Hehe...
Gak jadi unpublish gess, tenang... 🗿
Btw, thanks yaa udah nemenin gue jalan sejauh ini. Gak nyangka aja dalam waktu 6 bulan gue bisa ngumpulin 3,33+ juta viewers wattpad...aseekkkk... 🤓Wkwk, walau sebenarnya gue tahu, cerita ini naik tuh karena genrenya 21+ banyak adegan maturenya. Yeahh.. gue juga gak kepikiran sampe sono kalau bakalan melejit secepat ini, but i'm really happy ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
Tanpa kalian gue bukan apa-apa. Terimakasih banyak sobat, gue semakin cintrong sama kalian💋
Sebelum baca, vote dulu dungsss 👀💋💐
Happy reading and enjoying 🤙
***
"Dad..." Helena memeluk leher Juna erat saat tubuhnya terantuk-antuk ke atas sebab sodokan yang di berikan laki-laki itu terbilang sedikit kasar.
Nafas Juna menggeram kala kepala gadis di pangkuannya membenamkan wajah mungilnya tepat di ceruk leher Juna, area sensitifnya.
"Aahh...Dad!" desahan Helena membuat tempo yang Juna berikan semakin cepat.
Tubuh keduanya naked tanpa sehelai benangpun menutupi. Sudah selama dua jam sekarang, tubuh laki-laki yang masih menggagahi Helena tetap terlihat segar. Padahal sisa-sisa bukti bercinta keduanya sudah merebak di mana-mana.
Kasur dengan sprei hotel yang sudah tidak terbentuk dengan beberapa bercak noda basah di atasnya, lantai yang semula bersih kini juga terlihat becek oleh cairan kental. Begitupun kali ini, sofa single yang di duduki oleh Juna sudah tidak bertempat pada posisinya.
Selama itu Juna menggarapnya, berkali-kali itu pula Helena mendapatkan pelepasan nikmat hingga membuat tubuhnya lemas tak karuan.
"Pelan, Dad.." nafas Helena terengah-engah ketika mengatakan kalimat singkat barusan. Ia tidak bisa mengimbangi permainan Juna disaat tubuhnya benar-benar lemas saat ini.
"No, baby." Bisiknya sensual, "Aahh.. fuck! Your body's so delicious." Juna menggeram kala ia akan mendapatkan pelepasan yang ketiga kalinya. Bersamaan dengan itu dinding vagina Helena semakin menjepitnya kuat-kuat. Sepertinya pelepasan keduanya akan segera tiba.
"Mau pipis, Dad..." rengek Helena manja.
"Ssshh... Bareng sayanghh..." desis Juna keenakan. Cengkraman tangan cowok itu pada pinggang Helena mengerat.
Satu... Juna menambah kecepatan temponya.
Dua... Helena yang merasakan sesuatu dibawah sana kian membengkak, semakin mencengkram barang milik Juna kuat dengan sengaja.
Dan pada detik ketiga, ketika gelombang euforia tersebut sudah tidak bisa di tahan lagi akhirnya meledak. Semuanya tumpah ruah di vagina Helena yang tampak sangat banjir saat ini.
Nafas mereka berdua ngos-ngosan. Helena menjatuhkan kepalanya di pundak Juna, lelah. Begitupun junior laki-laki itu yang masih membiarkannya bersarang di dalam vagina Helena, tak membiarkan cairan bercintanya terbuang sia-sia.
Tangan Juna mengangkat bokong Helena lalu menggendongnya menuju ranjang. Membaringkan tubuh gadis tersebut yang sudah tidak bertenaga.
Helena memejamkan mata. Namun, pergerakan menjauh seseorang dari atas ranjang kembali membuat mata lelahnya terpaksa terbuka. Ia mengamati Juna yang tengah mengenakan celana boxernya lalu memantik rokok dan duduk tenang di atas sofa seraya memainkan ponsel.
Sesekali Juna tertawa tanpa sadar. Ataupun tersenyum tipis. Dan Helena dapat mengartikan tawa juga senyuman pria tersebut sedang berinteraksi dengan siapa. Telah mengenal Juna lebih dari satu tahun membuat Helena tahu ekspresi seperti apa yang Juna keluarkan ketika sedang bahagia saat bersama seorang perempuan ataupun laki-laki.
![](https://img.wattpad.com/cover/353442246-288-k290542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Benefit
RomanceKonten Dewasa 21+ BOCIL DILARANG MENDEKAT!! DOSA TANGGUNG SENDIRI KALO MASIH MAU NYEKROL SAMPE BAWAH :D Hubungan kita hanya sebatas kontrak--antara tuan dan pelayan pemuas nafsu. Perasaan ini salah jika ingin berlabuh pada tempat yang ku inginkan...