Mereka bertiga akhirnya tiba di rumah Serval, ibu Serval menyambut kedatangan mereka bertiga dengan senyuman hangat.“Tante Diana, lama tidak bertemu.” sapa Estelle.
“Iya, Stelle, kamu makin cantik aja, terakhir kita ketemu waktu pameran gerabah. Waktu itu kamu masih kecil.” Kata Diana terkekeh kecil, lalu Serval, Seele dan Estelle menjabat tangan Diana bergantian.
“Yang ini pasti Seele kan?” Kata Diana saat giliran Seele menjabat tangannya. Diana tersenyum hangat.
“Rval, selalu menceritakan tentang mu, katanya kamu dari kelas unggulan?”
Seele tersipu malu mendengar itu, dia tidak menyangka kalau serval menceritakan tentang dia ke pada orang tuanya.
“Iya, Tante engga sengaja waktu tes, jawaban ku benar semua.” Katanya dengan senyuman gugup dan malu-malu.
“Enggak sengaja, kok bener semua.” Celetuk Estelle.
“Itu karena aku pintar, makannya kamu kalau di ajarin fokus. Main hp mulu sih.” Gerutu Seele. Ashland terkekeh kecil, mendengarkan mereka bercengkrama.
“Ayo masuk, Seele memang pintar seperti ayahnya.” Kata Ashland dan menepuk kepala Seele, membuat Seele terkejut dengan perbuatannya dan ucapannya.
“Om tau ayah saya?” Tanya Seele.
“Tidak hanya sekedar tahu, suami ku ini. Adik iparnya.” Imbuh Diana ia tersenyum melihat Seele.
“Serval dan kamu, artinya kerabat dekat Seele.” Estelle merangkul pundak sahabatnya itu dan berjalan bersama-sama ke dalam rumah Serval.
“Kamu tidak bilang serval?”
“Aku juga baru tahu.” Kata Serval dengan wajah terkejut juga, itu hanya sebuah trik yang direncanakan Estelle. Memang tidak terduga rencananya tapi berjalan dengan lancar.
“Aku ada banyak pertanyaan, paman.” Kata Seele tidak lagi sungkan.
“Tanyakan saja.”
Seele duduk di sofa menatap Ashland, yang sedang duduk di sofa tunggal.
“Ibu, ibu ku orangnya seperti apa?” Tanya Seele ragu, dia bingung mau bertanya seperti apa, tapi langkah pertama yang ia ambil adalah pertanyaan ini.
“Ibumu itu baik, sekali siapapun akan dia tolong. Dia dulu dokter, kau tau klinik yang ada di kompleks rumah mu itu, itu klinik yang dirikan Steven untuk ibumu. Lalu, Kau tau kan, ketua RT di desa mu, istrinya pernah hampir mati keracunan, lalu Kak Alesia menyelamatkan nyawanya. Masih banyak lagi, kebaikan ibumu. Ibumu sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, waktu melahirkan kamu juga.”
Ashland tersenyum pahit, membuat Seele tidak enak karena sudah menanyakan hal ini. Ibunya- Alesia itu bagaikan permata bagi siapapun yang melihatnya. Sekarang Seele tau kenapa, Steven sangat mencintai ibunya. Seele merasa bersalah, memang seharusnya dia yang tidak ada disini. Dia beranggapan bahwa dirinya telah merebut kebahagiaan orang lain.
“Cukup, hanya itu saja yang ingin kutanyakan.” kata Seele lalu dia bangkit dari tempat ia berdiri.
“Memang, benar pilihan ayah ku tidak mengenalkan ku pada siapapun. Tapi aku hanya ingin mencari tahu, harusnya aku cukup diam saja seperti orang bodoh. Maaf, karena membuka luka lama.” Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seele Vollerei
Teen Fiction[Original world] Seele vollerei gadis muda yang bercita-cita menjadi seorang arsitektur hebat seperti ayahnya, akankah dia dapat menggapai cita-citanya bersama teman-temannya dan berdamai dengan masa lalu yang suram serta ibu tirinya?