5. Kematian Neiro

5.4K 576 20
                                    

Happy Reading..









•••
"Kau yakin Ayah?"
Tanya Elivia sambil memincingkan matanya menatap kearah Lucius dengan tatapan penuh curiga sekaligus ragu.

"Kenapa tidak?"
Jawab Lucius sambil memperlihatkan wajah dingin dan datar kembali menatap kearah Marquss dan Elivia yang mengalihkan tatapan mereka kearah lain.

"Kita mempunyai akses lebih di istana Arthur, jadi kita harus menggunakan kesempatan ini dengan baik,bukan begitu Melina..?"
Masih dengan wajah datar dan dingin nya Lucius melirik kearah Melina yang ada di sebelahnya dengan mata tajamnya.

Sedangkan Melina yang melihat itu mengangguk mengerti dan kembali menatap kearah Martin, Marquss dan Elivia dengan senyum lebar nya yang tidak bisa diartikan.

"Kalian tentu ingat bukan dengan kejadian saat Neiro yang membuat kekacauan disaat kau berada di Istana Arthur, bukan begitu Marquss?"

Marquss yang ditanya hanya terdiam dan menundukkan kepalanya tapi tidak dengan ekspresi wajahnya yang berubah dan tangannya yang terkepal erat menahan amarah nya.

"Aku dan Ayahmu sudah melakukan penyelidikan tentang itu,ayahmu menemukan kejanggalan yang sangat aneh di halaman belakang Istana Arthur.
Saat itu di tengah malam dimana kalian semua termasuk aku tertidur,Ayahmu sedang berjalan santai di lorong-lorong istana.

Dipertengahan jalan dia mendengar suara seorang lelaki dan seorang perempuan yang tengah mengobrol serius di halaman belakang
Istana. Ayahmu yang penasaran segera mengintip dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan,ternyata dua orang yang mengobrol itu adalah Neiro dan salah satu dari tiga maid utama yang bernama Nia.

Tapi yang aneh maid itu terlihat seperti tidak ingin melakukan apa yang diperintahkan Neiro. Bahkan Neiro sampai mencekik leher pelayan itu dan memberikan ancaman ia akan membunuh seluruh anggota keluarganya tanpa tersisa satu pun,pelayan itu yang mendengarnya bergetar ketakutan dan mengangguk mengiyakan perintah Neiro."

Melina memperjelaskan seluruh peristiwa yang dilihat suaminya tanpa dikurang dan dilebih-lebihkan.

Marquss yang mendengarnya menunjukkan seringai jahatnya dan mendongakkan kepalanya keatas menatap kearah Lucius dan Melina yang juga menunjukkan smirk jahat mereka.

"Kau benar Ayah. Kita harus menggunakan kesempatan ini dengan 'sangat baik'.."

Martin dan Elivia yang mengerti juga memperlihatkan seringai jahat mereka terutama Elivia yang membasahi kedua bibir merahnya bersemangat karena akan mendapatkan mangsa yang menurutnya terlalu berani berurusan dengan anggota Vanca.

Keluarga Duke yang dikenal dingin,kejam,tak kenal ampun dan tak membedakan apakah dia laki- laki atau perempuan mereka tetap akan 'menyingkirkan' mereka sampai keakar-akarnya sekalipun sampai bersih tak tersisa.

________________________________

Setelah kejadian tadi,mereka mengakhiri rapat itu dengan beberapa perintah mutlak dari Lucius.

"Kita berangkat sore ini,perintahkan seluruh prajurit Vanca untuk berkumpul di tempat berlatih dan katakan kalau aku akan datang untuk memerintahkan beberapa perintah.

Marquss,kau buatlah surat kunjungan keluarga Vanca dan kirim segera ke istana. Kalian juga bersiap-siaplah,kita akan pergi menuju Istana Arthur dan membicarakan rencana ini dengannya. Bersikaplah normal seperti tak terjadi apa-apa saat sampai di Istana Axircer. Itu saja."

Setelah itu seluruh Anggota keluarga Vanca bubar dan hanya tersisa Marquss yang tengah duduk di kursi kerja nya menulis surat kunjungan keluarga Vanca untuk ke istana Axircers seperti yang diperintahkan Lucius.

Ravinz De Vanca [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang