4. Misi Sampingan Kedua

12.2K 1.3K 35
                                    

Anak laki-laki di bawahku mengaduh saat tentu saja, aku dari atas, dengan kecepatan tinggi, menghantam tubuh anak laki-laki ini.

Aku buru-buru berdiri dari posisi jatuhku, dan mengulurkan tanganku pada anak laki-laki yang jatuh itu.

Aduh, aku takut kalau kepala anak itu benjol dan dia meminta pertanggungjawaban dariku. Aku juga bakalan bingung harus mempertanggung jawabkan perilaku ini dengan apa. Aku tidak punya uang untuk membawa anak ini ke rumah sakit, lalu status sebagai anak buangan Duke hanya akan memperburuk situasiku.

"Maaf, apa kamu baik-baik saja?" tanyaku.

Anak laki-laki itu menatapku dengan kerutan sakit di dahi, ada suara ringisan samar berasal dari bibirnya. Pasti sakit banget, tubuhnya aku hantam begitu. Kalau aku di posisinya, aku akan mengabaikan segala etika dan martabat, lalu meminta kompensasi yang sesuai pada orang itu, atau lebih bagus marah dan membentak.

Dengan tangan agak gemetar, anak itu menerima uluran tanganku. Aku lalu menarik tubuh anak itu supaya bisa berdiri tegak, sementara sebelah tangannya lagi masih memegangi kepalanya.

... Sepertinya dia masih kesakitan.

Haduh, kalau geger otak dan tiba-tiba amnesia, aku tidak tahu harus apa.

"Maafkan aku, apa kamu baik-baik saja?" tanyaku ulang.

Anak laki-laki itu lebih tinggi dariku. Dia memiliki rambut abu-abu dengan bola mata biru, walau masih bocil—menurutku—auranya khas bangsawan sekali. Dan setelah memainkan otome game yang memang menekankan visual, di mana setiap karakter memiliki karakteristiknya tersendiri, dan biasanya akan lebih ditonjolkan daripada NPC, aku bisa tahu kalau anak ini memiliki peran di dalam gim The Queen of Rose.

[Lihat informasi karakter]

[Nama: Adrian Crissalo

Peran: Pemeran sampingan

Usia: 15 tahun

Ciri khas: Rambut abu dan mata biru

Latar belakang: Merupakan putra tunggal dari keluarga Marquis Crissalo. Memiliki peran sampingan dalam gim The Queen of Rose sebagai orang yang jatuh hati pada Charlotte, tapi tidak pernah menerima rasa cinta yang setara. Adrian akan mati di masa depan saat menyelamatkan Charlotte]

Oke, aku tahu orang ini. Dia adalah orang yang akan jatuh cinta pada Charlotte setelah memiliki chemistry dengannya saat sudah berusia remaja. Hanya saja, takdir Charlotte bukanlah Adrian, tapi tentu saja Adrian juga telah berusaha untuk menentang takdir itu. Terlepas dari usaha Adrian, takdir yang manis tidak pernah berpihak padanya. Nasib malang memutuskan untuk membunuh Adrian ketika terdapat sebuah adegan di mana situasi akan membahayakan Charlotte di masa depan. Oke, lebih baik menceritakan spoiler nanti.

"Iya, aku baik-baik saja." Suara Adrian dibarengi oleh ringisan bergema dalam kesunyian hutan ini.

"Sungguh?" tanyaku dengan khawatir. Meski senang memaki sistem dan para bulolnya Charlotte, aku juga bisa merasakan simpati. Terlebih ada orang yang tubuhnya aku hantam dengan keras seperti ini. "Katakan padaku jika ada yang terluka."

Adrian hanya tersenyum kecil. "Tidak apa, ini tidak parah."

"Maafkan aku, aku tidak sengaja jatuh padamu," ujarku.

Adrian terkekeh. "Lagipula, kamu datang dari mana? Apakah dari langit? Seorang malaikat, hm? Warna rambutmu sangat putih, mirip dengan sayap malaikat, bukan?"

Aku menggelengkan kepala, agak malu kalau disangka seperti itu oleh Adrian. "Bukan! Aku memanjat pohon ini untuk menghindari monster yang mengejarku."

Adrian mengerutkan dahinya. "Monster? Ah, jangan bilang, tipe monsternya adalah anjing liar?"

END | Anak Buangan DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang