🪻Part 15🪻

22 6 22
                                    

"Kalau di lihat-lihat, Morae mirip dengan kamu, El."

"Mama jangan ngaco deh."

"Katanya kalau jodoh biasanya mirip."

Begitu mendengar penjelasan Morae, Lorcan langsung teringat percakapannya dengan Mashika di rumah sakit. Ini sulit dipercaya. Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di pikirannya. Namun, lidah Lorcan menjadi kelu dan sulit berkata-kata karena begitu terkejut dengan apa yang Morae bilang.

"Aku sama Monae ditukar sama mama aku yang sekarang. Yang aku maksud pencuri adalah Embry, mama kandung Monae. Dia nyuri kehidupan aku dan ngasih itu ke Monae. Aku nggak ada bukti fisik, makanya aku nggak pernah berani bilang ke siapapun," jelas Morae. Dengan tangan gemetar, ia mengambil ponselnya dan mencari sebuah rekaman yang tidak lengkap. Ia berharap Lorcan bisa menaruh sedikit saja kepercayaan padanya.

"...yang penting Monae sekarang udah bahagia sama keluarganya yang sekarang. Aku bisa lihat dia dari jauh, itu udah cukup."

"Lalu bagaimana dengan Morae? Kamu udah memperlakukan dia dengan baik, 'kan?"

"Dia bukan anak aku. Kenapa juga aku harus memperlakukan dia seperti anak aku? Biarin aja dia hidup di keluarga itu dengan status menumpang."

Hanya itu rekaman suara yang berhasil Morae rekam. Percakapan antara Embry dan seorang wanita tua yang merupakan ibu kandung Embry itulah yang menjadi awal Morae menyelidiki jati dirinya. Saat itu, ia akhirnya mengerti alasan Embry tidak pernah memperlakukannya dengan baik. Sebelumnya ia mengira Embry tidak menginginkan keberadaannya. Embry hamil di luar nikah dan tidak pernah mengungkit siapa ayah dari bayinya. Morae kira Embry hanya tidak siap menjadi seorang ibu. Namun, nyatanya Morae bukanlah anak kandung Embry.

Lorcan mencerna setiap kata yang terdengar di rekaman tersebut. Pikirannya langsung terbuka dan ingin mempercayai Morae. Hanya mempercayai Morae yang bisa ia lakukan saat ini. "Kenapa lu nggak langsung bilang?" tanya Lorcan. Ia mendekati Morae, lalu memeluk gadis itu dengan erat. Ia tidak menyangka kalau Embry yang ia kenal begitu jahat pada keluarganya. Embry dan Mashika sangat dekat seperti layaknya saudara, tetapi mengapa Embry melakukan itu?

"Bilang gimana? 'Aku anak kalian yang sebenarnya. Monae bukan anak kalian. Ayo tes DNA' gitu? Apa nggak langsung dianggap gila terus aku diusir? Kalaupun aku diem-diem ngelakuin tes, nggak bakal ada yang percaya sama hasil itu." Terdengar sarkas, tetapi tidak membuat Lorcan tersinggung saat mendengarnya. Jika dipikir-pikir, Morae memang sangat mirip dengan dirinya, seperti yang dikatakan Mashika. Kenyataan bahwa Morae adalah adiknya bukanlah hal yang buruk. Namun, terbilang terlalu dini untuk menerima hal tersebut karena belum ada bukti pasti.

Lorcan diam-diam mengambil sehelai rambut Morae yang rontok. Kemudian, ia melepaskan pelukan mereka berdua dan tersenyum tipis. "Gua akan percaya sama lu dan bantu lu," kata Lorcan. Ia ingin memastikan sendiri dengan melakukan tes DNA antara Morae dan mamanya. Dengan hasil tes itu, mereka akan memiliki bukti yang tidak bisa diganggu gugat. Saat ia bisa membuktikan bahwa Morae adalah adik kandungnya, ia akan mempercayai Morae sepenuhnya.

***

Ruang klub fotografi yang sebelumnya dikuasai oleh Ethan, sekarang sudah berpindah ke tangan Draven. Sekali lagi Ethan merendahkan dirinya di hadapan Draven. Cowok itu berlutut di hadapan Draven yang sedang duduk di sofa. Di sana juga ada Nixie dan si kembar yang menyaksikan Ethan dengan berbagai ekspresi. Nixie merasa iba dengan Ethan, sedangkan Eryx hanya bisa menyenggol lengan Calix sebagai kode agar kembarannya itu menolong Ethan.

"Gua bakal lakuin apapun yang lu suruh," kata Ethan sambil menatap Draven yang sedang mengutak-atik kamera.

Draven menyeringai, lalu mengarahkan kamera itu ke depan wajah Ethan. "Gue mau bukti," kata Draven sambil mengaktifkan mode video pada kamera yang dipegangnya. "Syaratnya nggak susah kok. Yang pertama, mulai sekarang Morae milik gue dan lo nggak boleh deketin dia lagi. Yang kedua, lo tunduk sama gue sampai kita lulus. Gimana menurut lo?" ujar Draven.

