| GV - 01

502 56 45
                                    

01

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01. MY DARLING SARADA

Manik gelap menenangkan itu mengintip di balik truk yang terparkir di sebuah bangunan cukup sederhana. Matanya bergerak tidak diam dengan perasaan sedikit was-was, seolah-olah sedang menghindari sesuatu. Gerak-gerik mencurigakan gadis tersebut di ketahui oleh seorang perempuan dengan rambut yang terkepang dua.

"Sarada?"

Perempuan itu berpikir sejenak. Gadis yang beberapa hari ini tidak terlihat itu membawa beberapa paperbag di kedua tangannya. Ia rasa tahu maksud ke datangan gadis yang sedang mencuri-curi pandangan dengan halaman depan kantornya.

Perempuan berkepang dua itu pun berjalan mendekat secara perlahan-lahan. Sedangkan gadis itu masih belum menyadari jika ada sosok yang datang dari belakang. Sampai sebuah tangan menepuk bahunya, membuat gadis yang di panggil Sarada terperanjat kaget.

"Huakh!--" Sarada langsung menutup mulutnya. Gadis itu berbalik dan mengetahui rupa sang pelaku. "Kak Namida!"

Namida tertawa sampai memegang perutnya, reaksi Sarada di luar dugaan perempuan itu. Sekarang, gadis dengan rambut pendek berwarna hitam mengerucutkan bibir tengah merasa jengkel.

"Hey, hey jangan cemberut seperti itu. Aku akan kena marah jika Boruto melihat ekspresi jelekmu itu."

Sarada memalingkan wajahnya. "Biarkan saja. Siapa suruh mengejutkan orang---dan!" Kini giliran Namida yang tersentak dengan ucapan gadis itu. " ... Aku tetap cantik, manis, menggemaskan bagaimana pun kondisinya dengah gaya apa pun, itu sudah di akui secara resmi oleh Kak Boruto."

"Baik-baiklah, adik Sarada. Aku akan bertanya, untuk apa kau mengintip di balik truk ini seperti seorang mata-mata? Jika orang lain yang melihat tingkah mencurigakanmu ini mereka akan menganggap kau seorang penjahat atau penguntit."

Gadis itu menyibakkan rambut hitam pendeknya. "Hah! Apakah penampilanku terlihat seperti penguntit?" tanya Sarada sedikit berlagak.

Mata Namida mengerjap. "Tidak, justru kau terlihat seperti stalker yang tergila-gila dengan bos di kantor ini."

Suara jentikan yang berasal dari jari Sarada terdengar. "Tepat sekali, jadi dimana bos tampan yang Kak Namida sebutkan itu?"

Namida menyilangkan tangannya di depan dada. "Bos muda itu sedang berada di belakang, ia sibuk membenarkan mesin cetak yang sekarat. Padahal sudah ku bilang untuk membeli yang baru. Akibatnya ada banyak novel yang tertun---"

"Begitukah? Terima kasih, Kak Namida. Aku pergi dulu!" Seru Sarada memotong kalimat Namida.

Namida hendak mengatakan sesuatu, tapi Sarada terlanjur pergi menjauh. Gadis yang terpaut beberapa tahun di bawahnya berlari kecil sambil menenteng bawaanya. Untuk bertemu bos muda yang dimaksud, Sarada harus pergi ke samping gendung kantor ini.

Gadis itu pun sampai di area belakang. Ada sebuah bangunan yang terpisah dari kantor ini, itu adalah gudang sekaligus workshop yang sengaja di sediakan. Sarada memasuki bangunan itu dengan tidak sabar. Tapi saat mendengar suara dentingan benda, ia memelankan langkahnya kembali.

Golden VenomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang