38

13 4 0
                                    

Begitu dia ditemukan, dia sepertinya tidak ragu untuk tampil di depan orang lain.

Messi berjalan di samping ayunan dan melihat sekeliling untuk melihat apakah ayunan itu menarik.

"Apa kamu mengirimkan surat itu dengan baik?"

"Oh, itu. tentu saja. Semua orang sangat menyukainya."

"Benarkah?"

"Ya. Saya juga sudah menyerahkan semua pernyataan refleksi. Itu karena nona menyemangati saya."

Aku senang bahwa aku mengirimkan semua refleksiku.

Jadi bisakah kita bertemu sekarang?

Saat Messi berbicara, sudut mulutnya bergetar seolah ada sesuatu yang terjadi padanya.

Messi memandangnya dengan rasa ingin tahu dan tersenyum cerah.

"Tidak ada tuan yang seperti itu. Terima kasih. Berkat anda saya juga bisa melihat pemandangan seperti itu."

"Apa yang kamu lihat?"

"Tanyakan pada saya langsung nanti. Apa yang saya lakukan"

Aku penasaran, tapi aku mengangguk.

Pertama-tama, mengendarai ayunan itu lebih penting.

Aku duduk dengan pantatku di ayunan dan memegang erat tali ayun dengan kedua tangan.

"Dorong ini untukku, Messi."

"Hmm?"

"Sulit untuk harus menggerakkan kakimu maju mundur."

Saat kakiku gemetar dan berpura-pura mendapat masalah, Messi yang berada cukup jauh mendekatiku.

"Seberapa keras aku harus mendorongnya?"

"Pelan saja!"

"Pelan? ...... Ini bukan permintaan yang terlalu sulit, tapi kenapa terasa sulit?"

gumam Messi.

Berbeda dengan yang langsung menerima permintaan tersebut, Messi tampak berpikir sejenak.

Dia sepertinya memikirkan betapa lembutnya dia harus mendorong.

Aku melihat ke depan dan menunggu dorongan cepat.

Tak lama kemudian ayunan itu mulai bergerak perlahan.

Aku memutar kakiku maju mundur dengan kuat dengan kecepatan yang cukup cepat.

"Wow!"

Angin sejuk meniup rambutku.

Saat kami bersorak setiap kali semakin dekat ke langit, terdengar suara Messi tertawa pelan dari belakang.

"Lebih kencang!"

"Ya?"

"Sedikit lebih kencang!"

Aku berteriak dengan penuh semangat. Aku pikir tidak apa-apa untuk naik sedikit lebih tinggi dari sini.

Ada pula yang beranggapan jika terjadi sesuatu, Messi akan segera datang menyelamatkan.

Aku akan berkendara sedikit lebih jauh dan mengerjakan pekerjaan rumahku.

Ayunan yang menjulang tinggi di langit langsung turun lagi. Saat aku meregangkan kakiku, aku merasakan tusukan di punggungku.

"Hng?"

Aku memiringkan kepalaku.

Apa?

Perasaan itu sangat berbeda dengan apa yang didorong oleh Messi.

Bontot di Keluarga UlarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang