Jam kosong di pelajaran pertama membuat suasana 11IPA2 sangat ramai.
Sebagian teman sekelasanya terlihat tiduran di pojok belakang kelas, ada yang bergosip, main game, bahkan tiktokan tidak jelas. Seperti Arga, Jensen, dan Jivan contohnya.
"Heh bule, lo nyari trend tiktok itu yang bener dikit ngapa. Masa iya lo nyuruh gue geal geol smartnya Le sserafim, gue cowok coy yang gentleman dikit ngapa." Arga dengan kesal menatap Jensen yang sibuk mencari trend tiktok di ponselnya.
"Masih gampang itu mah, lo gak tau aja ini anak bule ngajak gue geol geol lagunya Siviviz noh, maniac." Ucap Jivan, laki-laki itu tampak berdiri santai dengan tangan merangkul bahu Jensen.
"Emang agak laen ni bule satu. Lo kalo mau bikin begituan ajak si Bemo noh, dia dutanya." Ucap Arga menunjuk laki-laki berisi yang duduk bersama kumpulan murid perempuan di meja pojok kanan.
Bemo ini merupakan teman sekelas mereka yang tingkahnya lemah gemulai seperti perempuan. Mendengar namanya disebut, pemuda yang sedari tadi asik bercemin itu dengan segera menolehkan kepalanya kedepan.
"Kenapa ganteng." Ucap Bemo dengan suara centil disertai kedipan manja yang dia layangkan pada ketiganya.
Arga, Jivan, dan Jensen sontak bergidik ngeri.
"Anjir si Bemo, bisa-bisanya gue sekelas ama sodaranya lucinta luna." Lirih Jivan yang hanya dapat di dengar oleh ketiganya."Plus adeknya mimi peri." Timpal Arga.
"Ini jadi tiktokan gak sih, gue dah nemu ni." Ucap Jensen dengan menyodorkan ponselnya ke depan, membuat fokus keduanya kembali teralihkan.
"Mana, sini." Dengan cepat Arga meraih ponsel milik Jensen, memposisikannya bersandar pada pot bunga hiasan yang berada di atas meja guru.
Ternyata namamu munarohhh
Munaroh bang ocit datang
Prepet prepet prepet
Munaroh bang ocit datang
Prepet prepet prepetSuara ponsel Jensen terdengar keras, dengan badan mereka yang bergerak mengikuti gerakan.
Nara yang sedari tadi memperhatikan bersama Laura dan Adiva, tertawa pelan.
"woy kecebong air!! lo pada ngapain hah? Kek orang kurang gizi gitu." Teriak Laura dengan suara kencangnya disertai tawanya yang keras.
"Eh mulut lo sekate-kate ye, sehat gini lo bilang kurang gizi." Ucap Jivan dengan nada sinisnya.
"Idih sewot."
"Idih siwit." Balas Jivan.
"Ribut mulu dah lu berdua, jodoh tau rasa lo." Ucap Jensen yang sedari tadi memperhatikan mereka. Laki-laki bule itu bahkan sudah mendudukkan dirinya diatas meja bersama Arga.
"Gue sama dia?." Laura menjeda ucapannya, tangan gadis itu bergantian menunjuk dirinya dan juga Jivan dengan sorot mata yang menilai, lalu kembali berucap "yang bener aja, rugi dong."
Mendengar perkataan Laura dengan suaranya yang keras membuat seisi kelas tertawa kencang. Jensen dan Arga bahkan sampai memukul-mukul bahu Jivan yang berdiri didepan mereka membuat pemuda yang kesal itu semakin kesal.
"Heh emaknya limbad, lo pikir gue mau sama lo? Sorry yee. Lagian ya cewe mana yang rugi kalo sama gue, asal lo tau gue ini anak tunggal kaya raya." Ucap Jivan dengan nada sombongnya, dengan tangan yang bersedekap dada.
Uuuuuuuuuu
Sorakan riuh kembali terdengar saat mendengar ucapan Jivan.
"Anak tunggal kaya raya konon. Anak tunggal kaya raya mana yang hobinya numpuk hutang gorengan di ibu kantin hah." Ucap Laura dengan mata melotot kearah Jivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Figuran [ON GOING]
RandomHidup kembali sebagai adik antagonis, apa Nara bisa? Gak bisa bikin deskripsi, langsung aja.