9. Akademi

1.2K 155 7
                                    

Happy reading..

.
.
.

Masih ingat saat sosok yang diketahui bernama V dipanggil untuk bertemu dengan Demon di ruang hitam? (Chapter 6)

Ruang Hitam

Tidak seperti ruangan pada umumnya, ruang hitam termasuk salah satu ruang yang paling ditakuti oleh penghuni neraka.

Karena disana, mereka akan dihadapkan langsung dengan
'pembicaraan yang harmonis' dengan adik sang dewa Kegelapan, Demon.

V berlutut dengan patuh tepat didepan Demon, yang saat ini berdiri di samping seseorang yang tengah duduk di singgasana nya.

Mereka berdua menatap dingin dan datar kearah V menunggu apa yang ingin dibicarakan nya.

"M-mohon maafkan hamba my Lord dan tuan Demon,s-saya hanya ingin menyelamatkan tuan muda Ravanz dari para tikus² itu.

Dan saya juga merasa tertarik dengan rasa benci dan dendam yang terpancar sangat kuat dari tuan muda Ravanz.

Anda bisa membunuh saya sekarang juga my Lord,saya memang pantas mendapatkan nya."

...

Hening..

Ditambah aura Kerverust dan Demon tidak mengenakkan membuat V semakin mengeluarkan keringat dingin yang banyak.

"Jaga Ravanz dan Ravinz, terutama Ravinz.
Masuk ketubuh Vio dan gunakan tubuh nya(Ravanz) hanya saat di waktu yang tepat.
Kau mengerti?"

"Dimengerti,my Lord.."

Setelahnya sosok yang dipanggil my Lord itu menghilang bak ditelan angin dan hanya menyisakan 1 buah kupu-kupu hitam yang terbang kearah tangan Demon.

"Kali ini aku melepaskanmu, tapi tidak untuk lain kali.
Dan terus pantau keadaan tuan muda."

"Tentu,tuan Demon."

Setelahnya Demon pergi meninggalkan V yang masih berdiam diri membuat rencana yang sempurna untuk bisa melindungi 2 tuan muda kesayangan dari Lord nya.

________________

Pagi ini Evelyn,Ravinz beserta para wanita lainnya dan juga Vio sedang mengadakan acara minum teh di taman belakang.

Sementara anggota yang lain? Kalau para laki-laki mereka sedang mendiskusikan hal penting(?) sementara para anak-anak yang lainnya,mereka sedang berlatih pedang bersama.

Dan kenapa Ravinz tak ikut berlatih juga? Karena seluruh keluarga melarangnya untuk menguasai teknik pedang, bahkan hanya memegang sebuah pedang pun ia tak diperbolehkan.

Mereka hanya tidak ingin tangan kecil,lembut dan terlihat rapuh itu memegang sebuah pedang yang berat serta kasar dan melukai tangan lembut itu.

Oke kita lanjut ke arah lain, dimana Evelyn dan para wanita yang saat ini tengah berdiskusi tentang kebutuhan si kembar.

Sedangkan Ravinz dan Vio tengah bermain kuda-kudaan. Vio yang menjadi kudanya dan Ravinz yang berada diatasnya.

Mereka terus bermain sampai tidak sadar dengan perubahan suasana yang ada pada Evelyn.

Evelyn dengan nada lembut namun terdengar sedikit tegas itu memanggil Ravinz dan Vio untuk menghampiri nya.

Kring

Kring

Kring

Bunyi keras gelang kaki Ravinz membuat lamunan Evelyn berangsur hilang dan tersenyum menatap putra bungsu nya menatap dirinya dengan ekspresi bingung yang sangat kentara sekali.

Ravinz De Vanca [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang