Tiga hari kemudian...
Setelah tiga hari dirawat, akhirnya Haifa diperbolehkan dokter Sarah pulang hari ini. Sorenya air infusan Haifa habis, barulah jarum dilepas dengan bantuan suster. Rezvan senantiasa selalu berada di samping Haifa, kantor pun dihandle Dion selama dia tidak masuk.
"Mas, keluar sana. Aku mau gantu baju," ucap Haifa mengusir Rezvan agar menunggu di luar.
Bukannya keluar Rezvan malah mengunci pintu, melangkah mendekati Haifa. Tangan terulur membuka kancing baju Haifa satu persatu mulai terlepas. Seharusnya Haifa marah atau membrontak tapi ini dia malah membiarkan Rezvan melakukannya. Rezvan membuka bra Haifa yang kekecilan, membebaskan payudara yang tertekan.
"Honey besok kita ke mall, beli bra cup besar, supaya tete kamu gak ketekan." Rezvan memilintir puting Haifa dan menjepitnya, lalu memberikan remasan.
"Awwhhh mas sakit." Haifa terpekik merasa sakit saat payudaranya diremas.
"Padahal mas remasnya pelan honey, kok bisa sakit. Biasanya juga mas ngeremas kencang kamu keenakan, tumben banget malah kesakitan."
"Entahlah mas aku juga kurang tau, tapi emang beneran sakit. Payudara aku kayanya lagi sensitif. Mungkin lagi masa pertumbuhan, jadi tambah besar juga, kan?"
"Tete kamu udah darisananya besar honey, kalau makin besar yang ada jadi bola. Coba lihat tangan mas aja gak bisa menampung tete kamu," jawab Rezvan menangkup payudara Haifa. Rezvan mendekatkan bibir, melahap payudara Haifa tanpa meremasnya sedikitpun. Mulutnya begerak menghisap payudara Haifa yang masih belum mengeluarkan asi, sebab dia baru saja hamil.
"Eumhh mas nyeri." Haifa berusaha mendorong Rezvan supaya mulutnya terlepas dari putingnya.
Rezvan melepaskan hisapan, saat melihat wajah kesakitan Haifa. Rezvan menjangkau tisu yang ada diatas nakas, mengambil beberapa lembar. Dia mengelap payudara istri kecilnya yang mengkilat karena air liurnya.
Sesudah merasa bersih, Rezvan memakaikan Haifa baju kaos tanpa memasangkan bra kembali.
"Loh mas bra aku kok gak dipakai lagi, payudara aku bisa keliatan putingnya," protes Haifa.
"Bra kamu kekecilan honey, kasihan teta kamu jadi tertekan. Kamu juga bakal susah nafasnya, kamu juga mas larang pakai bra dirumah, sebelum beli bra baru," ujar Rezvan melarang keras Haifa menggunakan bra kekecilan.
"Engga nyaman mas kalau gak pakai bra," kekeh Haifa.
"Pilih gak pakai bra atau tidur gak mas kelonin," tegas Rezvan memberi sebuah pilihan yang sulit untuk Haifa pilih.
Ya, Haifa memang belum mengetahui bahwa dirinya tengah hamil sekarang. Tetapi entah magnet apa yang ada di dalam tubuh Rezvan hingga menarik dirinya agar terus berada didekat pria yang merupakan suami kakaknya. Selama berada dirumah sakit, Haifa tidak bisa ditinggal Rezvan barang sebentar. Setiap mau tidur Rezvan harus bertelanjang dada, sebab Haifa ingin mencium langsung aroma badan Rezvan yang menguarkan wangi, dan berbaring berbantalkan lengan Rezvan. Tangan Rezvan juga harus siaga berada di atas perutnya, mengusap-usap perutnya sampai dirinya terlelah. Hal baru yang rutin dilakukan Haifa sebelum tidur yaitu harus dikelonin!
"Gimana? Bisa tidur tanpa mas kelonin." Rezvan masih setia menunggu jawaban Haifa yang dia sendiri telah mengetahuinya.
Haifa menggeleng, mengangkat tangan minta di gendong. "Pokoknya aku mau dikelonin!" Pungkasnya.
"Iya mas pasti kelonin, tapi honey harus nurut sama perkataan mas. Toh mas ngelarang demi kebaikan kamu honey," ucap Rezvan mencium kening Haifa.
Haifa semakin mengeratkan pelukan dileher Rezvan, pertanda bahwa dirinya tidak mau dilepaskan. Perubahan drastis sifat Haifa membuat Rezvan senang, karena istri kecilnya tidak akan bisa lepas dari genggamannya.
***
Satu jam sudah berlalu, Tisha Jesslyn dan Jovita Ratnasari merupakan manager sekaligus sahabatnya, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Di sebuah villa yang akan menjadi lokasi pemotretannya.
"Vit, siapa kira-kira model pria yang menjadi pasanganku?" Tanya Tisha sembari mereka berjalan memasuki villa.
"Gue juga gak dikasih tau sha, mereka bilang rahasia. Katanya nanti juga lo bakal tau sendiri," kata Jovita.
"Gue jadi penasaran dan tertantang." Balas Tisha.
Perlu diketahui sedikit tentang seorang Tisha Jesslyn adalah model terkenal disebuah agensi. Karier Tisha melonjak berkat bantuan Rezvan Alannaro Carloz pebisnis sukses dan tampan, kaum hawa pun setiap melihat Rezvan terpesona, bahkan mereka terang-terang sering menggoda, sayang sekali Rezvan bukan pria yang mudah termakan rayuan betina. Saat karier jatuh Tisha begitu beruntung dipertemukan dengan Rezvan, menolong Rezvan yang hampir dibunuh oleh seseorang. Kedekatan keduanya mulai terjalin menjadi sepasang kekasih, untuk kedua kalinya Rezvan melakukan hubungan intim bersama wanita yang sudah tidak perawan lagi. Tapi Rezvan tidak meninggalkan Tisha, karena merasa berhutang padanya, akhirnya mereka memutuskan menikah. Kedua orang tua Rezvan sempat tidak menyetujuinya, karena bujuk rayuan Tisha yang pandai mengambil hati orang tuanya. Sampai Mami dan Papi Rezvan merestui pernikahan mereka. Mulai darisanalah karier Tisha yang sempat jatuh kembali bangkit, nama Tisha Jesslyn Carloz terkenal mendunia, semua itu tak lepas dari Rezvan sendiri.
Tisha telah berganti pakaian sexy, yang memamerkan keindahan tubuhnya. Bikini yang dipakainya cuma bisa menutupi puting dan vagina. Mereka akan melakukam pemotretan dihalaman belakang dekat kolam berenang.
"Lihatlah disana pasangan mu sudah menunggu," tunjuk Jovita pada seorang pria yang tengah berdiri membelakangi mereka, dengan badan tegap, tinggi dan berotot dilengannya nampak keliatan walaupun hanya dari belakang.
Tisha menghampiri pria tersebut, untuk sekedar berkenalan. "Ehm, apa kau yang menjadi pasangan ku di pemotretan kali ini." Tisha dengan penuh keberanian menyentuh pundak pria itu.
Pria itu tersenyum smirk mendengar seseorang yang amat dikenalinya. Tidak mau membuat wanitanya menunggu, dia lantas membalik badan.
"Raihan! Kau." Tisha menutup mulutnya, betapa terkejutnya dia melihat orang dari masalalunya hadir kembali didepan matanya.
"Hello cintaku! Kita bertemu kembali, setelah lima tahun kamu menghilang begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun sebagai salam perpisahan. Jika kamu memang jodohku, maka takdir mu akan bersamaku cinta. Aku merindukan mu!"
Raihan memeluk Tisha begitu saja dan membisikan sesuatu ke telinga wanitanya, "Aku merindukan kehangatan diranjang bersama mu. Biar aku ingatkan sedikit tentang masa lalu kita, dimana kamu yang haus belaian dari ku, ketika kontol ku menembus memek mu yang masih perawan waktu itu, sungguh aku tidak menyesal. Kau bahkan sempat hamil anakku, sayang sekali anak kita tidak bisa bertahan hidup dirahim Ibunya yang kecanduan alkohol! Gara-gara kau anak ku mati!! Puas kau sudah membunuh darah daging mu sendiri!!"
Plak! Raihan menampar pantat Tisha dengan sekuat tenaga sampai merah.
"Lepas!! Aku engga mau kau menjadi pasangan ku, lebih baik batalkan saja pemotretan ini. Aku akan membayar kerugiannya berapapun itu." Tisha membrontak, dadanya bergemuruh, pertemuan dengan Raihan sama sekali tidak ada dalam daftar list Tisha selama ini. Bahkan pria itu adalah orang yang ingin dilupakannya, kenang-kenang kebersamaan mereka sudah Tisha kubur dalam-dalam.
**BERSAMBUNG**
Guys buat kalian yang mau baca "ADIK IPAR MENGGODA" dari part 1-39 dengan harga 50K buruan cek di karyakarsa author, link ada di bio..
Harga aslinya 149K... Kalian hemat 99K...
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Ipar Menggoda
RomanceWarning 21+ Dibawah umur di atas, silahkan memyingkir. Jika ingin membaca diatas umur yang tidak disarankan, author tidak bertanggung jawab🙏 Sinopsis Haifa Qalesya gadis 20 tahun, yang masih duduk di bangku SMA. Anak yatim piatu hanya hidup bersama...