Happy reading📖Suasana kelas itu penuh dengan kegaduhan, dengan setiap kata yang terucap. Gadis-gadis mengobrol dengan penuh semangat, tertawa, dan sesekali melempar tatapan terkagum-kagum ke arah pintu masuk. Mereka menanti kedatangan seseorang yang sepertinya menjadi bualan hangat pagi itu.
Di tengah keramaian itu, Ashel, seorang gadis yang biasanya terlihat serius dan tenang, kini tengah tergolek lemas di bangku. Kepalanya terdiam dalam pelukan tangannya yang dilipat di atas meja, seolah sedang mengejar mimpi yang tak kunjung tiba.
Namun, di sebelahnya, Arin, teman sebangkunya, sedikit terkejut dengan sikap Ashel yang tampak tidak peduli dengan situasi di kelas.
"Ash, bangunlah! Ada murid baru, katanya cogan banget!" Ucap arin berbisik membangunkan Ashel.
Dengan susah payah, Ashel menggeliat dan mengangkat kepalanya dari meja. Matanya masih terpejam, tetapi dia mencoba untuk memperhatikan apa yang sedang terjadi di sekelilingnya.
Ashel sedikit menguap "Apa-apaan sih, Arin? Gak penting" ujar nya kesal
Namun, ketika Arin menyebut kata "cogan", Ashel segera terjaga. Dia tidak bisa melewatkan informasi tentang cowok tampan. Namun, kegembiraannya berubah menjadi kemarahan ketika dia menyadari bahwa kelas mereka benar-benar tengah dihebohkan oleh kedatangan murid baru.
Dengan geram, Ashel mengangkat kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke arah siswa baru itu. Dan alangkah terkejutnya dia ketika menyadari siapa cowok tersebut.
Matanya membulat dan segera menolek ke arah Arin dengan tatapan yang memohon konfirmasi.
Arin yang menyadari keterkejutan temannya tersenyum nakal "Iya, Ash. Itu dia, cowok yang lo suka."
Ashel memutar matanya dalam keputusasaan. Arin sudah terlalu sering menggoda tentang hal itu, dan dia tidak ingin membahasnya lagi.
Sementara itu, murid baru memperkenalkan dirinya sebagai Rajendra Javier Rayend Mahardika, atau lebih dikenal sebagai Jendra. Dia adalah pindahan dari sekolah elit yang terletak tidak jauh dari sekolah barunya.
Hal itu menimbulkan kebingungan di antara murid-murid lain yang bertanya-tanya mengapa Jendra memilih untuk pindah ke sekolah mereka, padahal sekolah asalnya sudah memiliki fasilitas yang memadai.
Guru di depan kelas menyuruh Jendra untuk duduk di bangku barisan ketiga paling kanan, tepat di samping siswa yang duduk sendirian, Gerry, dan tepat di belakang bangku Ashel.
Ashel merasakan detak jantungnya semakin cepat berdegup. Dia berharap agar Jendra tidak menyadari bahwa gadis di depannya adalah pelanggan yang ia layani kemarin.
Sementara itu, Jendra dan Gerry saling berkenalan. Mereka bertukar cerita tentang latar belakang mereka dan tertawa dengan riang. Di antara gelak tawa mereka, Ashel merasa semakin tegang. Dia takut Jendra akan menyadari bahwa dia adalah gadis yang dia layani kemarin.
"Hi gue Gerry. Lu pindahan ya?" Tanya Gerry basa basi, karena tadi ia juga tak memperhatika.
"Iya, gue Jendra. Gue pindahan dari sekolah sebelah sini. Banyak yang bilang disini asik makannya gua pindah ke sini" jawab jendra
"Ga juga sih.Tapi, gue penasaran, kenapa lu pindah ke sekolah sini? Sekolah lu sebelumnya kan udah oke banget."
"Ya, emang sih. Tapi gue pengen cari suasana yang beda, gitu. Dan ternyata, sekolah sini lebih oke dari yang gue kira." Imbuhnya lagi
Gerry mengangguk mengerti, tetapi Ashel masih gelisah. Dia berharap agar Jendra tidak menyadari siapa dia sebenarnya.
Tetapi di dalam hatinya, dia merasa sedikit lega karena Jendra tampaknya tidak mengenali atau mengingatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Mechanics
Teen Fiction»»𝐋𝐀𝐍𝐆𝐒𝐔𝐍𝐆 𝐁𝐀𝐂𝐀 𝐀𝐉𝐀 𝐘𝐀«« Di tengah keramaian sekolah menengah atas di Bandung, Ashel Andisty berdiri sebagai seorang influencer yang dikenal oleh semua orang. Namun, di balik sorotan kamera dan filter Instagram, terdapat sebuah keko...