Ethan tercengang mendengar kedua syarat yang begitu berat baginya. Ia sudah jatuh hati pada Morae, tetapi ia harus merelakan gadis itu demi menyelamatkan perusahaan milik keluarganya. Selain itu, Draven menyuruhnya tunduk sampai mereka lulus. Syarat tersebut akan sangat melukai harga diri Ethan karena harus menjadi budak Draven selama setahun lebih. Namun, jika ia tidak menyetujui syarat tersebut dengan segera, Draven mungkin tidak akan memberinya kesempatan lagi.

"Kenapa diem? Kalau setuju, ulangin syarat yang gue bilang tadi," kata Draven yang mencoba bersabar untuk menunggu Ethan berbicara kembali.

Tangan Ethan terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Kakinya terasa kebas akibat berlutut dalam waktu yang cukup lama. Ethan menguatkan hatinya, berusaha melawan gengsinya yang setinggi langit. "Gua, Ethan Grefinozzy, nggak bakal deketin Morae lagi dan akan tunduk sama Draven sampai lulus asal Draven mau membantu perusahaan papa gua untuk bangkit kembali," ucapnya dengan lantang di depan kamera.

Draven tersenyum puas, lalu mematikan kamera yang dipegangnya. Suasana hatinya begitu baik sampai secara tidak sadar ia tertawa pelan. Kemudian, ia berdiri dan berjalan ke arah Calix. Ia merangkul Calix dengan begitu akrab seolah-olah menunjukkan kalau Calix itu teman baiknya. "Calix, lo bisa gunain dia kalau lo mau," ucap Draven sambil tersenyum lebar.

"Kenapa gue ngerasa situasinya aneh gini?" tanya Nixie. Ia jarang melihat pacarnya berinteraksi dengan Draven. Namun, sekarang mereka terlihat sangat akrab. Nixie melihat Calix menunjukkan senyuman yang hanya ditunjukkan kepada orang terdekat saja. Semua tahu betapa dinginnya cowok itu bersikap pada orang lain.

"Sorry, but your boyfriend is my bestfriend," kata Draven sambil tersenyum bangga.

Nixie, Eryx, dan Ethan langsung menatap Calix dengan tatapan meminta penjelasan. "Jadi, lu pura-pura nggak tahu?" Ethan berdiri, lalu berjalan mendekati Calix yang masih dirangkul oleh Draven. Terdapat raut kekecewaan di wajah Ethan karena merasa dikhianati oleh Calix. Ia mengira Calix adalah sahabatnya, tetapi ternyata Calix merahasiakan sesuatu darinya.

"Gua kecewa sama lu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gua kecewa sama lu. Sama kembaran sendiri lu bisa ngerahasiain sesuatu," kata Eryx, lalu pergi dari ruangan itu. Ini pertama kalinya Eryx merasa sangat marah pada Calix. Sementara Nixie langsung pergi tanpa mengatakan sepatah kata. Nixie merasa tidak dianggap penting oleh Calix.

Ethan tertawa hambar. "Ternyata lu juga ngerahasiain ini ke Eryx?" Ethan tidak habis pikir dengan Calix. "Jelasin! Lu bisu, Lix?" Nada bicara Ethan tiba-tiba meninggi karena Calix hanya diam. Ia tahu Calix itu sangat pendiam, tetapi kali ini cowok itu terlalu diam.

"Maaf," ucap Calix dengan ekspresi datar seperti biasanya. 

Ethan mengusap rambutnya dengan kasar. Emosinya begitu memuncak karena tidak kunjung menerima penjelasan yang masuk akal dari Calix. "Gua nggak butuh permintaan maaf lu," kata Ethan dengan penuh penekanan.

"Seperti yang lo lihat. Gue emang temenan sama Draven sejak lama," balas Calix. Ia merasa tidak ada yang perlu ia jelaskan lagi.

"Kenapa lu nggak bilang dari awal?" tanya Ethan dengan tangan yang terkepal erat. Ia menahan diri untuk tidak memukul wajah Calix.

"Lo nggak nanya." Kali ini jawaban Calix begitu menjengkelkan sehingga Ethan sudah tidak bisa menahan diri lagi. Ketika ia hendak melayangkan pukulan, tangannya ditahan oleh Draven.

"Calm, bro," kata Draven sambil tersenyum.  Senyum itu ... Ethan begitu membenci senyum itu. Senyum yang membuatnya merasa harga dirinya jatuh. Senyum yang sangat merendahkan dan meremehkan dirinya. "Lo nggak berhak nyakitin sahabat gue," tambah Draven.

Ethan mengingat perjanjiannya tadi. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Rasanya semua sudah hancur. Perusahaan keluarganya hampir bangkrut. Ia juga kehilangan Morae dan dikhianati oleh teman dekatnya. Entah bencana apalagi yang menantinya.

***

To Be Continue...

Fatum MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang