"Bu, enak ya Jadi Orang Kaya,bisa sekolah elit itu." seru Kiki Melihat Pemandangan di kaca sambil Berandai-andai.
Anita sedang mengulek bumbu berhenti saat anaknya berkata seperti itu sambil mengela nafas dan mendekati Kiki dan mengelus rambut-nya. "iya nak,kamu boleh kok Berandai-andai menjadi orang kaya,dan ibu yakin suatu saat nanti kamu jadi seorang pemimpin yang baik dan menjadi orang yang berada" ucap-nya, sambil tersenyum.
"Yasudah nak. Kamu lebih baik bantu ibu jualan gorengan"
"Siap ibu"Selepas Kiki Membantu ibunya, lalu Kiki membawa tentengan box yang berisi gorengan dan berkeliling jualan gorengan di depan gerbang sekolah dan berteriak "gorengan !!"
Kiki duduk di tanah dan menero box tersebut di bawah, berapa menit suara bel istirahat bergema semua siswa berkeliaran dan keluar mencari jajanan.
"Nara, kamu mau beli apa?" Tanya Tiara kepada Nara menuju keluar gerbang.
"Gak tau nih. Aku bingung membeli apa"
Nara melihat sekeliling orang-orang berkerumunan, lalu menghampiri pedang itu, Nara melihat Kiki sedang melayani pembeli," Tiara,kita beli itu aja yok"seru-nya.
"Kak berapa harga gorengan risol mayonaise ini!"
Kiki menatap arah Nara sambil tersenyum. "Nara! Ini harganya hanya dua ribu kok satunya, neng geulis"
Nara terkejut merona terhadap Kiki.
"Nara, nanti kita main yuk"
"Kemana ki?"
"Taman"
" Boleh selesai aku sekolah ya.." sontak Nara bersemangat.
"Baik, akan saya tunggu kamu disini."
Kiki gembira saat melihat dagangan nya laris dibeli semua orang,ia sedang menunggu Nara di depan gerbang. Selang beberapa jam Kiki menunggu lama nara sampai ia tertidur di depan gerbang, akhirnya Nara sudah waktunya pulang.
"Tiara, aku duluan ya"
"Iya Nara"
Nara berjalan sambil meloncat kegirangan menuju depan gerbang dan menemui Kiki, ia Melihat Kiki sedang tertidur pulas Nara mencolek tubuh Kiki yang sedang tertidur pulas, Kiki sontak terkejut dan melihat ada Nara sudah di depan matanya,"Nara."
Mereka berdua jalan bersama menuju taman, dan mereka duduk di depan tampan dan melihat pemandangan danau.
Kiki mencabut rangkai bunga dan ia merakitnya menjadi bando yang indah lalu ia menghampiri Nara dan memasang bando tersebut di atas kepala Nara. "Boleh kah kita, bersahabatan,"sambil menunjuk jari kelingking-nya depan Nara.
Lalu Nara melingkari kelingking tersebut,"boleh kok."
"Apakah kita pasti bertemu saat dewasa nanti Kiki??"
"Pastinya Ra."
"Berjanjilah kepadaku, menunjukkan kelingking menyuruh Kiki melingkar jari tersebut. "Kamu gak bakal meninggalkan ku ketika dewasa, dan kita selalu bersama?"
Kiki melingkari jari tersebut dan memiringkan kepalanya dan memegang wajah Nara sambil tersenyum."Janji Nara..aku akan selalu ada, untuk kamu cantik."
Panik Pak Dika menjemput nara,namun nihil Nara tidak ada di sekolah. "Pak, apakah anak-anak pada sudah keluar sekolah?"
"Sudah pak."
"Bapak melihat anak kecil tingginya segini gak?"
Satpam menggeleng-geleng kepalanya,pak Dika menepuk jidatnya nya sambil mengela napas panjang.
"Aduh, gimana nih kalau tuan putri Nara tidak ada. Gimana cara memberitahu kepada nyonya dan tuan." Sambil menggigit jarinya sedera memasuki mobil Avanza lalu meninggalkan tempat tersebut.Dika memasuki rumah bak istana tersebut yaitu rumah Nara,
" Dimana Nara!" Terka Dita.
Dika takut menatap wajah Dita dirinya hanya menunduk."Ma-maaf nyonya,Nara tidak ada di sekolah."
" Kok bisa Tidak ada di sekolah, apa kamu mau gaji kamu bulan ini saya potong!"Dita mendekap tangan. Namun Dika selalu membujuk nya.
"Ma-maaf nyonya maaf kan saya gak bisa menjaga tuan putri nara."
"Nara, lebih baik kamu masuk rumah, daripada kamu kena marah oleh ibu mu"
Nara memasuki gerbang, Dita menghampiri dirinya
" Hati-hati ya Nara," Kiki melihat kehadiran Dita dengan wajah takut.
"Nara!" Sontak Dita dan menjewer telinga kanan anak tirinya, dan memasuki rumah tersebut.
Rengek Nara, merintis kesakitan."Sakit mah, maafin aku mahh"
"Nara kamu kemana aja hah! Mami gak suka kalau kamu ini menjadi anak pembakang dan bandel,dan beraninya kamu main bersama dengan anak miskin itu,ayo masuk rumah!"