - Vivid Dream

Kaleidoscope of Death © Xi Zixu

Karakter: Cheng Yixie | Cheng Qianli

‼️ SPOILER ALERT

⚠️ Trigger Warning: Character Death, Angst.

Summary:

Dua kehidupan kembar terpisah oleh tipisnya tabir kematian, memisahkan mereka seperti benang merah yang terputus.

Yang tertinggal, bagai bunga yang kehilangan embun pagi; ia merindukan bayang-bayang yang tak terjangkau.

— Sebuah fanfiction dengan setting waktu di antara pintu kesepuluh dan pintu kesebelas Cheng Yixie.

—————————

Dreamscape © Ayren and Sapphire

—————————

"Ge ..."

"Ge, ge..."

Sebuah suara yang terdengar jauh dan samar-samar memasuki indera pendengaran Cheng Yixie. Ia dapat mengetahui bahwa suara itu memanggilnya. Namun, ia menolak membuka mata, jika itu hanya akan membuat suara yang didengarnya menghilang tepat pada saat matanya terbuka.

"Cheng Yixie! Apa yang terjadi padamu?!" Suara itu menjadi tidak sabar dan kekhawatiran di dalamnya terlalu jelas untuk dilewatkan.

Apa yang terjadi padaku?

Qianli, Qianli, tidakkah kau tahu apa yang terjadi padaku saat kau memutuskan untuk menjadi orang yang pergi?

Cheng Yixie tersenyum miris memikirkannya. Adiknya yang bodoh pasti tidak akan tahu. Ia hanya berpikir untuk mengorbankan dirinya, demi kehidupan Cheng Yixie yang bisa ia lindungi. Tidak memikirkan keadaannya sekarang menjadi lebih buruk tanpa kehadirannya.

Kekosongan di hatinya sekali lagi merangkul Cheng Yixie dalam ketidakberdayaan. Setiap napas yang dihirupnya terasa berat, karena ia selalu teringat bahwa kehidupannya saat ini ditukar dengan nyawa saudara kembarnya.

Agar pengorbanan Cheng Qianli tidak sia-sia, ia bahkan tidak berani mati. Ia harus bertahan dan menanggungnya meskipun setiap detiknya sangat sulit untuk dilalui, bagaikan berjalan di atas bara api dan dikelilingi tanaman berduri. Namun, seperti inilah kenyataannya, yang tertinggal memang selalu menjadi orang yang paling menyedihkan.

Kendati demikian, tampaknya suara itu tidak peduli dengan penderitaan psikisnya. Terus menerus memanggil namanya menyuruhnya untuk bangun meskipun Cheng Yixie sangat takut kehilangan suara itu.

Ia sudah tidak bisa melihat Cheng Qianli di dunianya, jadi ketika ia memiliki kesempatan untuk mendengar suaranya lagi di dalam mimpi, Cheng Yixie dengan teguh berpegangan erat padanya. Seolah-olah hanya dengan ini, ia dapat bertahan melewati hidup satu hari lagi.

Akan tetapi, kali ini ia merasakan sebuah tepukan menyusul di wajahnya. Tepukan yang benar-benar membuat Cheng Yixie terkejut dan dengan sigap meraih tangan yang berada di atas pipinya.

Tidak pernah ada mimpi yang membuatnya dapat merasakan sentuhan yang sudah dikenalnya. Lalu, ketika kedua matanya terbuka, cahaya yang menyilaukan menyambutnya hingga membuat matanya memanas.

DreamscapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang