Waktu pertama kali aku bercerita tentang dia yaitu seseorang yang kukagumi (RAFKA) kepada mereka terutama fera, justru ia lebih dulu mengetahuinya tidak heran kebetulan ia teman sebangkuku. Mereka terkejut saat mendengar jika aku menyukai rafka hingga ara bertanya…
“ diana!!!! kamu beneran suka sama rafka?” ucapnya.
“ bisa dibilang iya hehe” jawabku sambil tersipu malu.
Mereka benar benar ternganga mendengar hal tersebut, tak heran selama ini aku memendam perasaan itu diam diam aku hanya sekedar mengaguminya karena ialah satu satunya orang yang memberikanku flashback dengan orang di masa laluku, tetapi bukan berarti perasaan yang sekarang terlukis kepada Rafka itu palsu. Hari hari terus berlalu hingga hari inilah aku Kembali menemukan hal baru tentang Rafka, di dalam kelas jam dinding menunjukkan pukul 10.20 menit waktu mata Pelajaran ketiga ‘Matematika’ mapel yang paling ku benci . Guruku sedang menjelaskan sebuah materi, lalu menunjuk salah satu teman perempuanku (TIARA) tak selang beberapa menit lalu menunjuk Rafka ternyata mereka hanya disuruh mengerjakan soal di papan tulis. Sontak seluruh teman sekelasku bersorak..
“kiw kiw ciee Tiara!! Rafka!! Huuuu”
Kejadian itu membuatku cemburu tapi apalah dayaku, bahkan diriku ikut bersorak untuk mereka. Aku sadar akan posisiku yaitu hanya sebatas pengagum dan bukan seseorang yang sudah akrab lama dengannya dari kelas X SMA, jadi aku hanya akan memendam rasa kecemburuan itu meskipun terkesan sakit, namun aku juga pernah merasakan kebahagian yang dialami seperti Tiara dengan kata lain comblangan dari teman dekatku. Sejak saat itu aku tahu kalau semua teman kelasku mendukung mereka, begitupun diriku yang ikut mendukung mereka bagaimanapun Tiara itu pernah baik kepadaku sekarang giliranku untuk membalas kebaikannya, aku rela Tiara mendapatkan kebahagian dari Rafka hal itu membuatku teringat dengan lagu seventeen yang berjudul “YANG TELAH MERELAKANMU”
Diana mengambil gitar miliknya, lalu memainkannya dengan diiringi nyanyian merdunya...
Reff ~
“ Aku…yang telah merelakanmu”
“ karena kini aku merasa tak mampu bahagiakanmu..”
“ Tuhan…jagalah jiwa dan raganya “
“ Hidup matiku hanya untuknya”
“ Walau ku tak bersama, bersamanya..”.
Satu kata untukku yaitu “kamu terlalu terang terangan mencintainya sehingga mengacaukan semuanya”.
"huhh, kamu hebat diana semangat untuk diriku" ucapku seperti orang gila yang berbicara didepan cermin.
Keesokan harinya disekolah, waktu jam istirahat berlangsung diriku berjalan menuju kantin sekolah sembari memakai headset untuk mendengarkan musik favoritku.
Saat itu, semua tentang dirinya mulai memudar, aku yang dibingungkan dengan sikapnya seolah olah ia juga mencintaiku nyatanya itu hanya fiktif belaka. Aku tau betul Tiara juga menyukai Rafka itu sebabnya diriku memendam semua ini, aku tak ingin jika pertemananku dengan Tiara hancur hanya karena perihal cinta. di sela sela pikiranku yang sedang berperang aku melihat Ara dan Fera mereka terlihat sedang mengobrolkan sesuatu.
“ weh aku dengar-dengar Rafka udah tau diana menyukainya” ucap Fera dengan nada tinggi.
“ woi jangan keras keras dong!” Jawab Ara dengan santai.
Aku tak sengaja menguping pembicaran mereka, diriku bergegas menghampirinya dan bertanya apakah info itu benar. Sungguh, aku terkejut mendengar hal ini diriku begitu takut membuat Rafka risih. Aku tak menyangka ternyata Tiara lebih dulu mengetahui soal ini, ialah yang mengatakan kepada Rafka bahwa aku menyukainya.
Tiba-tiba Tiara datang menyapa kami lalu bertanya padaku tentang perasaanku pada Rafka.
“din, maaf kamu beneran suka sama Rafka ya” tanyanya.
“ ra.. aku gak bermaksud ngerusak hubungan kamu sama Rafka” Jawabku dengan rasa bersalah.
“din, kamu ngomong apasih? kamu gak salah kok. Aku sama Rafka emang lagi ada problem” ucap Tiara sambil menepuk bahuku.
“sorry ra, aku bukannya mau ikut campur tapi kenapa kamu aduin soal ini ke Rafka?” tanya Ara dengan penuh rasa penasaran.
“gapapa sih, aku cuma pengen Rafka tahu dan ngasih feedback balik ke diana” sontak Tiara menjawabnya.
“What? Nyatanya gak tuh, bahkan sikapnya Rafka ngebuat diana maju mundur” ucap Fera dalam hati.
Aku hanya tersenyum palsu Ketika menatap wajah Tiara, jika memang tujuannya membantuku tetapi mengapa dirinya seakan akan tak ingin semua itu terjadi. Sampai saat inipun tak ada kepastian dari Rafka, padahal niatku menjadi pengagum rahasia tapi justru gagal. Alasanku memendam semua ini karena tidak ingin suasana menjadi canggung, namun kini semuanya berubah drastis aku membenci suasana seperti ini, rasanya ingin menghilang saja.
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-~happy reading
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pengagum
Novela Juvenilmenceritakan tentang sosok Diana yang mengagumi seseorang yang ia kenal di tahun 2022 lalu, tentunya banyak berbagai hal yang telah ia lewati secara langsung. Ini bukan soal masalah besar tapi bagaimana bisa seseorang yang ia kagumi mengetahui perih...