~Bukan kamu~

61 30 1
                                    

Addara berjalan menuju taman belakang sekolah untuk menemui Satria. pagi tadi Satria mengajaknya untuk ketemuan setelah jam istirahat tiba. Dara pun menyetujuinya. Setelah Dara sudah berada disana kedua matanya bergerak gelisah sekaligus terkejut. Ia dibuat binggung kenapa teman-teman sekelasnya juga berada disini. masing-masing mereka membawa setangkai mawar merah. mereka semua tiba-tiba melingkarinya pas begitu Dara sudah datang. Ada apa ini? apa yang Satria rencanakan.

"Addara.." itu suara Satria.

Dara berjalan mendekati Satria. pria itu tersenyum manis kepadanya.

"Kak Satria? bisa ikut aku. aku nggak bisa jawab disini," pinta Dara lembut.

Dara tak ingin ada yang mendengarnya selain dirinya dengan Satria. Dara tak ingin membuat Satria malu didepan teman-temannya.

"Kenapa Addara? kenapa nggak jawab disini aja?" tanya Satria senyumnya perlahan menghilang.

"Aku pengen semuanya tau kal......."

"Nggak bisa kak. aku nggak mau nantinya bikin malu kak Satria," potong Dara.

"Kita bisa bicarakan ini. tapi nggak disini kak," Dara ingin menarik tangan Satria.

"Nggak perlu Addara. kayaknya aku udah tau jawabannya," ucap Satria lalu tersenyum.

Dara mengernyitkan dahinya. tak mengerti dengan ucapan Satria barusan.

"Aku tau kamu bakal ngasih jawaban apa ke aku," ucap Satria masih dengan senyumannya.

"Dan aku nggak mau denger itu," Dara menundukkan kepala. merasa bersalah kepada Satria. pria itu sangat baik kepadanya tapi ia malah menyakitinya.

"Aku akan tetap nungguin kamu. aku...jatuh cinta sama kamu Addara," jujur Satria.

Kepala Dara langsung terangkat. terkejut dengan pengakuan Satria.

"Kak...aku nggak mau bikin kakak kecewa tapi pliss...jangan tungguin aku. aku nggak pantes buat kakak," tolak Dara.

"Kenapa? apa karna Langit?" tanya Satria.

Dara terbungkam. tak bisa menjawab. sementara Satria menghela nafas berat. kembali berupaya untuk tersenyum.

"Langit udah bales perasaan kamu?" tanya Satria pelan.

Dara masih tak menjawab. ia bingung mau menjawab apa.

"Addara...."

"Langit udah bales perasaan kamu?" tanya Satria. mengulangi pertanyaannya.

"Jawab Addara," paksa Satria.

"Belum. tapi aku ngerasa Langit udah bales perasaanku," ucap Dara masih menunduk.

"Addara....aku nggak mau liat kamu sedih cuma gara-gara satu cowok," ucap Satria berusaha menenagkan Dara.

"Kita kan udah dijodohin sama keluarga. emang kamu masih mau nungguin dia buat jatuh cinta juga," ucap Satria masih memaksakan senyumannya.

"Kak...." lirih Dara merasa bersalah.

"Aku akan tetap nunggu jawaban kamu," ucap Satria tulus.

Dara ingin sekali menangis dan memeluk pria di hadapannya itu. namun ia takut karena ada teman sekelasnya. Dara berusaha untuk tersenyum walau kedua matanya sudah berlinang-linang air mata.

"Aku nggak tau kak. mau sampai kapan perasaan ini terus ada,"

"Aku masih butuh waktu buat jawab pertanyaan kakak," ucap Dara.

Satria menghela nafasnya pelan. "Nggak apa-apa raa. aku bakalan tunggu kamu kok. buat nerima aku," ucap Satria menakup kedua pipi Dara lalu tersenyum.

"Karena perasaan memang tidak bisa di paksakan," ucap Satria lalu melepaskan kedua tangannya dari pipi Dara.

Cowok Dingin  || Han YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang