BRO! - 01

448 38 8
                                    

16 Maret 2024

ꌗꍏ꓄ꍟ꒒꒒ꀤ꓄ꍟ

Seorang wanita cantik menoleh ketika pipinya dikecup, senyumnya terbit ketika melihat sang pelaku adalah putra sulungnya.

"Morning, Mommy" sapanya.

"Morning too, sayang" sapa balik wanita itu lalu kembali fokus pada masakannya, tak lama tiga kecupan berturut-turut kembali ia terima dari ketiga putra kembarnya.

"Morning, Mommy".

"Morning, Mommy".

"Morning, Mommy".

"Morning too, sayang-sayangnya Mommy" sapa balik wanita itu tersenyum manis.

Setelah beberapa menit wanita itu membawa hasil masakannya ke meja makan dan membuatkan sarapan bagi keempat putranya.

"Daddy business trip kemana, Mom?" tanya si bungsu Meteoroid.

"Ke New Zealand sayang" jawab wanita bernama lengkap Bulan Alika Sanjaya itu.

"Ari hari ini ada latihan basket, Mom" ujar Antariksa memberitahu Bulan agar wanita itu tidak kebingungan saat nanti ia pulang telat.

"Okay, sayang. Pulang jam berapa?" tanya Bulan mengarahkan atensinya pada putra keduanya itu.

"Jam 8, Maybe" jawabannya dibalas anggukan oleh Bulan.

"Kalo kalian ada kegiatan apa hari ini?" tanya Bulan kepada ketiga putranya yang lain, mereka menggeleng bersamaan.

"Angkasa free, Mom".

"Teo free, Mom".

"Tero juga free, Mom" jawab Angkasa, Asteroid, dan Meteoroid bergantian, lalu mereka kembali fokus pada sarapan masing-masing.

ꌗꍏ꓄ꍟ꒒꒒ꀤ꓄ꍟ

Dua Lamborghini memasuki pekarangan
SMA Budi Dharma lalu berhenti setelah terparkir di area parkiran khusus mobil.

Empat orang pemuda tampan keluar dari kedua Lamborghini itu, banyak siswi-siswi menatap kagum keempat pemuda itu, pemandangan yang sudah tak asing karena memang banyak gadis mengidolakan keempat putra dari keluarga Sanjaya itu.

ꌗꍏ꓄ꍟ꒒꒒ꀤ꓄ꍟ

Asteroid berjalan menyusuri koridor dengan tujuan ke kelas adik kembarnya Meteoroid.

Saat kelas Meteoroid sudah dekat bahkan ia sudah dapat melihat adik kembarnya yang sedang bercanda bersama temannya tiba-tiba langkahnya berhenti.

Netranya tertuju pada satu objek yang sedang duduk di kursi pinggir lapangan, sang objek tampak fokus pada buku di tangannya, tanpa sadar senyuman terbit di wajah Asteroid.

Satu objek yang selalu dapat membuat senyumnya mengembang, pipinya merona, jantungnya berdetak lebih cepat, sudah satu tahun terakhir Asteroid menjadikan gadis itu sebagai objek favoritnya di sekolah ini.

Namun, siapa sangka walaupun memiliki paras yang hampir sempurna tetap saja Asteroid tak berani mendekati gadis itu, menurutnya hanya memandangi sedari jauh saja sudah lebih dari cukup.

Fokusnya terganggu saat merasakan tepukan si pundaknya, saat menoleh ia melihat Meteoroid yang sudah berada di hadapannya.

"Napa lo melamun? Liatin apasih?" tanya Meteoroid membuat Asteroid menggeleng dan langsung memberikan paperbag berwarna putih kepada Meteoroid.

𝐁𝐑𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑𝐒! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang