037

3 1 0
                                    




📖📖📖📖📖

37

" nanti aku kabarin kalau aku udah sampai ya, kamu jaga diri baik-baik, jangan terlalu sering capek jaga kesehatan juga aku gak mau kamu sakit " pesan ravin sebelum dirinya pergi.

" iya, tuanku " ucap Jena sambil tersenyum manis pada ravin .

" aku gak lama, paling cuman satu minggu di sana, aku janji gak akan lebih dari satu minggu, tiga minggu lagi kita nikah aku gak sabar untuk itu " ucapnya berat rasanya untuk ravin pergi meninggalkan Jena dia yakin pasti akan sangat merindukan Jena di sana nanti.

" aku nunggu kamu asalkan kamu pulang dengan selamat ya "

" yaudah aku pergi dulu ya " ucap ravin sebelum pergi di kecupnya singkat kening Jena lalu ijin untuk pergi.

Jena yang berdiri hanya bisa menyaksikan punggung sang kekasihnya menghilang sedikit demi sedikit, dia yakin dia akan sangat merindukan ravin, setetes air mata jatuh ke pipinya Jena tidak yakin kalau dia bisa hidup tanpa ravin walaupun hanya seminggu saja.

Seminggu sama seperti setahun buat Jena, sehari tak bertemu dengan ravin membuatnya gila karena rindu sekarang mereka tidak akan bertemu selama seminggu Jena tidak yakin dia bisa menjalani nya.

Di buangnya nafasnya setelah matanya tak lagi melihat tubuh ravin, dengan berat kakinya melangkah meninggalkan tempat itu dia ingin pulang dan menunggu sampai ravin menelponnya.

Sesampainya dirumah Jena terus mengecek ponselnya menunggu ravin menelponnya dia khawatir karena sampai sekarang pun ravin belum menelponnya.

Jena ingin menelpon terlebih dahulu tapi takut jika ravin masih di pesawat jadi dia memutuskan untuk menunggu ravin yang terlebih dahulu menelponnya.

Lama menunggu hingga dua jam akhirnya ravin menelpon Jena juga yang sudah sedaritadi menunggu, dengan cepat ia langsung mengangkatnya.

" halo kamu udah nyampek? Kenapa Lama nelpon nya?, kamu gak kenapa-napa kan vin?, kamu sekarang ada dimana? Kamu lagi " ucapan itu terpotong

" jen, aku baik-baik aja, aku tadi harus ketemu klien makanya gak langsung hubungi kamu, aku minta maaf ya, sekarang aku lagi di apartemen aku, kamu lagi apa? " tanya ravin

" aku lagi rebahan, hm.. Vin aku rindu, kenapa harus seminggu vin, emang gak bisa di kurangin harinya jadi sehari biar besok kamu pulang "

" aku juga mau nya gitu tapikan ini permintaan klien jen gak bisa kita ubah-ubah, kamu sabar ya nungguin aku aku janji cuman seminggu aja "

" yaudah, kamu udah makan? " tanya Jena dengan hati yang masih tidak Terima dengan keadaan nya saat ini yang harus merindukan ravin yang akan berada di Paris selama seminggu.

" udah tadi sama klien, kamu udah makan?"

" udah tadi sama mama "

" mama masak apa hari ini? "

" aku yang masak " ucapnya memberitahu jika dirinya yang memasak bukan mamanya.

" oh ya, kamu bisa masak?, kok aku baru tau"

" apaan sih aku bisa masak ya, kamunya aja yang gak mau tau tentang aku " ucap Jena dengan nada merajuk nya yang membuat ravin gemas mendengarnya.

" iya maaf, kalau aku udah balik nanti aku mau kamu masakin ya biar aku coba masakan calon istri " goda ravin membuat wajah Jena memerah karena salting.

" yaudah kamu tidur gih besok kan ada meeting lagi "

" oke selamat malam mimpi indah ya sayang ku " ucap ravin yang dapat membuat hati Jena berbunga-bunga mendengarnya

" kamu juga, dah vin love you " ucap Jena lalu mematikan sambungan telepon mereka.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang