rumah sakit.

77 9 2
                                    

haiii guys balik lagi di cerita guee nich, semoga sukaaa yay































dan di malam itu di saat abang' nya pergi, haekal melakukan bermacam macam hal, salah satunya adalah menonton film kesukaan nya.

sampai di mana jam menunjukkan pukul 21.45 pm haekal pun memutuskan untuk belajar di kamarnya

sedangkan itu di tempat lain.

"pak tolong antar saya ke bar xxxx " ujarnya yg di angguki sang supir

sesampainya di bar, arno. memesan beberapa botol wine, meminumnya dengan keadaan pikiran yg kacau.

berawal dari kerja sama yg gagal karena di tipu dan membawa kabur uangnya puluhan miliar sampai dari omongan orang' yg mengkritik ia yg tak kunjung menikah lagi.

di saat itu juga arno tiba-tiba teringat kejadian saat istrinya meninggal dahulu. "karena anak itu" gumam arno

* * *

waktu sudah menunjukkan pukul 22.15 pm haekal pun memutuskan untuk mengakhiri sesi belajar nya, di saat baru saja menutup bukunya, tiba-tiba.....

BRAK!!

haekal tersentak kaget saat melihat sang ayah yg membanting pintu kamar nya

"loh, pa-"

plak!

ucapan haekal terhenti saat arno yg tiba-tiba menampar nya

"p-papi kenapa? k-kok nampar e-ekal?" tanya haekal sambil memegangi pipinya dengan mata yg berkaca kaca siap menangis

bugh!

bugh!

bugh!

"gara-gara kamu istri saya ninggalin saya" ujar arno yg diiringi beberapa pukulan

bugh!!

bugh!!

bugh!!

"gara-gara kamu lahir, istri saya sudah tidak ada lagi."

"hiks... s-sakit pi... arkhhh" Isak haekal sambil menutup 2 telinga nya

bugh!!

bugh!!

bugh!!

"andai dulu dia tidak memilih untuk menyelamatkan mu, sekarang dia masih ada di sini!" amuk arno sejadi jadinya.

sedangkan haekal? ia hanya bisa menangis saat mendengar fakta kalau ibunya lah yg berkorban demi keselamatan nya.

perlahan pandangan nya mulai meredup, pusing menyerang kepala nya, dan perlahan pandangan nya berubah menjadi gelap.

saat menyadari tidak ada lagi pergerakan dan suara tangisan lagi, arno berhenti memukuli tubuh yg sudah tak berdaya itu lalu keluar dari kamar haekal sambil membanting pintu.
.

.

.

.

.

seperti pagi biasanya Vodka pergi menuju kamar haekal untuk mengajak nya sarapan

ceklek!

"dek sarapan yuk" tapi di saat dirinya melihat ke arah kasur haekal tidak berada di sana, tetapi saat ia menoleh ke samping

"astaga adek!" teriak Vodka saat mendapati haekal yg pingsan di samping meja belajarnya.

tanpa berpikir lagi Vodka langsung mengangkat tubuh ringkuh sang adik dan membawanya ke rumah sakit.

.

.

.

"gimana bisa jadi gini" tanya arthur saat baru saja sampai di depan ruangan haekal

"gue ga tau apa' baru aja masuk ke kamar ekal udah Nemu dia yg pingsan dengan penuh lebam di badannya" jelas Vodka sambil memijat pelipisnya

"argh! bangsat seharusnya kemaren gue paksa aja buat ikut gue" ujar arvin yg kini duduk di samping vodka

"sabar dulu, kita tanya haekal nya langsung nanti" ucap vodka dan tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan haekal tdi

"bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya arthur, sang dokter melepas masker nya lalu menghela nafas

"keadaan sudah lumayan membaik, kemungkinan besar lebam yg ada di tubuhnya akan lama menghilang, dan saya rasa dari kejadian ini akan membuat pasien sedikit trauma" jelas dokter, arthur, vodka, dan arvin pun saling bertatapan

"sudah bisa di jenguk dok?" tanya arthur dan dokter mengangguk

"kalau begitu saya permisi dulu" pamit sang dokter


"ekal..." panggil arthur saat melihat haekal yg duduk di atas bangsal

"ekal kenapa bisa jadi gini dek?" tanya arvin yg kini ikut duduk di bangsal, di saat Vodka menyentuh pundak haekal ia tersentak kaget, tubuh adiknya bergetar.

"dek tenang ya.. ada abang di sini" ujar Vodka menenangkan haekal

"siapa yg ngelakuin ini ke kamu?" tanya arthur sedangkan haekal menggeleng dan terdengar suara isakan

"jangan bilang yg ngelakuin ini papi lagi?" arvin menyahuti dan suara isakan haekal makin terdengar jelas. mereka yg melihat haekal seperti itu sudah bisa menebak jika ini adalah perbuatan sang ayah.

"shit! papi? bisa bisa nya" gumam arthur yg di dengar oleh vodka karena mereka bersebelahan

"adek bisa jelasin kenapa ini bisa terjadi?" tanya vodka lagi dan  haekal kembali menggeleng

"ternyata.. mami nda ada itu karena ekal ya?" tanya haekal, mereka bertiga hanya mampu terdiam saat rahasia yg sangat di jaga mereka sudah di ketahui oleh haekal.

"kenapa abang nda ngasih tau ekall?" tanya haekal menatap para abang nya yg masih terdiam

"kenapa hiks... kenapa nda kasih tau ekal hiks.. kenapa.." tangis haekal sambil memeluk lututnya

"dek ka–"

" jangan sentuh.. hiks gara-gara ekall lahir mami nda ada buat abang hiks.. seharusnya ekal nda usah lahir.. nda usah ada di sini hiks.. nda usah ngeliat kehidupan di dunia ini.. biar mami nda pergi, kenapa harus ekal yg selamat tapi bukan mami?" ujar haekal memotong perkataan arvin

mereka bertiga mati Matian menahan air mata supaya tak menangis saat mendengar perkataan haekal tadi, jujur mereka tak suka haekal menyalahkan dirinya, ini sudah takdir, hati mereka juga merasa sakit saat mendengar tuturan haekal tdi.

"ga, adek ga salah, yg terpenting itu kita tetep sama-sama " ucap vodka

"kalau kita bahagia. mami juga pasti bahagia" arthur menyahuti sambil mengusap air mata haekal

"t-tapi papi?" tanya haekal sambil menatap mereka bertiga dengan mata sembab nya

"ekal tenang aja ya, ada kita di sini, kita bakal jagain ekal" sahut arvin yg di angguki arthur dan vodka yg di akhir mereka memeluk tubuh si bungsu.

























bongkar dikit-dikit aja duluu, ini baru awal dari semua nya, jangan lupa kasih bintang yaaa itu kan gratis jadi juga bisa bikin gue semangat :D

makasih!! yg udah baca cerita guee





four prince of heaven.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang