Note: Cerita ini hanya sebuah karangan semata, jika ada kekeliruan atau suatu hal yang menyinggung, saya memohon maaf sebesar besarnya🙏, Terimakasih telah mampir dan besedia membaca cerita ini 🙏
_SELAMAT MEMBACA_
.
.
.///Hujan turun lebih lebat dari biasanya.
Exelrion Theodor Mellfiss kecil, genap berusia 7 th, tengah terdiam menatap rintik air yang mengalir di kaca jendela kamarnya.
Kamar gelap itu begitu sunyi hingga terasa begitu dingin.***
*Tap_Tap_Tap*
Suara langkah kaki yang begitu pelan, mulai mendekat.
Exel tampak menyadarinya, seketika menengok ke arah pintu, menatap gagang pintu yang bergerak.*Ceklik_* pintu terbuka, cahaya menembus sela pintu itu, berdiri sesosok anak lelaki di depan pintu.
"Xel? Hei mengapa terdiam disini?"
Tanya anak itu yang tak lain adalahsang kakak Aiden Cedrik Mellfiss, yang berusia 8 th."..." Exel terdiam dan hanya memperhatikan kakaknya yang perlahan mendekat.
Tampak sebuah pelukan mendekap tubuh Exel.
"Adiku sangat kecil, menggemaskan, dan aku sangat menyayanginya" Ungkap Aiden pada Exel adik nya.
"Kenapa kakak begitu baik padaku?" Kata Exel pada Aiden semberi melepas pelukan dan menatap Aiden.
"Karna kau adik ku! Kenapa?"sahut Aiden.
"Itu tak masuk akal! Ibu tak seperti itu?" Ungkap Exel kecil dengan wajah masam.
Aiden menyadari bahwa Exel tampak sedang merajuk.
"Oho kau marah ya karna ibu? Tadi ibu hanya tengah marah, makanya dia gitu! Sudahlah, kan masih ada aku~ aku akan temani Exel seperti biasanya, kau tak akan kesepian dik!"
Ucap Aiden pada adik kesayanganya.Meski usia mereka hanya selang setahun, mereka terlihat lebih rukun dari pada saudara pada umumnya.
Exel perlahan kembali memahami ucapan kakaknya. Ia mengangguk dan melihat betapa lebar senyum Aiden dihadapanya.
Di hari itu rasa kesepian yang dirasa Exel pecah, setelah Aiden hadir dan selalu menemani nya.
Hubungan keluarga yang rumit antara Seorang ibu dengan anak bungsunya. Sosok kakak menjadi penengah dari gundahnya hubungan itu.
>>>_<<<
//Singkat cerita, siang itu Exel dan Aiden baru kembali dari sekolahnya.
Aiden terlihat senang dan ingin menunjukan hasil ujian nya pada Renatha Gracia Mellfiss.
Terlihat Exel tak begitu bersemangat."Ada apa Xel? Apa hasil ujian mu tidak bagus?" Tanya Aiden menatap Exel dengan raut khawatir.
"Bu_bukan itu, um ini_" sahut Exel lirih dan terbata, sembari memberikan selembar kertas.
Aiden mengambilnya dan memperhatikan isi kertas dengan seksama dan_
"Woahh!? Apa ini Xel? Kamu pintar sekali! Kakak bangga padamu!"
Ucap Aiden dengan girang, setelah melihat nilai Exel yang tinggi seperti miliknya.Terlihat sebuah rona malu di wajah Exel kecil.
Saking besemangatnya dalam sekejap Aiden berlari ke ruang kerja Renatha dan berniat menunjukan hal itu.
Exel terkejut berusaha menghentikan Kakaknya, ia mengejar Aiden, hingga di depan pintu ia berhenti.Ia merasakanya, sebuah dinding besar antara ia dan ibu serta kakak laki-lakinya. Ia hanya terdiam memantung di depan pintu, tak berani bergerak walau hanya selangkah. Sampai ahirnya ia hanya mengintip lewat jendela. Dalam hati kecilnya Exel ingin melihat reaksi Renatha mengenai Hasil ujianya.
//Di sisi lain, waktu yang sama.
"Ibuu!" Teriak Aiden dengan riang gembira berlari Ke arah Renatha.
Renatha yang fokus pada dokumen di mejanya, mendongkak dan melihat putranya Aiden.
"Ada apa Ai ku, tampak kamu begitu gembira, tetap hati hati sayang"
Ucap Renatha pada Aiden, penuh kasih sayang."Bu! Lihat ini!" menyerahkan kertas ujian milik nya dan Exel.
Tampak Renatha melihat Kertas milik Aiden dengan Seksama.
"Waah sudah ibu duga! Putra ibu sangat pintar! Ibu bangga padamu Ai, kita perlu merayakan hal ini!"
Ucap Renatha penuh semangat.Aiden terdiam, ia tak senang.
Dalam hati Aiden kecewa akan reaksi ibunya, karna hanya memuji dirinya.Disisi yang sama, Exel yang tampak mengintip, merasa sangat sedih, pujian itu terarah hanya pada Aiden bukan dirinya, lantas apa yang ia harapkan.
_Sampai pada Aiden kembali bertanya.
"Bu? Bagaimana dengan milik Exel? Dia juga mendapat nilai yang baguss!"
Kata Aiden penuh harap."Oh ya? Lumayan untuk anak sepertinya, lagi pula ia memeng harus seperti ini kan? Jika kakaknya bisa dia juga harus bisa"
Kata Renatha dengan dingin."..." Aiden terdiam, lagi lagi ia hanya diam saat adiknya di perlakukan dingin oleh ibu meraka. Tapi ia memang tak mampu membantah ibunya.
Exel yang mendengar hal itu tampak murung dan beranjak pergi meninggalkan tempat itu.
Sebelum pergi Exel bergumam_"Terimakasih, Sudah menunjukanya pada ibu kak"
_Bersambung
(灬♥ω♥灬)Terimakasih sudah mampir Nyaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Find My Own Love_
Short StorySpesial Ramadhan_ Keluarga Mellfiss, Salah satu keluarga berdarah bangsawan kuno, berprinsip tegas dan kuat. sebagai kepala keluarga saat ini adalah Renatha Gracia Mellfiss, Menggantikan sosok suaminya yang pergi meninggalkan dirinya membawa putri s...