02

1 0 0
                                    

Pukul 07.00. Ian melirik arloji hitamnya di tangan kanan, cangkir kopinya ia letakkan di atas meja kerjanya. Ia melirik ke jendela yang menghubungkannya pada divisi hak asuh anak, berharap Evelyn sudah datang. Ian mengakui jika ia menyukai Evelyn sejak pertama kali melihat gadis berambut hitam pekat itu. Senyuman lugunya, tatapannya yang tajam, dan pembawaaannya yang sedikit cemas membuat Ian gemas dibuatnya.

Ian tidak mau terlihat mencolok, itu sebabnya ia menaruh Evelyn di divisi adiknya, ia takut jika perasaannya membahayakan karier Evelyn yang baru dirajut.

"Permisi.. permisi.."

Evelyn berjalan cepat menuju meja kerjanya yang sudah terisi beberapa tumpukan berkas berisi kasus. Ian tersenyum tipis, cukup lega karena hari ini Evelyn tidak terlambat.

Braak..
Beberapa berkas di meja Evelyn jatuh, sepertinya dijatuhkan oleh seseorang. Ian terkesiap seraya bangkit dan melihat apa yang sebenarnya terjadi melalui kaca di ruangannya.

"Baru hari kedua tapi sudah telat lagi, kau mau kupotong gaji lagi?" Soobin berdecak seraya melemparkan 5 berkas Evelyn ke kolong meja.

Ian yang melihatnya langsung keluar dari ruangan, berharap dapat membantu pujaan hatinya.

"Ini ada apa, Pak Choi?" Tanya Ian, urat di lehernya menegang.

"Kau bilang ke anak buahmu ini, Ian! Orang baru itu harus masuk pukul 06.55 karena briefing. Ini malah baru datang jam 07.00! DISIPLIN AJA GAK BISA, YAKIN BANGET BISA BERTAHAN DISINI?"

Ian melirik Soobin, adik kandungnya."Itu peraturan darimana? Lo bikin sendiri?"

"Itu peraturan khusus di divisi gue."

"Gue ambil alih divisi lo aja gimana? Gue muak liat lo ngejatuhin orang terus," balas Ian, otomatis hal ini membuat seisi ruangan langsung menatap kaget pada Ian.

Soobin dan Ian pun masuk ke ruangan Ian, tentu saja untuk beradu argumen. Evelyn berusaha menahan dirinya agar tidak menangis, tidak ada yang memberitahunya terkait masuk pukul 6.55, baru kali ini Evelyn merasa sangat terkucilkan. Minji bangkit dari kursinya seraya memeluk erat teman barunya itu.

"Lo sinting?!"Tegur Ian pada Soobin."Itu anak baru gak tau briefing harus jam 6.55. Lo bilang nggak? Nggak kan? Gimana caranya dia bisa tau?"

"Ha-harusnya dia taulah, kan katanya lulusan terbaik di kampusnya."

Ian berdecak."Lu kira lulusan terbaik fakultas hukum bisa jadi cenayang juga? Lu gila, ya, Bin! Lo ada masalah apa sih, sama si Evelyn? Kalo lo gak nyaman sama dia, biar gua ambil alih divisi lo, atau si Evelyn gue pindahin ke tempat gue."

"SILAHKAN AMBIL CEWEK KESAYANGAN LO ITU! GUE GAK BUTUH!"

****
Evelyn mulai memasukkan dokumen ke dalam tasnya. Ia melirik Soobin yang masih duduk di dalam ruangannya, ia ingin meminta maaf namun takut.

Seorang lelaki dengan jas warna hitam menatap Evelyn, siapa lagi kalau bukan Choi Ian.

"Nona Evelyn, bisa ke ruangan saya sebentar?"pinta Ian, Evelyn mengangguk lalu mengikuti Ian menuju ruangannya.

Ian mempersilahkan Evelyn untuk duduk di hadapannya, ia mulai membaca tumpukan berkas berisi pekerjaan Evelyn hari ini."Pekerjaanmu bagus untuk seorang junior associates nona Evelyn, aku minta maaf jika adikku merusak harimu. Jika kau mau aku bisa menawarkan pekerjaan baru di divisiku."

Evelyn menggeleng pelan."Terima kasih atas penawarannya pak, tapi saya agak takut jika Pak Soobin semakin marah bila saya berlindung pada bapak. Hari ini memang kesalahan saya lagi, pak."

Ian menghela nafasnya pendek."Okay kalau begitu. Besok kita ada makan bersama tim, dinner. Kamu harus datang, ya."

Evelyn mengangguk perlahan."Terima kasih pak Ian."

Evelyn pun menutup pintu ruangan Pak Ian, disitu ada Minji dan Beomgyu yang sudah siap mendengarkan gossip baru.

"Jadi Pak Ian minta maaf sama lo, Eve? gak nyangka gue," ujar Beomgyu."Tumben banget."

Minji mengangguk pelan."Iya, trus tiba-tiba ngajak lo dinner, hmm.."

Evelyn menggeleng."Dinner semua divisi kok."

Minji menautkan alisnya,"hah, satu div--"

Ponsel Minji berdering, menampilkan sebuah pesan singkat disana.

From: Ian Choi

Could you please do me a favor, Minji?

Minji menghela nafasnya pendek. Darimana Ian tau kalau mereka sedang bersama Evelyn?

"Iyaa.. nanti aku coba cek jadwal lagi, kayaknya bener ada, deh, Gyu, Eve."

Evelyn tersenyum tipis, walau ia tidak tau jika Ian akan mengajaknya untuk berkencan. 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Lawyer & Sacred Island Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang