#02 - Kiss me?

667 100 48
                                    

Knock knock.

"Masuk saja, pintunya tidak dikunci!" seru Daisy dari dalam dapur saat mendengar pintunya di ketuk. Letak dapur mereka memang berada di ruangan pertama setelah pintu masuk utama.

Terdengar suara pintu yang terbuka lalu ditutup kembali dan Daisy masih sibuk dengan bahan masakan di tangannya. Tidak terdengar suara apapun atau teriakan yang biasa Celina lakukan saat dia kembali ke rumah.

"Cel?" Daisy menoleh ke lorong dan muncullah sesosok pria di sana. "Niall?" Daisy tampak terkejut.

Pria itu tersenyum, "Hey." Sapanya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Daisy tetapi Niall tidak menjawab dan hanya berdiri di tempatnya.

Setelah cukup lama berdiam, Niall kemudian menjawab, "Celina mengundangku ke mari."

"Aku akan telepon Celina." Daisy hendak melangkahkan kaki dari dapur namun Niall menghentikannya.

"No, wait." Ucap Niall.

"Kau bilang Celina mengundangmu, kan? Dia tidak di rumah, aku akan menghubunginya dan menyuruhnya pulang." Ucap Daisy. "Dia bilang kalau dia akan keluar sebentar." Tambah Daisy.

Niall kembali terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa. Jujur saja hatinya sedang tidak baik-baik saja, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. "Oke." Hanya kalimat itu yang mampu terlontar dari mulutnya.

Daisy melesat meninggalkan Niall yang masih berdiri di ambang pintu dapur menuju ruangan di mana ponselnya berada. Terdengar suara gadis itu dari seberang ruangan tampak berbicara pada seseorang di seberang telepon yang diyakini adalah Celina—teman satu apartemennya. Cukup lama sampai akhirnya terdengar langkah kaki mendekat dan Niall masih berdiam diri di tempatnya semula.

"Celina bilang dia sedang ada masalah, kemungkinan akan pulang terlambat." Ucap Daisy yang kini sudah berdiri di depan pantry dan mengambil sebuah cangkir, "Kau mau minum apa?" tanya gadis itu.

"Umm... terserah kau."

Daisy membuatkan Niall secangkir white coffee yang mana adalah minuman kesukaannya. Saat air di dalam panci yang sedang ia masak mendidih, Daisy segera memasukkan sayuran ke dalamnya lalu kembali pada kopinya. Gadis itu membawanya kepada Niall ketika kopi itu sudah siap.

"Kau bisa menunggu di ruangan sambil menonton TV." Ucap Daisy. "Dan jangan pergi dulu, aku sedang membuat makan malam. Kau bisa bergabung bersama kami." Ucap gadis itu lagi.

C'mon, Niall. You can do it. Ucap Niall kepada dirinya sendiri. Pun dia menerima kopi yang ditujukan kepadanya lalu berjalan ke arah meja dan meletakkannya di sana. "Kau sedang membuat apa? Aku bisa membantu."

"Kau bisa memasak?" tanya Daisy.

Niall menangguk, "Sedikit. Mungkin kau bisa mengajari aku." Guraunya.

"Well, aku juga tidak pandai tetapi setidaknya aku tidak akan kelaparan." Gadis itu terkekeh. "Aku sedang membuat sup. Kau suka sup?" tanyanya.

"Ya, ya, aku suka." Jawabnya.

Niall sibuk memandangi pesona gadis di hadapannya. Rambut cokelatnya yang diikat sembarang menyebabkan beberapa rambut keluar dari ikatannya tetapi justru membuatnya terlihat lebih menarik, beberapa menjuntai melewati dagu gadis itu sehingga ia harus sesekali menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Entah atas dorongan apa Niall menghampiri gadis itu, menarik ikat rambutnya hingga terlepas yang mana membuat Daisy terkejut namun sedetik kemudian dia mengikat rambut gadis itu lagi dengan benar.

"Kau pandai melakukannya." Puji Daisy, "Thanks anyway."

"Yeah, terkadang aku mengikat rambut Harry." Jawab Niall sambil tertawa.

HALO (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang