#01 - Small talk

910 138 30
                                    

Ting.

Suara bel terus berdenting menandakan banyaknya tamu yang datang mengunjungi kedai itu. Namun itu tidak menganggu seorang gadis yang tengah duduk di kursi paling belakang, di pojok dekat jendelanya terganggu sedikit pun. Ia masih berkutat dengan buku dan juga tabletnya. Dia duduk di sana sendirian. Ya, sendiri. Gadis ini hanyalah gadis biasa dengan penampilan sederhana, kaus berwarna putih dipadukan dengan kemeja longgar bermotif kotak-kotak yang kancingnya dibiarkan terbuka dipadukan dengan celana jeans ketat dan sepatu kets. Tidak ada yang menarik dari gadis ini yang bisa membuat pria mau menghampirinya. Kecuali satu, ada satu pria yang mau melakukan itu.

"Hey, kau sendirian?"

Gadis itu mengangkat wajahnya, "Oh, hey." Sapanya seraya tersenyum.

"Aku boleh bergabung?"

Gadis itu mengangguk, "Ya, ya, tentu. Duduklah." Ucapnya begitu ramah.

Pria itu menarik sebuah kursi dan duduk di sisi meja yang lain, "How have you been?"

"Good. I've been good, Niall. What about you?" tanyanya dan senyuman tidak pernah pudar di wajah gadis itu saat ia berbicara.

Niall—pria itu tersenyum, "Aku juga. sudah lama sekali semenjak kita pertama bertemu, ya, Das." Ucapnya.

Daisy—gadis itu mengangguk menyetujui apa yang dikatakan lawan bicaranya, "Ya. Hampir dua bulan, ya." Ia tertawa.

"Ngomong-ngomong kau sedang apa di sini? Sendirian."

Daisy menunjukkan tablet dan bukunya, "Mengerjakan pekerjaanku."

"Di luar selarut ini?" tanya Niall.

Daisy mendesah, "Ya. Jika aku mengerjakan di apartemen, kau tahu kalau Celina tidak akan membiarkanku mengerjakan ini dengan tenang."

"Mengapa? Bukankah dia teman yang menyenangkan?"

Daisy mengangguk, "Tentu saja, tapi ini adalah deadline yang harus aku selesaikan secepatnya. Di apartemen, Celina akan mengajakku menonton film, memasak dan lain sebagainya sehingga aku tidak akan punya cukup waktu untuk menyelesaikannya."

Niall tertawa, "Celina adalah teman yang tepat untuk diajak bersenang-senang, ya."

"Ya. Dia memang seperti itu."

"Kalau begitu apakah aku mengganggumu?"

Daisy menggeleng, "Tidak, tidak. Kau tidak mengganggu."

"Baiklah, aku akan menemanimu bekerja dan menunggumu sampai kau selesai." Ucap Niall.

Daisy menatap pria di hadapannya, "Memang kau sedang tidak sibuk?" tanyanya.

Pria itu menggeleng, "Tidak, aku ingin mengobrol denganmu. Kau bisa menyelesaikan pekerjaanmu dulu, aku bisa menunggu."

"Baiklah." Jawab gadis itu dan kembali sibuk dengan buku dan tabletnya.

Niall memandangi gadis di sampingnya. Sesekali memandang ke arah lain karena tidak ingin tertangkap basah sedang memandangi gadis itu. Rambutnya yang diikat sembarang membuatnya tampak manis. Rambut dan warna matanya sangat senada ditambah dengan bulu matanya yang lentik membuat matanya terlihat sangat indah.

Ini adalah pertemuan keduanya dengan gadis ini. Meskipun mereka beberapa kali berkomunikasi lewat pesan namun saat Niall mengajaknya pergi keluar, waktu mereka sangat tidak pernah tepat. Tidak dikatakan jika saat ini adalah sebuah kebetulan mereka bertemu di sini, pria ini sudah lama mengetahui jika gadis ini sering berada di sini ketika malam hari tetapi baru kali ini ia memberanikan diri untuk menghampirinya.

HALO (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang