🐡VITO Bab 35 : Leonard Armstrong🐡

48 8 0
                                    

⚠️WARNING! INI HANYA CERITA FIKTIF BELAKA. KALAU ADA KESAMAAN DALAM NAMA DAN TEMPAT KEJADIAN, MOHON DIMAAFKAN. SAYA SAMPAIKAN SEKALI LAGI, CERITA INI HANYA FIKTIF!⚠️

Guys, votenya dong! Jgn jadi silent readers anjay.

Kalo ada yg blm vote, vote dulu yaa sayang💕 🔪
___

Seorang wanita menatap kosong rumah berukuran minimalis tersebut dengan sarat kecewa. Manusia yang pernah tinggal di sana telah pergi, setelah dirinya berjalan jauh kemari. Tangannya sampai terkepal menimbulkan buku jarinya memutih.

Bahkan dia hampir gila karena posisi sulitnya ini lebih memuakkan, tanpa uang dirinya tidak mendapatkan hasil memuaskan. Hanya sebuah mimpi buruk ketika sadar banyak pasang mata mengawasi. Kata makian tertahan di mulutnya kepada orang-orang itu.

Saat mau pergi dari sana, dia merasakan sesuatu yang menarik dirinya ke arah berbeda. Myra mengikuti instruksi otaknya sendiri tanpa ragu, dia berjalan biasa tanpa mengendap-endap menuju arah dermaga. Melewatinya begitu saja, sampai tiba di mercusuar.

Deburan ombak dan anginnya terasa jelas. Orang-orang yang mengikuti pun telah bersembunyi kembali di tempatnya masing-masing mengawasi. Sedangkan Myra merasakan hal aneh, padahal dirinya tidak tahu kalau ada mercusuar di sini.

Belum habis kebingungannya barusan, seorang wanita cantik berambut merah menghampiri dirinya yang tengah dilanda badai kehidupan. Dia memandang Myra sebentar dan memberikan sekantung berisi mutiara beserta benda berbentuk koin emas asli.

Sontak Myra menjatuhkan kantung tersebut dengan mata membuka lebar sempurna. Lalu eksistensi wanita itu, dirinya tatap kembali. Wajahnya mengernyit masih penuh kebingungan seraya beringsut mundur. Aura yang kuat menekan Myra dan membuatnya sesak.

"Siapa anda?" tanya Myra sedikit takut, sebab tatapan matanya begitu tajam.

Wanita cantik itu tersenyum miring bak iblis. Dia memandang rendah seorang Myra. "Jalani saja tugasmu, aku memanggil dirimu untuk itu."

Myra semakin bingung dibuatnya. "Kau ini siapa, hah? Berani-beraninya menyuruhku seenaknya, lihat batasan mu!"

Wanita itu terkikik geli mendengar Myra protes. Lalu berkata, "Cukup bunuh Jemma dan kau akan hidup layak seperti sebelumnya. Seharusnya kau yang tak melewati batas."

Dengan susah payah Myra mengambil oksigen untuk dirinya hirup, makhluk di depannya sungguh memiliki pancaran aura kuat. Myra sampai kembali sesak dan akhirnya luruh di atas pasir pantai.

"Aku memberimu modal demi menunjang kegiatan memenuhi rencana, pakai sebaik mungkin dan kau akan mendapatkan lebih jika berhasil," titahnya dingin seolah tak mau dibantah.

Myra menengadahkan kepalanya melihat sosok rupawan tersebut. "Kau bilang Jemma? Berarti, cukup habisi anak itu dan aku akan mendapatkan imbalannya?"

Dagu Myra diraih lalu, pipinya di tepuk pelan. "Jika semua pekerjaan mu berjalan dengan baik."

Mata Myra berbinar cerah, melupakan rasa sesak membelenggu dadanya dan mengambil kantung berisi emas beserta mutiara indah yang pasti bernilai tinggi. Kepalanya menoleh kepada sosok tadi, sayangnya orang itu tidak ada lagi di tempatnya.

Myra mencari ke sana kemari tanpa tahu nama orang baik itu. Jelasnya sekarang, dirinya telah mendapatkan modal guna memperlancar aksinya untuk menghabisi keluarga Delmare, termasuk saudarinya yang dia cintai. Rasanya menggelikan memikirkan saudarinya itu.

🐬

Dia berdiri gagah menatap orang di depannya tanpa tahu itu siapa. Hanya sebuah punggung seseorang yang sedang merokok menghadap lautan luas di depan sana. Kehadirannya disadari oleh pria di hadapannya itu. Membalikkan badan dan tersenyum tipis menatap dirinya.

Voices In The Ocean : Cursed Man, Zale Merville [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang